Part 43

785 97 37
                                    

Vote komen yang banyak ya 😉

***

"Kak"

Hanbin menghentikan gerakannya yang akan menuruni ranjang saat mendengar suara Jisoo.

"Masih pagi. Nanti saja pulangnya." Jisoo tersenyum. Tangannya menggenggam jemari Hanbin lembut.

"Istriku sedang menungguku untuk menjemputnya."

Senyum Jisoo menghilang. Wanita berambut hitam itu menghela nafas. "Kau bilang Lisa sedang di rumah Bibi Jung, bukan? Kau juga bilang bahwa kau ada urusan kerja di Jeju. Bukankah Lisa nanti akan curiga kalau tiba-tiba kau menjemputnya di pagi buta begini?" Jisoo tersenyum lagi. Kali ini, tangannya memegang kedua pipi Hanbin. Membawa lelaki bangir itu untuk ia kecup.

"Apa kau tak ingin melakukannya lagi denganku?" Jisoo bertanya dengan nada rendah. Matanya dibuat sayu.

Dapat Jisoo lihat Hanbin membasahi bibir bawahnya. Wanita itu tersenyum senang.

"Sepertinya kau begitu menyukaiku." Hanbin mendekatkan wajahnya ke wajah Jisoo. Hidung mereka nyaris bersentuhan.

Jisoo mengangguk kecil. "Ya. Aku begitu menyukaimu." Jisoo mencium bibir Hanbin, mengigit pelan bibir bawah lelaki bangir itu dengan sensual.

Hanbin menjauhkan wajahnya. Ia memegang pipi Jisoo seraya berkata. "Tapi, aku hanya menyukai tubuhmu, Jisoo-ya." Ujarnya.

Mata Jisoo meredup.

"Dan kau hanya bisa memiliki tubuhku saja." Lanjut Hanbin sebelum ia bawa Jisoo ke dalam kukungannya. Mencium leher jenjang Jisoo yang mana membuat sang mpunya mendesah tertahan.

Mereka melakukannya lagi. Tapi, kali ini bedanya adalah air mata yang turun dari kedua mata Jisoo.

Tapi, meskipun begitu, Jisoo merasa bahwa dirinya akan baik-baik saja selama Hanbin masih bersedia untuk bersamanya seperti ini.

Mencintai lelaki bangir itu memang butuh keberanian besar. Jisoo bahkan rela mengkhianati Lisa yang mana adalah sahabatnya sendiri demi sosok Hanbin yang kala itu mengucapkan janji untuk mencintai Lisa seumur hidupnya di atas altar.

Ya. Jisoo mencintai Hanbin saat lelaki bangir itu melangsungkan pernikahannya dengan Lisa.

Bukankah ia dan Lisa sahabat? Bahkan mereka mencintai satu orang lelaki dimana lelaki itu menikahi wanita lain.

Jisoo menarik tengkuk Hanbin dan mencium bibir lelaki bangir itu. Lelakinya terlihat begitu menawan bahkan saat berkeringat seperti ini.

***

"Hai, sayang!"

Lisa tersenyum bak anak kecil saat melihat Hanbin turun dari mobilnya. Berjalan ke arah Lisa dengan tangan terlentang. Lisa otomatis memeluk Hanbin. Wanita itu mengecup bibir Hanbin sekilas sebelum berkata. "Kenapa lama sekali menjemputku?" Dengan nada merajuk.

Hanbin terkekeh saat mendengarnya. Lelaki bangir itu menggesekkan hidungnya ke hidung Lisa dan mengecup bibir Lisa beberapa kali.

"Maaf, sayang." Hanbin melepaskan pelukan Lisa dan membuka pintu mobilnya. "Klien ku agak rewel tadi." Hanbin menyimpan tangannya di atas pintu mobil untuk menghalangi kepala Lisa agar tidak terantuk.

Lisa mengangguk. "Kau pasti lelah?" Wanita itu memegang tangan Hanbin yang bersiap untuk menutup pintu mobil.

Lisa merasa surainya diacak pelan sebelum Hanbin menutup pintu mobil dan masuk ke kursi pengemudi.

"Lelahku hilang hanya karena melihatmu saja, sayang."

Blush~

Hanbin tersenyum. "Nah, sekarang kita pulang. Aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu."

BROTHER IN LAW - HANLIS / HANLICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang