Part 26

1.2K 170 24
                                    

"Iya, Soo. Tolong izinkan aku, ya?"

"..."

"Eum, yaa... Ada urusan."

"..."

"Besok ku beritahu di sekolah."

"..."

"Terimakasih, Jisoo. Kau memang sahabatku yang terbaik!"

"..."

"Kkkk. Ku tutup, bye!"

Lisa menghela nafas saat sambungannya dengan Jisoo berakhir.

Tentunya Lisa tak ingin absen sekolahnya diisi dengan tanda merah, bukan? Ya, meskipun Lisa sebenarnya malas sekolah karena seluruh badannya terasa remuk.

Hmmm.... 🌚

Drrt... Drrt... Drrt...

Mengira Jisoo, Lisa langsung mengangkat panggilan itu.

"Soo, kan sudah ku bilang, izinkan---"

"Lis, aku Jaehyun."

Lisa langsung saja menatap layar handphone nya.

"O-oh, Jae. Ada apa?" Lisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Sebenarnya aku mengira hari ini kamu sekolah."

Lisa mengerenyitkan dahi. Kenapa bicara mantan kekasihnya itu setengah-setengah begini, sih? "Ya, lalu?"

"Aku sudah ada di depan gerbang rumah kamu."

Lisa meringis. Gadis---wanita itu melihat keadaan yang luar biasa berantakan.

"Aku tak sekolah. Ada urusan keluarga. Terimakasih sudah repot-repot menjemput. Ku tutup, ya!"

Pip

Lisa menghela nafas lagi. Tak apa dia dibilang kejam.

Toh, dulu Jaehyun lebih kejam padanya.

***

Hanbin terkekeh saat mendapati tubuhnya dipeluk dengan erat begitu ia sampai di rumah.

Pelaku pemelukan kemudian menatapnya dengan mata bulatnya yang berbinar menggemaskan itu.

"Sudah ku bilang aku akan pulang, sayang." Hanbin menyentuh ujung hidung Lisa gemas.

Lisa tersenyum. "Aku sudah bersiap-siap. Bagaimana? Apakah aku cantik?" Tanya Lisa. Gadis itu memutar tubuhnya dengan tujuan memperlihatkan dress selutut nya yang berwarna merah itu kepada Hanbin.

Hanbin menyimpan tangan di dagu, berpose seolah berfikir. Hal itu tak ayal membuat Lisa mendesah kesal.

Tapi, saat Lisa ingin protes, Hanbin malah membawa tengkuknya untuk dikecup lelaki bangir itu.

"Aku suka warna bajumu." Ujar Hanbin di sela-sela tautan mereka.

***

Hanbin berdecak saat melihat Rose yang terdiam.

Lemah sekali. Batinnya.

"Yaa!" Hanbin berseru sembari menendang kaki istrinya itu dengan kakinya sendiri.

Rose tak bergeming.

Hanbin kemudian memegang dagu wanita yang pernah mengucapkan janji suci bersamanya itu. Melihat bagaimana mata itu terutup, membuatnya kesal.

"Ch. Baru terluka seperti ini saja sudah pingsan."

Berdiri, Hanbin mengisi bath up dengan air. Setelah penuh, ia mengangkat tubuh Rose.

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang