بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Lalu lalang siswa yang hendak pulang memenuhi lapangan depan sekolah. Pulang dengan bekal membawa ilmu dari pelajaran hari ini. Alangkah indahnya juga, jika pulang dengan berbekal amal yang cukup untuk kehidupan abadi nanti. Rasanya diri sendiri pun belum mampu menghitung, apakah bekal itu benar-benar cukup?
Tidak ada sopir yang menjemput seperti hari-hari lalu. Toh, itupun bukan hak Kinara, dia hanya ikut serta. Karena Sabila, terlalu menganggapnya istimewa. Padahal jika Sabila tahu, Sabila adalah subjek yang paling Kinara irikan perihal asmara. Karena Sabila adalah cinta dari seseorang yang dia cinta. Ah, membahas itu membuat hati kembali berdusta. Katanya, sudah ikhlas ke Allah lagi. Huft.
Kinara melangkahkan kakinya menuju gerbang, hendak mencegat angkot.
"Nara!"
Kinara menengok ke kiri dan kanan mencari sumber suara.
"Kak Ardan? Ada apa?" kata Kinara yang sebenarnya bosan. Bosan hatinya untuk berkali-kali pura-pura.
"Aku tadi kan bilang mau minta tolong sama kamu," jawab Ardan santai.
Manik mata itu, seolah membius Kinara berhalusinasi lebih. Tapi tidak, ini mustahil Kinara. Astaghfirullah. "Minta tolong perihal apa, Kak?" jawab Kinara senormal mungkin.
"Tentang Sabila."
Terbukti kan? Halusinasi itu selalu bertolak belakang dengan keadaan. Manusia kerap diberi harapan palsu oleh dirinya sendiri. Jadi, berhentilah menghalu.
"A- aku harus menolong bagaimana?" gugup Kinara yang sebenarnya juga tak mengerti maksud Ardan.
"Tolong jaga Sabila kalau dia lagi jatuh, terlebih dia terpuruk karena laki-laki."
Kinara mengernyit. Sama sekali tak paham apa yang kakak kelasnya ini katakan. Bukan tak paham karena ucapan yang baru saja Ardan katakan, tapi kenapa harus hal itu yang dia minta. Kenapa juga dengan Sabila jika terpuruk karena laki-laki mesti diperlakukan spesial?
"Apa Kak Ardan mengecewakan Sabila?" selidik Kinara dengan mata menyipit. Setidaknya jiwa perempuannya masih waras, meski hatinya sakit melihat Ardan dan Sabila saling mencintai. Tapi bukankah perempuan akan merasakan hal yang sama jika dihianati? Sama-sama sakit kan?
"Bukan. Aku tak mengecewakan dia. Tapi ini untuk jaga-jaga aja," balas Ardan dengan sikap pedulinya.
Terlihat penyayang, itu yang Kinara lihat.
Kinara kembali ditimpa hampa. Alasan yang Ardan lontarkan semakin membuatnya iri pada Sabila. Dia begitu beruntung, dicintai laki-laki sebaik Ardan.
"Aku akan melakukan itu sebelum Kak Ardan pinta. Karena Sabila adalah sahabat aku. Dia juga udah menolong banyak buat aku," jawab Kinara dengan senyum getir. Entah, apakah jawabannya kali ini bertabur ikhlas. Namun, tak ada kosakata lagi selain itu. Hatinya pun sependapat, dia harus tetap baik meski keadaan tak selamanya baik.
"Makasih ya, Nara," ucap Ardan lega disertai senyum lesung pipinya.
"Iya, sama-sama, Kak." Kinara mengangguk dan menunduk setelahnya. Takut, jika senyum itu adalah hal manis tapi berakhir pahit baginya.
"Eumm, gimana kalau aku anter kamu pulang?" tawar Ardan pada Kinara yang menunduk.
"Enggak usah, Kak. Aku naik angkot aja," tolak Kinara cepat yang langsung mendongak.
"Udah gak pa-pa. Anggap aja sebagai terimakasihnya aku karena kamu udah bantu aku." Ardan kekeuh tak setuju dengan tolakan Kinara. "Aku ambil motor dulu," sambungnya dan berlalu pergi menuju parkiran. Tak memberi Kinara waktu untuk menjawab.
Kinara memejamkan mata dan menghembuskan napasnya dengan kasar. Rautnya kembali khawatir, sungguh-sungguh dia menahan rasa ini agar tetap aman dalam sangkarnya. Namun, Ardan selalu memancingnya tanpa sengaja. Kinara juga tak tahu bagaimana nanti keadaannya jika teman sekolahnya yang hobi mengomentari itu melihat dirinya berboncengan dengan Ardan. Sedangkan status Ardan adalah pacar dari sahabatnya sendiri. Ah, ingin rasanya menghilang saja ditelan bumi. Gerutu Kinara sambil menatap tubuh Ardan yang hampir sampai di parkiran motor dan hendak mengambil motor.
🌱🌱🌱
Rumor akan kabar putusnya Ardan dan Sabila semakin meluas. Ditambah maraknya gosip-gosip yang mengaitkan Kinara yang berboncengan dengan Ardan hari lalu. Hari ini Sabila belum masuk kembali ke sekolah. Namun, nama Sabila seolah ada di sekolah sebagai subjek paling hangat dibicarakan. Putus tanpa sebab, padahal pihak laki-laki tipis sekali harapannya untuk mendua, bahkan tidak mungkin. Lalu, apa penyebabnya?
Para netizen yang mengidap kepo tingkat tinggi itupun semakin menambah heboh keadaan. Setelah melihat akun selebgram itu tak memajang foto profil lagi. Foto-foto cantik Sabila yang biasa terpampang indah di feed instagramnya pun perlahan berkurang. Hanya ada beberapa foto produk endorse yang memang telah terikat kontrak. Akun instagram bernama ardan.widyatama pun tak lagi ikut ter-tag di bio Sabila seperti sebelumnya. Memperjelas bahwa Ardan memang bukan lagi pacarnya.
Kinara sama-sama bertanya-tanya dengan keadaan yang menyangkut Sabila itu. Setiap Kinara bertanya pada Sabila lewat chat, Sabila hanya menjawab dengan 'besok kalau aku udah baikan lagi, akan aku ceritain semuanya', hanya pesan singkat itu yang Sabila sampaikan. Dan, Kinara tak mampu bertanya lebih lagi mengingat Sabila yang masih sakit.
Selain nama Sabila yang berada di trending pertama, rumor yang menyangkut nama Kinara seolah berada dibawahnya. Ya, Kinara pun mengerti dengan telinga dan matanya sendiri. Mereka dengan bebasnya menggunjingnya. Bagi mereka yang setuju dengan couple goals-nya Ardan dan Sabila, mereka pasti langsung menetapkan kalau Kinara adalah pengganggu. Terlebih Kinara yang berteman baik dengan Sabila, dan Kinara yang diperhatikan lebih oleh Ardan sebelum dekat dengan pacarnya itu. Ralat, mantan pacar, Sabila sudah menjadi mantan.
Kinara menghembuskan napas dengan kasar. Kenapa keadaan malah semakin rumit begini, Ya Allah, batin Kinara hampir frustasi mendengar cemoohan mereka.
Sepanjang siang inipun Kinara juga tidak melihat Ardan. Sebenarnya Kinara juga merasa iba, bagaimana Ardan yang lagi-lagi patah karena perempuan. Apakah dipatahkan berkali-kali sama sekali tak membuat laki-laki itu benci pada perempuan? Sungguh, Kinara tak habis pikir dengan prinsip seorang Ardan. Bukankah itu akan mudah menyakiti hatinya? Dan mungkin bisa saja membentuk trauma, trauma dengan perempuan misalnya.
Andai Kak Ardan meletakkan cinta itu tepat pada waktunya. Kata kecewa mungkin tidak akan pernah Kak Ardan terima, karena cinta berlandaskan Allah itu selalu indah pada akhirnya. Rancau Kinara dalam hatinya, seolah Ardan ada didepannya dan dia menasehatinya dengan tulus.
Kinara juga tidak paham, mengapa dia mencintai sosok tak sempurna seperti Ardan. Bahkan Ardan sebenarnya pun tak penuh masuk dalam kriterianya. Ardan masih menganggap pacaran itu wajar, masih kerap meninggalkan kewajiban sholat lima waktunya, dan sisi negatif lain yang Kinara cukup tahu. Namun, bukankah kembali di teori awal? Cinta, siapa yang kuasa mengendalikannya?
Mendengar cerita Sabila besok adalah jalan keluar yang mungkin mampu menjawab satu per satu pertanyaannya. Fokusnya hari ini adalah tabah. Sabar untuk membentuk tangguh yang telah sekebal kulit badak. Ya, segala sakit telah Kinara tampung.
*
*
Bersambung...Jazakumullahu khair. Salam,
Shintashine
❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Cinta Tak Bernada [TAMAT]
Spiritual[Teenfiction - Spiritual] Mungkin cerita ini senada dengan hatimu yang sedang berusaha untuk ikhlas, menyeimbangi cinta yang fitrah dalam balutan diam penuh perjuangan. Aku lelah berurusan dengan cinta manusia. Namun, aku tetap menikmati senandun...