بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
KINARA POV💌
"An- tar? Kemana?"
"Kamu gak dengerin aku tadi, ya?"
"Maaf."
"Tadi saya tawarin, mau saya antar ke UKS atau ke klinik terdekat untuk obatin luka kamu itu."
"Enggak. Enggak usah. Udah gak sakit ko."
"Kinara bawa minyak kayu putih buat olesin memarnya nanti."
"Benar gak pa-pa?"
"Iya."
"Udah hampir masuk kak. Bel pasti sebentar lagi bunyi."
"Oh, iya. Tapi bener itu gak apa-apa?"
"Enggak. Udah tidak sesakit tadi ko."
"Okey, nanti bisa kontak saya kalau ada apa-apa yah."
Aku pernah dibuat jatuh paling jauh. Senandung itu ternyata nyaman kunikmati dalam diam. Memang, cinta adalah fitrah sekaligus hal terindah yang Allah ciptakan untuk manusia. Sampai-sampai hal yang tak nalar pengemudinya ya ... cinta.
"Kinara yang memar pelipisnya!"
"Mumpung ada yang perhatiin. Aku doain semoga memarnya cepat sembuh. Dan kalian yang sedang merhatiin, aku minta kata aamiin kalian."
"Aku harap jangan ada yang membicarakannya dari belakang. Dia orang baik. Aku begini karena aku sedang menebus kesalahanku."
"Get well soon!"
Sebelumnya aku tak pernah berharap jauh kepada seseorang. Katanya, cintai penciptanya dulu baru ciptaannya. Namun, kali ini beda. Tahap mencintai paling serius itu aku lakukan, dengan perantara doa. Katanya lagi, tidak ada yang mampu menandingi kekuatan doa. Allah pasti mengabulkan, pasti. Seberapapun kita meminta, semustahil apapun kita meminta.
Senandung itu kian merdu, kian damai kudengarkan. Bahkan tidak lagi kudengar, tapi sudah kurasa; kuraba penuh dengan hati.
"Kinara!"
"Kak Ar-dan."
"Oh, syukurlah. Udah sembuh ya pelipis kamu?"
"Iya, Kak."
"Jadi aku gak usah repot-repot bawa kamu ke UKS atau klinik dong?"
"Kak Ardan juga lucu. Masa iya gini aja harus dibawa ke klinik. Kan Nara gak kenapa-napa cum-"
"Ternyata kamu bisa cerewet juga, ya?"
"Maaf, Kak."
Ardan tertawa renyah. "Gak apa-apa kok. Biasa itu mah. Tapi aku kaget aja."
"Orang lain biasa manggil kamu Nara ya?"
"Kok Kakak tau?"
"Tadi kamu bilang."
"Iya, Kak. Sebenarnya itu panggilan pendek dari ibu. Ibuku suka panggil Kinara dengan Nara. Kata beliau, lebih simpel."
"Oh, gitu. Boleh aku panggil Nara juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Cinta Tak Bernada [TAMAT]
Spiritual[Teenfiction - Spiritual] Mungkin cerita ini senada dengan hatimu yang sedang berusaha untuk ikhlas, menyeimbangi cinta yang fitrah dalam balutan diam penuh perjuangan. Aku lelah berurusan dengan cinta manusia. Namun, aku tetap menikmati senandun...