Part 20

1.6K 199 32
                                    

"I do."

"I do."

"I do."

"Hei, I do apa?"

Lisa mengerjapkan matanya saat mendengar sebuah pertanyaan keluar dari mulut lelaki bangir yang kini---tengah berjalan ke arahnya dengan hanya memakai handuk yang melilit di pinggang. Sepertinya habis mandi. Dan raut penasaran terpampang jelas.

Astaga. Lisa bermimpi rupanya.

Tunggu.

Ia kecewa?

Karena itu hanyalah mimpi?

Lisa menggeleng pelan. Gadis itu turun dari ranjang dan berjalan ke luar kamar.

"Aku antar ke sekolah."

Sayup-sayup Lisa dapat mendengar suara kakak iparnya yang sedikit berteriak itu.

Gadis itu menghela nafas. Lisa kira tadi itu kenyataan.

Andai saja benar kakak iparnya itu melamarnya. Mungkin Lisa akan benar-benar menjadi wanita terbahagia di dunia ini.

Andai saja.

Lisa membuka pintu kamarnya dengan lesu. Malas sekali rasanya ke sekolah dengan mood buruk seperti ini. Tapi, mau bagaimana lagi? Lisa tak ingin terus berduaan dengan kakak iparnya. Bisa-bisa Lisa kurang kontrol.

Hahaha. Ia kan mesum.

Tadi saja sempat terpikirkan bagaimana perut abs milik kakak iparnya itu kalau ia pegang.

Atau bahkan ia elus-elus.

Hahaha

***

Bibi Jung terdiam saat melihat Rose hanya melamun di jendela kamar. Dari semalam ia perhatikan, keponakannya itu memang sangat aneh. Maksudnya, seperti menahan sakit tertentu tapi ketika ditanya, hanya menjawab 'baik-baik saja'.

Tentu saja ia tak sebodoh itu untuk percaya.

Apa rumah tangga keponakannya itu tak baik-baik saja?

Tapi, mereka terlihat bahagia dan saling mencintai satu sama lain.

Tapi, kenapa? Kenapa Rose malah terlihat begitu sedih?

Wanita paruh baya bermarga Jung itu kemudian memasuki kamar keponakannya.

"Sarapan dulu, sayang." Ujarnya yang kala itu membuat Rose tersentak kaget.

Lamunannya tentang apa yang dilakukan suami dan adiknya semalaman seketika menghilang.

Wanita itu tersenyum. "Iya, Bi."

***

Lisa menjatuhkan rahangnya saat melihat bagaimana penampilan kakak iparnya yang begitu---seperti bukan lelaki yang sebentar lagi akan menjadi seorang Ayah---dengan mata membulat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lisa menjatuhkan rahangnya saat melihat bagaimana penampilan kakak iparnya yang begitu---seperti bukan lelaki yang sebentar lagi akan menjadi seorang Ayah---dengan mata membulat.

"Kak! Masa ke kantor dengan setelan begini?" Tanya Lisa dengan alis menukik.

"Memangnya kenapa? CEO bebas."

Untuk kedua kalinya Lisa menjatuhkan rahangnya.

Ya!!!! Masalahnya kan hari ini kakak iparnya akan mengantarnya ke sekolah. Lisa tak mau kakak iparnya itu ditatap lapar oleh teman-teman satu sekolahannya!

Lisa memalingkan wajah saat Hanbin tersenyum.

Ia tak ingin melihat lesung pipi lelaki bangir itu di pagi hari. Asupan glukosanya takut berlebihan. Kkk

Hanbin membukakan pintu mobil untuk adik iparnya. "Masuklah."

Tapi, Lisa bergeming.

Hanbin yang gemas langsung saja menarik lengan gadis berponi itu dan tubuh mereka saling berhadapan.

Chu~

"Masuklah, sayang." Goda Hanbin yang manakala membuat Lisa langsung masuk mobil dengan pipi memerah.

Usahanya untuk mempertahankan kadar glukosanya agar tak berlebih itu gagal saat pipinya dikecup.

Argh!

***

Lisa turun dari dalam mobil saat Hanbin menepikan mobilnya di sebuah pekarangan rumah.

"Kak?"

"Rumah keponakanku." Ujar Hanbin saat menyadari raut bingung Lisa.

Lisa mengangguk. Dilangkahkan kakinya mengikuti Hanbin yang masuk ke dalam rumah.

Tak lama, Lisa melihat seorang anak kecil berlari kegirangan ke arah mereka. Tepatnya, ke arah Hanbin.

Dan mata Lisa melebar.

YAAA!!!! BERANI SEKALI DIA MENCIUM LELAKIKU!!!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

YAAA!!!! BERANI SEKALI DIA MENCIUM LELAKIKU!!!!!!

Oke. Tenang Lisa. Itu hanya anak kecil. Dan dia adalah keponakan Hanbin. Tenang.

Hanbin terkekeh saat melihat raut wajah Lisa yang menurutnya begitu lucu. Bibirnya mengerucut, menggemaskan sekali.

 Bibirnya mengerucut, menggemaskan sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan cemburu." Ujar lelaki bangir itu.

Chu~

"Nah, sudah ku cium kan."

Lisa langsung saja menutup wajahnya malu.

YAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!! KENAPA MENCIUMNYA DI DEPAN ANAK KECIL, SIH!!!!!!!!!!!!!!!!

"Aunty cantik ini Aunty baru aku ya, Uncle?"

***

Kembek lagi, nih. Lagi semangat-semangatnya karena disemangatin. 🌚

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang