Part 1

2.4K 230 39
                                    

Lisa merasa jemarinya ditarik sang Ibu lembut. Raut kecewa itu masih ada, tapi Lisa bernafas lega saat melihat senyuman bertengger di wajah ayu sang Ibu.

"Ayo kita beri ucapan selamat pada kakakmu." Ajak Bom dengan suara lembutnya.

Lisa mengangguk dan ikut tersenyum. Gadis itu berdiri dan berjalan beriringan dengan sang Ibu.

Berjalan menuju ke arah sang Kakak yang sedang sibuk tersenyum menerima ucapan selamat dari tamu, tentunya dengan suaminya yang berlaku sama.

Ah, kenapa Lisa merasa jantungnya berdebar tak karuan begini sih saat melihat kakak iparnya itu tersenyum.

Sadarlah, Lalisa!

"Maa" Rose menatap sang Ibu dengan mata berkaca-kaca. Kemudian, wanita itu memeluk sang Ibu dan membenamkan wajahnya di ceruk leher malaikatnya itu diiringi sebuah isak tangis. "Maafkan aku..."

Lisa memalingkan wajahnya, tak ingin melihat pemandangan menyedihkan itu.

Ch. Kakaknya itu benar-benar.

"Kau Lisa, ya?"

Oh, bahkan suara kakak iparnya saja Lisa suka.

Lisa tersentak. "A-ah, iya." Jawabnya kikuk.

Entahlah, jiwa jahatnya yang berniat ingin menampar lelaki bernama Hanbin di depannya itu kini sudah hilang.

Hanbin tersenyum menampilkan dimple nya. "Seperti yang Rose selalu bilang, kamu memang cantik."

Blush~

Ya!!! Kenapa Lisa malah merona, eoh!!!

Hanbin menjulurkan tangannya. "Perkenalkan, namaku Hanbin. Maaf, karena telat memperkenalkan diri."

Lisa menjabat tangan lelaki bangir itu. "Namaku Lisa. Ya, kau telat sekali. Andai saja aku bertemu lebih dulu denganmu."

Itu hanya bayangan Lisa.

"Namaku, Lisa. Ah ya, tak apa." Jawab Lisa dengan senyuman manisnya.

Argh. Kenapa dia tidak bisa marah, sih?

Ingat, Lisa! Lelaki ini sudah menghancurkan masa depan kakakmu!

"Lisa" Panggil Rose.

Lisa menoleh dan menemukan sang kakak tengah merentangkan kedua tangannya. "Peluk aku, Lisa. Yang lamaa"

Dan Lisa tak berfikir dua kali untuk memeluk tubuh sang kakak yang menatapnya dengan mata sembab itu.

Sekilas, Lisa dapat melihat jika Hanbin membungkuk pada sang Ibu seraya berucap kata 'Maafkan aku' Yang dibalas dengan jawaban 'Tolong, bahagiakan Puteri dan calon cucuku.'

Lisa rasanya ingin berucap 'Tolong bahagiakan aku juga' pada kakak iparnya.

Gawat! Lisa harus bisa menghentikan debaran jantungnya yang memompa dengan ritme tak beraturan itu saat melihat Hanbin tersenyum tulus.

"Aku sudah berjanji di hadapan Tuhan akan membahagiakan mereka semampuku."

Nyatanya, jawaban Hanbin sanggup membuat Lisa sadar dan kembali ke permukaan.

Lisa terkekeh saat merasa Rose mengeratkan pelukannya. "Menjadi seorang Ibu merubahmu menjadi manja, huh?" Ledeknya.

Rose mencebik. Ia menyentuh ujung hidung sang adik kemudian berkata. "Aku rindu padamu, astaga. Kau semakin cantik saja, Lisa. Jangan membuatku iri!"

Membuat Lisa terkekeh. "Yah, dan kau nanti akan gempal karena terlalu kelebihan nutrisi---YA!" Lisa berteriak saat Rose mencubit lengannya.

Rose tertawa. "Aku tak sabar memberimu keponakan, Lisa. Ku harap, ia tak seperti dirimu yang kurang ajar pada kakaknya."

Lisa berdecih. Apa-apaan itu?

Ekor mata Lisa menangkap Hanbin yang tengah terkekeh. Lengan lelaki bangir itu menyentuh perut datar sang kakak.

"Baby akan menuruti kecantikan kalian. Bibi dan Ibu nya sangat cantik, bagaimana bisa ia tidak menurutinya, hmm?" Hanbin berujar dengan nada lembut.

Sial!

Kenapa bukan dia saja yang diperlakukan semanis itu oleh Hanbin?

Sadarlah, Lalisa! (2)

***

Rose dan Hanbin memilih untuk tinggal di kediaman Bom. Dengan rengekan Rose tentunya.

Hanbin yang pada dasarnya sangat mencintai kekasihnya, ah sekarang wanita cantik itu sudah menjadi istrinya, menurutinya dengan senang hati.

Lagi pula, satu rumah dengan mertua sendiri tak apa, kan?

Ada Lisa juga, adik iparnya itu pasti akan membantunya dalam menjaga Rose dan calon buah hati mereka.

***

Gamau tau kalo mau lanjut harus vote komen. 😆

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang