Malam ini, lagi-lagi Jaehyun terbangun karena Wendy kembali tertidur disebelahnya merangsek memaksakan tubuh kecilnya agar dapat tertidur berdua di sofa yang sempit. Jaehyun menghela nafas lalu membopong tubuh Wendy menuju kasur king yang tadi seharusnya Wendy tiduri.
Jaehyun menatap ragu setelah Wendy kembali terlelap di atas kasur, ia ingin tidur di sebelah Wendy tapi ia takut ia menakuti wanita itu di keesokan harinya. Jujur, tubuh Jaehyun sebenarnya sangat kuat dan kekar, hanya saja, realistisnya, tetap saja tubuhnya lama kelamaan merasa sakit dan pegal selama tidur di atas sofa yang tidak cukup empuk itu selama berminggu-minggu.
Apalagi setelah cedera fatalnya ketika perang kemarin. Tubuhnya sangat rentan akan rasa sakit.
Ya karena anak perempuannya sangat menempel kepada kakak laki-lakinya yang satu itu. Ia tidak bisa menolak ketika Lami meminta untuk tidur dengan Jeno di kamar double single bed, pilihan terakhirnya hanyalah sofa. Jaehyun memutuskan untuk berbaring disebelah Wendy dan berpikir urusan Wendy marah atau tidak, itu urusan nanti. Saat ini ia butuh kasur layak untuk tidur.
...
Jaehyun tiba-tiba berada di dalam rumah orang tuanya. Jaehyun terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya menyadari bahwa ia kembali aasuk ke dalam mimpi Wendy. Ia baru menyadari bahwa ketika mereka tidur di 1 ruangan yang sama, hal ini pasti terjadi.
Jaehyun masuk lebih dalam ke dalam rumahnya dengan hati-hati. Ia mendengar suara tangis bayi dari arah dapur. Jaehyun mendekati sumber arah suara tersebut untuk melihat apa yang terjadi. Ketika ia sampai di dapur, ia hanya bisa menatap lembut keberadaan ibunya yang sedang menggendong Yeri di pelukannnya.
Ini kembali kepada Wendy yang masih berusia 11 tahun. Ketika Yeri baru berusia 8 bulan, dan ketika Wendy masih berada di tingkat 1 menjadi siswa Moonstone. Tahun pertama dan mungkin kedua bagi Jaehyun di Moonstone.
Duk duk duk duk duk
Suara lari anak kecil di lantai kayu terdengar tak jauh dari keberadaannya, kemudian muncullah dirinya sendiri. Baru saja pulang bermain dari luar rumah dengan tubuh penuh dengan peluh. "Baru pulang bermain?" Tanya sang ibu. "Iya mom." Jawab Jaehyun. "Bersihkan dirimu. Sebentar lagi kita akan makan malam."
Jaehyun mengangguk singkat lalu pergi menuju kamarnya. Tak lama kemudian, ia melihat sosok Wendy kecil yang berjalan takut mendekati ibunya sambil merunduk dan melirik cemas. Sang ibu hanya melirik Wendy sebentar lalu mengabaikannya dan kembali memperhatikan bayi Yeri.
"M-Mama... m-maukah kau menemaniku membeli kentang goreng di rumah Lisa?" Tanya Wendy pelan. "Memang kau punya uang?" Tanya sang ibu dengan tegas. Wendy mundur beberapa langkah dan hanya terdiam tidak bisa menjawab karena tentu saja anak 11 tahun tidak akan punya uang jika tidak diberi orang tuanya.
"Jangan banyak mau jika kau tidak punya uang. Dan jangan panggil aku mama." Ucap Ibu Jaehyun dengan dingin. "M-Maaf nyonya..." Jawab Wendy lirih menahan tangis lalu setelah itu Jaehyun melihat Wendy yang naik ke lantai atas. Jaehyun mengikutinya karena ingin tau kemana Wendy pergi setelah diperlakukan kasar oleh ibunya tadi.
Jaehyun tertegun ketika ternyata Wendy naik ke loteng dan mulai membuka kotak-kotak yang sepertinya memang miliknya, terlihat mencari sesuatu. "Yah... hanya punya segini..." Ucap Wendy kecil sedih ketika ia hanya menemukan 2 buah uang koin. Jaehyun menatap sendu anak tersebut. Wendy hanya ingin memakan kentang goreng.
Setelah itu Wendy menangis tapi dari suara tangisnya yang pilu, dia tetap berusaha untuk tidak menangis dan menahan segalanya sendirian di atas sini. Wendy membereskan kembali kotak-kotak itu kemudian lanjut menangis sampai kelelahan dan terlelap di atas loteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EARLY MARRIAGE✔️
Fanfiction[Wendy/Jaehyun] - "Halo mama, kalo papa, kami adalah anakmu dari masa depan." Keadaan aneh dimana Wendy dan Jaehyun, selaku murid di sekolah sihir, The Moonstone, dipanggil oleh kepala sekolah karena ada 2 anak (perempuan dan laki-laki) yang menga...