Part 19

1.4K 195 58
                                    

Jaehyun
Lis, besok ku jemput, ya

Lisa
Tak usah, Jae

Jaehyun
Berangkat dengan lelaki tadi?

Lisa
Hmmm... ya

Jaehyun
Dia siapamu, Lis?

Jaehyun
Lisa?

Jaehyun
Dia kekasihmu?

Jaehyun
Lisa?

Jaehyun menatap kolom chatnya dengan mantan kekasihnya itu dengan pandangan sendu.

Apa Lisa sudah punya kekasih?

Kenapa rasanya sesakit ini?

Apa ini yang dulu Lisa rasakan saat melihatnya mempunyai kekasih yang baru?

Jaehyun merasa dirinya memang brengsek. Meninggalkan seorang Lisa demi wanita lain, brengseknya adalah dengan alasan 'bosan'.

Jaehyun merasa dirinya memang pantas menerima penolakan ini.

***

Lisa melebarkan matanya.

APA? BANTU MEMBUKA BAJU? KAKAK IPARNYA ITU GILA APA?

Brakkkk

Lisa menutup pintu kamar Hanbin dengan kasar. Gadis itu keluar dari kamar kakak iparnya dengan pipi merah padam.

Hal itu sontak membuat Hanbin tertawa.

Lelaki bangir itu kemudian menghentikan tawa nya saat sadar akan sesuatu.

Ternyata, tertawa itu rasanya menyenangkan.

Hanbin menatap wajahnya di depan cermin. Kedua sudut bibirnya ia angkat hingga membentuk kerutan di bawah mata, membentuk sebuah senyuman.

Rasanya berbeda.

Tawa dan senyum itu, berbeda.

Hanbin ingin merasakan rasa yang lain.

***

Lisa berniat baru saja akan tidur ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam. Matanya sedari tadi enggan untuk terpejam saat mengingat bagian atas tubuh kakak iparnya yang terekpos dengan bebas tadi.

Bahkan, pipinya masih memerah ketika mengingat kejadian itu. Menjalar sampai ke daun telinga.

Lisa bersumpah, ia tak semesum ini saat melihat tubuh polos bagian atas Jaehyun dulu.

Maksudnya, saat mantan kekasihnya itu berenang saat lomba renang antar sekolah beberapa bulan sebelum mereka berpisah.

Tidak semuanya polos, jangan berfikiran yang macam-macam.

Lisa merasa tubuh kakak iparnya itu berbeda dengan lelaki lain. Lebih menawan Lisa rasa.

Lisa menggelengkan kepalanya.

Ya! Mau sampai kapan ia terpesona pada kakak iparnya sendiri seperti ini?

Lisa menatap ke arah jarum jam yang berdetak seirama dengan jantungnya itu dengan sendu.

Tak bisakah Lisa tak jatuh cinta pada sosok Hanbin? Kenapa sulit sekali untuk menekan rasa terlarang ini?

Tak bisakah Lisa menemukan sosok lelaki yang pantas untuk ia cintai? Yang belum memiliki keluarga, yang belum dimiliki wanita lain, yang belum mempunyai status sebagai seorang suami?

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang