Part 5

1.6K 208 52
                                    

Tangannya reflek bergerak mendorong tubuh Hanbin sehingga segelas air itu otomatis tumpah ke arahnya.

Ke arah kaos putih tipis yang Lisa pakai.

Hanbin dapat melihat bayangan hitam di bagian dada dari dalam kaos putih tipis basah itu. Lelaki berumur 21 tahun itu menelan ludahnya dengan susah payah.

Apa adik iparnya itu sedang menggoda nya, huh?

"Maaf, aku tak sengaja---"

Sret

Lisa tersentak saat tiba-tiba Hanbin menarik tangannya sehingga kini posisi mereka saling berhadapan dengan jarak hanya beberapa senti.

Lisa bahkan bisa merasakan hembusan nafas kakak iparnya itu.

Hanbin menatap adik kandung dari isterinya itu dengan tatapan intens.

Iris coklat Lisa seakan menghipnotisnya agar tak melihat ke arah yang lain.

"Aku lelah berpura-pura." Bisik Hanbin.

Lisa menahan nafas. Apa maksudnya? Berpura-pura?

Tatapan Hanbin turun ke bawah, sehingga kini fokusnya adalah ke arah bibir kissable Lisa yang sialnya berwarna merah.

Memakai lipstick merah di tengah malam? Jelas. Hanbin yakin bahwa adik iparnya itu tengah menggodanya sekarang.

Chu~

Lisa melebarkan matanya saat merasa sebuah benda kenyal menyentuh bibirnya.

Hanbin menciumnya!

Lisa dapat merasakan bahwa telapak tangan lelaki bangir itu menekan tengkuknya, berusaha memperdalam tautan mereka.

Lisa merasa kakinya melemas.

Ini bukan mimpi, kan?

Di tengah ciuman itu, Hanbin menyeringai.

Ya, ia lelah berpura-pura tak mengetahui bahwa Lisa menyukainya.

Menyukai kakak ipar sendiri, huh? Kkk.

"Hhh-" Lisa menghela nafas nya tak teratur saat tautan itu terlepas.

Good kisser... Kakak iparnya seorang Good kisser.

Dan kini, kakak iparnya itu malah mengecup sudut bibirnya. Tersenyum, kemudian berkata.

"Gantilah bajumu, jangan sampai orang lain melihat bayangan hitam di bagian dadamu itu, Lis."

Lalu, pergi begitu saja.

Meninggalkan Lisa yang melebarkan matanya. Lalu, lari dengan secepat mungkin ke dalam kamar.

Ya Tuhan!

Tadi itu benar-benar memalukan. Bagaimana bisa Lisa bahkan tak menyadari bahwa bra nya tercetak, huh?

Begitu sampai di dalam kamar, Lisa menutup kepalanya dengan bantal. Berusaha meredamkan teriakannya yang ia yakini pasti nyaring.

Hanbin menciumnya!

Menciumnya!

Hanbin!

Kim Hanbin!

Kakak iparnya!

Menciumnya!

Pantas saja tadi Lisa sangat ingin memakai lipstik merah di tengah malam.

Maafkan aku, Kak. Tapi, suamimu begitu menggoda. Batin Lisa.

"Aaakkkkkk" Teriak Lisa lagi. Tentunya terendam oleh bantal.

***

"Selamat pagi semua!" Sapa Rose ceria saat duduk di meja makan. Wanita itu mencium pipi suaminya dan pipi sang adik bergantian.

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang