Part 8

1.7K 206 93
                                    

UPDATE JAM 6 PAGI DONG GEGARA SEMANGAT LIAT KOMEN WKWK

VOTE NYA JANGAN LUPA

***

"Siapa Jaehyun?"

Lisa mengerjapkan matanya saat pertanyaan itu lah yang pertama kali keluar dari mulut Hanbin begitu kakak iparnya itu menghampirinya.

Dari mana Hanbin tahu Jaehyun?

"O-oh, dia---"

"Kau masih menyukainya?"

Lisa menggeleng. Dalam kamus Lisa, tak ada kata 'balikan dengan mantan' asal kalian tahu.

Apalagi Jaehyun memutuskan nya dengan alasan bosan. Ch. Mana sudi.

Lisa merasa Hanbin duduk di samping ranjangnya. Membuat Lisa menahan nafas saat tangan mereka tak sengaja bersentuhan.

"Baguslah. Jangan kembali lagi pada masa lalu. Masa depanmu masih panjang dan pastinya lebih cerah."

Wah, benar-benar kata-kata bijak. Tapi, Lisa bukan berada di moment untuk mengangumi kata-kata bijak kakak iparnya itu.

Melainkan, berada di moment canggung.

"Jaehyun-Jaehyun itu memberimu liontin." Hanbin menunjukan liontin yang sedari tadi berada pada genggamannya itu. "Ingin menerimanya?"

Lisa menggeleng. Tapi, tangannya menengadah. "Aku akan mengembalikannya pada Jaehyun besok." Ujarnya. Lisa kemudian mendapatkan liontin itu. Gadis itu menyimpannya di atas meja nakas.

Lisa sedikit tersentak saat Hanbin memegang keningnya.

"Sudah tak panas lagi." Ujar lelaki bangir itu.

"Ternyata benar, berciuman dapat menyehatkan orang sakit."

Blush~

"Y-ya, apa-apaan." Ujar Lisa tergagap. Ia kembali mengingat moment panas mereka pagi hari tadi.

Ketika Lisa berada di dalam gendongan Hanbin dengan bibir mereka yang saling bertaut.

Ugh. Pipi Lisa terasa panas.

Hanbin tertawa. "Mandi lah. Lalu, turun ke bawah untuk makan malam." Ujar lelaki bangir itu sembari berdiri.

Lisa menatap ke arah Hanbin. "Kak" Panggilnya.

"Ya?"

"Boleh aku tanya sesuatu?"

Hanbin tersenyum. "Tentu saja. Apa yang ingin kau tanyakan, hm?"

Lisa menautkan kedua jemari tangannya. "Kau dan kakakku, kenapa---" Ucapan Lisa terhenti saat merasa sesuatu yang basah menempel di bibirnya.

"Kau fikir alasan apa yang menyebabkan sepasang kekasih mengikrarkan sebuah janji suci di atas altar?"

Lisa menatap Hanbin. "Cinta?" Tanyanya lirih.

Hanbin kembali tersenyum. Kembali ia tepis jarak diantara mereka. Membuat Lisa melenguh pelan saat Hanbin mengigit pelan bibirnya.

"Dan kalau kau mau, kau bisa membuatku mencintaimu juga."

Deg

Hanbin mengecup ujung hidung Lisa. "Nah, sekarang mandi lah." Ujarnya seraya mengusak surai Lisa.

Sebelum kakinya melangkah keluar kamar.

Meninggalkan Lisa yang tengah menatap lantai dengan sendu.

Ini salah.

Harusya, Lisa tak mengakui bahwa ia menyukai kakak iparnya itu tadi pagi.

Tapi, Hanbin sudah memberinya lampu hijau.

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang