Part 4

1.8K 226 52
                                    

Lisa menekuk wajahnya kesal dengan tangan saling bertaut erat.

Berani-beraninya pelayan kasir itu menggoda kakak iparnya! Secara terang-terangan bahkan berkata bahwa kakak iparnya itu tampan!

"Yaa!" Lisa memekik. Membuat pelayan kasir yang saat itu tengah tersenyum manis langsung tersentak kaget, raut terkejut tak luput dari wajahnya.

"Dia sudah beristri!" Seru Lisa seraya berkacak pinggang.

Dan hal yang selanjutnya terjadi adalah Lisa yang berusaha menjambak rambut pelayan kasir itu dengan Hanbin yang berusaha membawa Lisa keluar dari toko kue itu.

Ya, tadi Hanbin berkata bahwa Rose ingin kue coklat almond. Mengidam. Jadi, sebelum pulang, mereka mampir dulu ke toko kue dengan gaya khas rumah Barbie ini. Atas saran Lisa karena gadis itu berkata kalau kue buatan toko ini sangat enak.

Tapi, sepertinya Lisa takkan kembali ke toko ini lagi.

Tidak dengan Hanbin bersamanya.

Bisa-bisa kakak iparnya itu digoda lagi seperti tadi. Hei! Lisa tidak rela.

Ia saja tidak berani menggoda kakak iparnya itu, beraninya pelayan kasir tadi mencuri start.

Ch.

"Lisa tenang!" Ujar Hanbin.

Lisa mengerjapkan matanya saat wajah Hanbin kini tepat berada di depannya.

Ya!!! Sejak kapan kakak iparnya itu memeluknya!

Sret

Lisa melepaskan pelukan itu dengan kasar. Sebenarnya, itu tak bisa dibilang memeluk karena Hanbin tadi berniat menghentikan Lisa untuk menjambak pelayan kasir.

Pipi Lisa memerah. Tapi, tidak usah dengan cara memeluk juga, dong!

"Lisa?" Panggil Hanbin.

Lisa menoleh, kali ini gadis itu dapat melihat kakak iparnya tengah tersenyum.

Hanbin kemudian mengusak surai Lisa pelan seraya berkata. "Terimakasih sudah mewakili Rose untuk marah, Lisa."

Membuat pipi Lisa tak merah lagi.

Dengan bonus sakit hati. Sakit tak berdarah.

Yah, Lisa harusnya sadar bahwa seharusnya Rose lah yang marah. Bukan dia.

Kakaknya lah yang mempunyai status sebagai istri dari seorang Kim Hanbin.

Bukan dirinya.

Ah, kenyataan ini benar-benar menyedihkan.

Kenapa Lisa harus mencintai lelaki yang dicintai kakaknya juga, huh?

Menyebalkan.

Lisa meringis saat merasakan sebuah cubitan di kedua pipinya. Hanbin-sang pelaku penyubitan-terkekeh.

"Ayo pulang." Ajaknya.

Lisa melihat kakak iparnya itu membukakan pintu mobil untuknya.

Lisa meradang. Kenapa Hanbin harus bersikap semanis ini, sih?

"Kim Hanbin, aku mencintaimu."

Andai Lisa bisa berucap seperti itu.

Lisa kemudian memasuki mobil, matanya tak lepas dari sosok Hanbin yang memutari mobil dan duduk di kursi kemudi.

Lelaki berumur 21 tahun itu kembali tersenyum ke arah Lisa sebelum melajukan mobilnya, membelah jalan Seoul yang cukup padat sore itu.

Senyum yang membuat hati Lisa kembali merasakan sakit.

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang