Part 23

1.4K 190 13
                                    

Hanbin tersenyum menang saat mendapati lelaki berkulit putih di depannya mematung.

Tangan lelaki bangir itu kini berpindah ke pinggang Lisa dan membawa gadis berponi itu untuk masuk ke dalam mobil. Mengabaikan riuh sorakan murid-murid serta Jaehyun yang masih bergeming.

Disertai sebuah kepalan tangan. Kkkk Hanbin merasa puas. Terimakasih karena reaksi Lisa sangatlah sama dengan keinginannya.

Hanbin tahu, tak ada yang bisa mengalahkan pesonanya.

"Kak"

Hanbin bergumam 'hm' pelan. Mobil mereka melaju dengan kecepatan rata-rata.

Lisa menautkan jemari-jemarinya gugup. Jantungnya sedari tadi tak bisa berdegup dengan normal sejak insiden 'ciuman dadakan' itu.

Maksudnya, itu di sekolah.

Kalau bilang sayang saja sih tak apa. Tapi, ini?

Hanbin menciumnya.

Menciumnya.

Mencium.

Nya.

MENCIUMNYA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Hanbin menoleh ke arah Lisa yang malah terdiam. "Apa?" Tanyanya.

Lisa ikut menoleh hingga pada akhirnya pandangan mereka bertemu.

Lisa mengagumi bagaimana onyx kelam itu menatapnya. Sekaan menyuruhnya untuk tak menatap ke arah lain.

Apalagi ketika mata itu menyipit diserati bibir yang melengkung ke atas.

Dua lubang cacat itu entah kenapa begitu Lisa favoritkan.

"Aku tahu aku tampan. Tapi, tak baik menatap terlalu dalam seperti itu. Nanti kamu jatuh cinta."

Dan Lisa langsung memalingkan wajah dengan pipi memerah.

Sudah.

Lisa sudah jatuh cinta.

Hanbin terkekeh. Adik iparnya itu kenapa, huh?

Menggemaskan sekali.

Rasanya Hanbin ingin menyimpan setiap bagian dari diri Lisa di tempat favoritnya.

Oops....

Maksud Hanbin adalah di dalam hatinya.

Hahaha

"Akuinginkakakjanganperlakukanakusepertitadikalausedangdisekolah."

Hanbin menautkan kedua alisnya tak mengerti. "Apa?"

"Akuinginkakakjangan---"

Chu~

Lisa memelototkan matanya. "KAK!"

"Sayang, aku sedang menyetir, lho. Bisa diam dulu sebentar?"

Lisa misuh-misuh. Bibirnya komat-kamit tak jelas.

Ya. Lisa mengutuk kakak iparnya.

Bagaimana Lisa bisa diam kalau bibirnya selalu dicium secara tiba-tiba seperti itu, huh?

Kenapa Hanbin selalu tak minta izin, sih?

Kalau minta izin kan, Lisa bisa----

Siap-siap.

Hehehe

***

"Loh? Kak Rose belum pulang?" Lisa bertanya sembari celingukan ke seluruh penjuru.

Hanbin mengangguk.

Lisa menghela nafas. Kenapa kakaknya itu selalu membiarkannya berdua dengan seorang Hanbin, sih?

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang