بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"Aku belum bisa menjawabnya, Kak," ucap Sabila penuh kecanggungan. Dirinya sudah paham betul, perkataan Ardan menyangkut jawaban darinya.
"It's okay. But, I also need certainty from you." Ardan mengulum senyum ketidakberatannya di akhir ucapan.
Sabila mengangguk pelan. Ya, Sabila tahu, Ardan sangat menunggu balasannya.
Jadi, benar. Tempat persemian asmara yang keliru ini terjadi antara Kak Ardan dan Sabila? Dan, Kak Ardan sendiri yang memulai?
Jerit hati Kinara yang sudah seperti diremas paksa. Kenapa keadaan merumit seperti ini? Kakak kelas yang dia kagumi diam-diam, malah terang-terangan mengungkapkan cinta pada temannya sendiri tepat didepannya. Meski dia tidak tahu lengkap kejadian itu. Jika tahu, dirinya pun tak mampu bertaruh apakah hatinya sebaik sakit yang sekarang. Sudah pasti, lebih parah.
"Aku dan Kinara ke kelas dulu," pamit Sabila menggandeng tangan Kinara.
Ardan hanya melihat dua perempuan itu menjauh dari tempat berdirinya. Ada canggung dari diri Sabila yang Ardan lihat, hingga membuat Sabila lekas menghindari dirinya.
"Aku akan berjuang, Sabila," gumam Ardan mengamati tubuh Sabila yang menjauh. Perempuan bermata teduh tapi penuh misteri itu menuntut dia lindungi. Iya, sudut pandang dari hati Ardan berbicara seperti itu tentang Sabila.
"Ka- kamu dekat dengan Kak Ardan?" tanya Kinara disela-sela langkahnya menuju kelas bersama Sabila yang masih bungkam. Sebenarnya, Kinara berpikir ini adalah pertanyaan yang bodoh. Mana ada jika tidak dekat, mampu membius Kak Ardan meminta Sabila menjadi kekasihnya?
"Tidak juga, Kinara. Aku juga tidak tahu kenapa Kak Ardan bertingkah berlebihan seperti itu," ungkap Sabila dengan nada jengah.
"Lalu, ke- napa ini semua terjadi?" gagap Kinara yang masih juga belum mengerti. Jika tingkah kakak kelasnya itu terbilang drastis, mengapa perlakuan itu tidak ditujukan untukku saja? Kak Ardan yang membalas cintaku tanpa aba-aba, misalnya. Kenapa harus Sabila? Dan, aku harus melihat ini semua dengan keperihan hatiku.
"Entahlah, Kinara," pungkas Sabila yang tidak begitu memusingkan cinta Ardan.
"Kamu mencintai Kak Ardan juga?" Entah mendapat keberanian dari mana Kinara bertanya seperti itu pada Sabila. Kini, keduanya telah duduk di bangku kelasnya.
"Aku tidak tahu. Masih ragu untuk percaya lagi dengan seorang laki-laki," balas Sabila berubah sendu.
Kinara tak menyahut lagi. Dirinya terlalu takut mengorek-ngorek tentang asmara Sabila dan Ardan yang sedang hangat-hangatnya menjadi trending topic di sekolah. Lebih menyakitkan lagi, jika nanti Sabila yang sempat ragu pada Ardan, tiba-tiba menerima Ardan menjadi tambatan hatinya.
Mungkin dari sekian banyak orang sependapat, dan akan menobatkan mereka menjadi pasangan goals di sekolah. Seorang gadis selebgram berpacaran dengan seorang laki-laki, anak tunggal dari pemilik perusahaan famous tak bercela itu.
Rasanya jerit batin penuh minder dari Kinara meledak lagi. Tak mungkin, sungguh mustahil cinta dan angannya kali ini.
🌱🌱🌱
Bunyi notification muncul di layar sentuh milik Sabila.
ardan.widyatama started following you.
ardan.widyatama want to send you a message.Sabila menghela napas panjang. Dirinya belum siap lagi bertaruh dengan seorang laki-laki. Janjinya, komitmennya, tanggung jawabnya, dewasanya, belum juga membuat Sabila yakin seorang Ardan memiliki itu semua. Jujur, Sabila membutuhkan itu semua dari seorang laki-laki melebihi modal cinta, tampang, dan harta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Cinta Tak Bernada [TAMAT]
Spiritual[Teenfiction - Spiritual] Mungkin cerita ini senada dengan hatimu yang sedang berusaha untuk ikhlas, menyeimbangi cinta yang fitrah dalam balutan diam penuh perjuangan. Aku lelah berurusan dengan cinta manusia. Namun, aku tetap menikmati senandun...