Part 36

975 124 13
                                    

Tak ada yang percaya pada ucapan Lisa.

Apalagi dirinya yang datang melapor tanpa satu pun identitas. Ia tak membawa dompet saat pergi tadi.

"Huft~" Lisa menghela nafas. Handphone nya pun tak ada sekarang.

Kenapa hidupnya jadi seperti ini?

Lisa mengingat awal pertama pertemuannya dengan Hanbin. Saat pertama kali lelaki bangir itu menjadi kakak iparnya.

Lisa menatap sekeliling. Yah, dekorasi pernikahan sang kakak memang bagus. Indah sekali. Lisa mengakui itu.

Tapi, fokus Lisa pada dekorasi itu teralihkan pada sosok lelaki dengan setelan tuxedo hitam yang kini berjalan di atas altar.

Lelaki itu berwajah tampan, dengan rahang tegas juga dua lubang cacat di kedua belah pipinya saat menampilkan sebuah senyuman.

Lisa tak bisa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari lelaki itu.

Bahkan, saat sang Kakak berjalan di atas altar dengan menggandeng sang Ayah, tentunya dengan wajah yang menampilkan senyum manis, Lisa tak menyadari hal itu.

"Ya, aku bersedia."

"Ya, aku bersedia."

Ketika lelaki tampan itu mengecup mesra bibir sang kakak, barulah Lisa tersadar.

Ah, itu Kim Hanbin.

Lelaki dengan sejuta pesona yang kini sudah resmi menjadi kakak iparnya.

Lelaki yang sejak kemarin Lisa benci habis-habisan karena menghamili sang kakak. Yang Lisa niatkan akan Lisa tampar begitu mengucapkan ucapan selamat.

Oh!

Tolong sadarkan Lisa agar ia tak jatuh cinta pada kakak iparnya yang menawan itu!

Terlambat.

Nyatanya Lisa sudah jatuh terlalu dalam. Hingga rasanya ia tak bisa untuk menghapus rasa itu.

Andai saja Lisa bisa memilih. Ia akan memilih untuk menahan perasaannya. Untuk tak jatuh cinta. Untuk menjauh dari kakak iparnya itu.

Kalau begitu, pasti Kakak dan orang tuanya masih hidup.

Iya, kan?

Tapi, sekali lagi. Terlambat.

Itu hanya angan-angan Lisa saja.

"Lis?"

Lisa langsung memeluk Jisoo begitu sahabatnya itu membuka pintu rumahnya.

"Soo-hiks-izinkan aku-menginap di-rumah-mu--" Isaknya.

Lisa takut untuk pulang ke rumahnya sendiri.

Bagaimana jika Hanbin ada di sana?

***

Ruangan putihlah pemandangan yang pertama kali Taehyung lihat saat ia membuka mata.

Lelaki Tan itu merasa hatinya mencelos saat menyadari satu hal.

Untuk kedua kalinya, kakaknya menyelamatkan hidupnya.

Kim Hanbin

Putra tunggal keluarga Kim.

Taehyung menatap sendu ke arah sang kakak yang tengah menatapnya dari samping.

"Kenapa?" Tanyanya lirih.

Hanbin balik menatap Taehyung. "Karena kau adikku."

Taehyung kembali sadar. Bahwa ketika kakaknya berkata 'Karena dia adikku' dulu pada sang Ayah, itu adalah sebuah kebenaran.

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang