Part 27

1.1K 178 25
                                    

Hanbin menggelengkan kepalanya saat melihat Lisa yang terus-menerus tersenyum sembari melihat jari manisnya yang tersemat cicin darinya itu.

"Bahagia?" Tanya Hanbin yang dibalas dengan anggukan semangat Lisa.

"Ya. Aku bahagia. Sangat bahagia!" Seru Lisa dengan senyum manisnya.

"Kalau begitu, bisa tidak buat aku bahagia juga?"

Lisa menatap Hanbin. "Caranya?"

Hanbin tak menjawab. Lelaki bangir itu membawa Lisa ke dalam pelukannya.

Lisa tersenyum. "Aku tahu. Pasti dengan memelukku kau akan bahagia kan, sayang?" Tanyanya sembari membalas pelukan Hanbin.

Lisa merasa Hanbin mengangguk. Gadis itu mendongkak dan mendapati Hanbin tengah tersenyum.

Tuhan, ciptaanmu kenapa begitu sempurna seperti ini?

"Jangan menatapku dengan pandangan lapar." Goda Hanbin yang mana membuat Lisa berjengit kaget.

Malu, Lisa langsung saja membenamkan wajahnya di ceruk leher kekasihnya itu.

Hanbin terkekeh. Ia teringat bagaimana sikap Lisa dan Rose itu hampir mirip saat malu seperti ini.

"Ah, iya." Lisa melepaskan pelukannya kemudian melirik ke arah pintu kamarnya.

"Ada apa?" Tanya Hanbin.

Hanbin dapat melihat jemari Lisa bertaut resah.

"Kak Rose---"

"Ya?"

"Bagaimana kalau kak Rose pulang? Apa kita akan terus menyembunyikan hubungan ini? Aku merasa bersalah karena menyakitinya. Rasa bersalahku semakin menjadi kala mengingat kalau ia tengah mengandung." Lirih Lisa.

Lisa kemudian merasakan surainya dielus lembut. Hanbin menatapnya.

"Rose---"

Drrt... Drrt... Drrt...

Baik keduanya sama-sama melihat ke arah sumber suara.

Lisa meringis lalu mengambil handphone nya. Ada telfon masuk dari Bibi Jung.

Pip

"Hallo, Bi?"

"..."

"A-apa?"

"..."

"Tak mungkin, Bi! Bibi dan Paman sekarang dimana?"

"..."

"Ya. Aku kesana sekarang!"

Lisa buru-buru memasukan handphone nya ke dalam tas lalu menatap Hanbin dengan matanya yang basah.

"Ada apa, sayang?" Tanya Hanbin.

Hanbin merasa Lisa mengelus kedua bahunya, berusaha menenangkan.

Oh, rasanya Hanbin malas bersikap berpura-pura tak tahu seperti ini.

"Kak Rose---"

Tapi, ia harus totalitas dalam segala hal.

"Apa? Ayo, Lisa! Kita kesana sekarang!" Hanbin berujar dengan nada khawatir dan syok yang luar biasa.

***

Berita duka tentang kakaknya itu begitu memukul Lisa dengan telak.

Rasa bersalahnya berkali-kali lipat lebih banyak karena tak sempat untuk jujur dan mengantarkan maafnya pada sang kakak.

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang