Part 28

1.2K 165 42
                                    

Tak ada yang menyangka bahwa hubungannya dan Hanbin lebih dari adik dan kakak ipar.

Bahkan, seluruh orang-termasuk orang tua beserta paman dan Bibi nya hanya menyangka bahwa Lisa berlaku wajar menenangkan kakak iparnya di tengah keterpurukan seperti ini.

Lisa merasa lega tentu saja. Ia belum siap jika harus melihat tatapan kecewa yang dilayangkan oleh Ayah dan Ibu nya.

Sebut saja Lisa pengecut karena berani melakukan tanpa berani bertanggung jawab.

Suasana hari itu begitu menyedihkan. Hujan bahkan turun dengan derasnya, seolah ikut sedih akan kepergian Rose.

Lisa bersumpah akan membuat orang yang membuat kakaknya seperti ini menanggung akibatnya. Lisa takkan membiarkan orang itu hidup dengan tenang setelah membuat kakaknya pergi.

"Kita cari tahu siapa pembunuhnya. Aku yakin---"

Lisa menghentikan ucapannya kala merasa jemarinya digenggam. Hanbin tersenyum sedih.

"Biarkan Rose tenang, Lis."

"Justru kakakku takkan tenang jika pembunuhnya masih saja berkeliaran. Mungkin saja dia hidup bahagia dengan tawa sekarang, bukan?"

"Setidaknya." Hanbin mengelus jemari Lisa. "Setidaknya kita harus mendoakan Rose dulu, sebelum mencari pelakunya. Kakakmu perlu doa terbaik."

Mendengarnya, Lisa menghela nafas. Ia mengangguk.

"Tapi, kakak harus bantu untuk menemukan pelakunya, ya?" Mohon Lisa.

Hanbin meringis. Pelakunya adalah adiknya sendiri.

"Ya."

Dan Hanbin merasa Lisa memeluknya erat. "Terimakasih. Aku tahu kakak sedih, kakak juga pasti hancur menerima kenyataan ini. Tapi, tenang saja. Aku akan selalu ada di sisimu." Ujar Lisa tulus.

Hanbin mengangguk. "Tentu saja. Kau harus selalu di sisiku."

***

Hari ini, Lisa tak berangkat sekolah bersama Hanbin karena kakak iparnya itu sudah pergi ke kantor pagi-pagi sekali.

Eum, yah. Jaehyun datang menjemputnya. Always.

"Makasih, Jae." Ujar Lisa sembari memberikan helmet nya ke arah lelaki berkulit putih itu.

Lisa akui Jaehyun memang tak kenal lelah mengejarnya selama 4 bulan belakangan ini.

Bahkan, saat pemakaman kakaknya kemarin, Jaehyun ada sampai akhir. Tak lupa dengan Jisoo yang merupakan sahabatnya.

Ah, ada Taehyung dan teman sekolahnya yang lain juga. Lisa merasa bersyukur karena mempunyai teman dengan rasa care yang tinggi.

"Sama-sama." Senyum Jaehyun tersemat.

Lisa yang tak tahu harus berkata apa lagi langsung saja berjalan ke arah kelasnya. Lagi-lagi meninggalkan Jaehyun yang melihat punggungnya dengan tatapan sendu.

Bedanya, sebuah senyum kecil tercipta di bibir Jaehyun begitu lelaki berkulit putih itu mengingat siapa sosok lelaki yang dengan seenak jidatnya mencium Lisa kemarin itu ternyata adalah kakak iparnya.

Jaehyun yakin, kejadian kemarin adalah rencana Lisa untuk membuatnya berhenti mengejar gadis itu. Dengan memanfaatkan kakak iparnya sendiri tentunya.

Jaehyun berjalan mengikuti Lisa yang sudah hampir tak terlihat. Ia bukan lelaki yang mudah menyerah.

Jaehyun akan mendapatkan Lisa lagi, bagaimana pun caranya.

***

Lisa menatap bingung ke arah Taehyung yang tiba-tiba menyodorkan dua buah coklat ke arahnya.

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang