Part 9

1.6K 187 58
                                    

Jaehyun
Malam, Lis. Gimana, suka liontin nya?
8.30 pm

Lisa
Jae, kita sudah selesai. Kau tak perlu lagi memberiku apapun
8.35 pm

Jaehyun
Aku tahu. Tapi, apa kau benar-benar tak ingin memberiku kesempatan kedua? Aku tahu dulu aku salah. Untuk itu biarkan aku memperbaiki kesalahanku
8.36 pm

Jaehyun
Biarkan aku menepati janjiku untuk membuatmu bahagia, Lis
8.40 pm

Jaehyun
Kau bahkan tahu bahwa aku sangat mencintaimu
8.49 pm

Jaehyun
Baiklah. Mungkin cukup untuk hari ini. Selamat malam, selamat tidur princess. 🖤
9.12 pm

***

Entah menjadi kebiasaan untuk Lisa selalu haus dan minum di tengah malam.

Dan sudah dua malam ini kebiasaan itu bertambah dengan hadirnya sosok Hanbin yang melakukan hal yang sama.

Bonus tanpa memakai atasan yang selalu membuat Lisa merasa ingin mengeluarkan darah dari lubang hidungnya.

Perut kotak-kotak itu selalu membuat Lisa pusing.

"Haus lagi?" Tanya Hanbin begitu mendapati adik iparnya kini tengah duduk di salah satu kursi meja makan. Tentunya dengan segelas air di genggaman tangannya.

Lisa mengangguk sebagai jawaban. Matanya menatap random ke segala arah, asal tidak ke arah tubuh polos kakak iparnya itu.

Hanbin membuka lemari pendingin, kemudian mendesah kecewa.

Hal itu membuat Lisa menjadi penasaran. "Kenapa kak?" Tanya Lisa.

Hanbin menutup pintu lemari pendingin. Ia menatap Lisa dengan raut wajah kecewa.

"Aku lupa kalau sudah meminum soda ku sebelum tidur tadi." Ujarnya. Lelaki bangir itu duduk di samping Lisa yang kini tengah menatapnya.

"Kenapa tak minum susu saja? Minum soda di tengah malam itu tak baik loh, kak." Komentar Lisa.

"Apa yang kau minum?" Tanya Hanbin.

Lisa menatap gelas berisi setengah air yang ia simpan di atas meja. "Air putih tentu saja."

"Kenapa tak habiskan?" Tanya Hanbin.

Lisa mengerenyitkan dahinya. Gadis itu kemudian meminum air putihnya.

Sret

Chu~

Lisa melebarkan matanya saat Hanbin mencium bibirnya saat ia selesai minum.

Hanbin menyeringai. "Rasa air putih lebih enak saat sudah masuk ke dalam mulutmu."

Lelaki bangir itu terkekeh saat melihat mata gadis di depannya itu membulat.

"Kenapa selalu menciumku?" Tanya Lisa pelan.

Hanbin tersenyum. "Karena aku menyukainya."

***

Rose menepuk bagian ranjang di sampingnya. Kosong.

Mata wanita itu berusaha untuk dibuka dan mengerenyitkan dahi saat tak melihat suaminya.

"Sayang" Panggil Rose.

Tak ada sahutan.

Rose menuruni ranjang dan membuka pintu kamar. Apa Hanbin sedang berada di dapur ya, untuk minum?

Menjadi kekasih lelaki bangir itu selama 1 tahun, membuat Rose hafal kebiasaan Hanbin yang sering kehausan di tengah malam.

Ah, ia jadi haus juga.

Rose berjalan menuruni tangga dengan beberapa kali menguap. Matanya sangat berat.

Wanita itu kemudian berbelok menuju ke arah dapur. Ia harus menuntaskan rasa hausnya.

***

"Tak pakai lipstik merah lagi?" Tanya Hanbin

Lisa meringis. Sangat memalukan ketika mengingat bahwa ia pernah sengaja memakai lipstik merah tadi malam.

Ya, jujur saja semalam Lisa memang berniat untuk menggoda kakak iparnya.

Tapi, malam ini Lisa tak berniat begitu lagi. Lisa hanya masih ragu dengan keputusannya untuk maju atau mundur dalam menyukai kakak iparnya itu.

"Lis, jangan melamun." Tegur Hanbin.

Lisa kembali meringis. "Ah, iya." Ujar gadis itu kikuk.

Hanbin yang gemas dengan tingkah laku adik iparnya itu terkekeh. "Kamu kenapa bisa semenggemaskan begini sih, Lis?" Tanya Hanbin membuat Lisa menahan nafas.

Kembali lagi, semburat merah muda menjalar di kedua pipinya.

"Kakak juga." Gumam Lisa.

"Hm?"

Lisa memalingkan wajahnya yang merah itu. "Kakak juga, kenapa bisa semenawan ini."

Hening

Lisa berniat untuk membuka suara lagi, sebelum sebuah tangan memalingkan wajahnya.

Hanbin menempelkan bibirnya di bibir Lisa dan mencium bibir kissable itu dengan sensual.

Lisa mengalungkan lengannya di leher Hanbin dan ikut memainkan lidahnya di dalam goa hangat milik kakak iparnya itu.

"Enghh"

Lisa mendesah pelan saat tangan Hanbin mengelus punggungnya.

Lisa dapat merasakan otot perut lelaki bangir itu saat tubuh mereka Hanbin rapatkan.

Hanbin menekan tengkuk Lisa sehingga ciuman mereka semakin dalam dan menuntut.

Bibir Hanbin turun menjalar ke area leher jenjang Lisa dan membuat tanda kepemilikan di sana.

"Akh"

Lisa meremas rambut Hanbin saat bibir lelaki bangir itu semakin turun ke area tulang selangkanya.

Gadis berponi itu hanyut terbuai dalam kenikmatan yang sang kakak ipar berikan, sampai tak menyadari bahwa kakak kandungnya menatap pemandangan itu dengan mata basah di daun pintu yang menghubungkan ruang tengah dengan dapur.

"Sebut namaku"

Lisa memejamkan matanya. "H-hanbin-hhh"

***

🌚

Hayo,

VOTE KOMEN BIAR UP CEPET! 😁

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang