Part 33

918 139 24
                                    

"Akan ku buktikan bahwa aku bisa lebih dari wanita itu!"

"Ya, lakukan." Jawab Hanbin.

Hanbin memicingkan mata saat mendapati Lisa membuka dasinya dan mengikatkannya pada kedua tangannya.

Gadis itu tersenyum senang saat melihat bahwa kini Hanbin terlihat bingung dengan tingkahnya itu.

Lisa membawa Hanbin untuk berdiri dan menggandeng lengan lelaki yang tengah diikat dengan dasi itu keluar ruangan.

"Apa yang kau lakukan?"

Lisa tak menjawab. Ia masih saja berjalan menggandeng Hanbin, masuk ke dalam lift, berjalan di koridor perusahaan, tentu saja dengan mengabaikan tatapan bingung karyawan yang melihat Hanbin hanya diam saja ketika seorang anak SMA membawanya dalam keadaan aneh seperti itu.

Lisa tersenyum senang lagi saat melihat Hanbin terus mengikutinya tanpa menolak sedikitpun.

Hahaha. Lihatlah, Kak Seulgi! Hanbin hanya milikku! Batin Lisa saat melihat Seulgi yang tengah berdiri, menghadangnya.

"Lisa, kamu sadar apa yang kamu lakukan?" Tanya wanita itu dengan nada tajam. "Kamu membuat malu orang utama di perusahaan ini." Lanjutnya.

Lisa menatap ke arah Hanbin. "Sayang" Panggilnya. "Tak apa kan, aku memperlakukan mu begini?" Tanyanya.

Hanbin balik menatap Lisa. Ia tak bisa menebak apa yang tengah Lisa fikirkan sekarang. Tapi, sebaiknya Hanbin mengikuti permainan yang sedang kekasihnya itu jalankan agar tahu maksud dari ini semua.

"Tentu saja tidak, sayang. Lakukan apa yang kau ingin lakukan." Jawabnya.

Hanbin dapat mendengar pekikan dari beberapa karyawan wanita yang sedang ada di sana.

Ya, mereka jadi pusat perhatian.

Hanbin meringis. Sebenarnya apa yang akan Lisa lakukan, huh?

Mendengar itu, Lisa tersenyum menang. Ia menatap ke arah Seulgi yang tengah terkejut dengan tatapan mencemooh.

"Maaf, kak. Bisa tolong minggir? Aku ingin membawa kekasihku dari macan-macan betina liar di luaran sana." Ujar Lisa. Berbisik lirih ke arah Seulgi yang mana membuat Seulgi mengepalkan tangannya.

Maksud Lisa, ia termasuk macan-macan betina liar, begitu?

Mendapati respon Seulgi yang begitu terganggu membuat Lisa ingin tertawa rasanya.

Lisa menatap Hanbin yang tengah menaikan alis. Lisa terkekeh. "Ayo, sayang. Kita lanjutkan yang tadi di rumah saja. Hehe"

Hanbin merasa Lisa begitu menggemaskan sekarang.

Mengumumkan pada semua orang bahwa dirinya hanya milik gadis itu, huh?

Suara Lisa lebih keras dari biasanya.

"Sayang" Lisa menggoyangkan lengan Hanbin.

"Kalau begitu lepas dulu, kalau begini bagaimana aku bisa menyetir, hm?"

Lisa menampilkan gigi putihnya. Ia membuka ikatan dasi di tangan Hanbin lalu langsung menggandeng lagi lengan lelaki bangir itu.

Hmmm, yeahh. Membuat iri karyawan wanita di sana.

Termasuk Seulgi. Kkk

Hanbin mengecup bibir Lisa sekilas sebelum kemudian berjalan keluar kantor.  "Tolong urus kerjaanku untuk hari ini, sekretaris Jung." Ujar Hanbin saat melewati Seulgi yang mematung.

Hanbin menatap Lisa yang tengah tersenyum dengan begitu bahagianya itu dengan kekehan kecil.

Cara wanitanya ini boleh juga.

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang