Bab 10 : Asmara Dua Insan🌿

334 38 6
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Mentari kembali bersinar, membawa makhluk yang ada di bumi untuk kembali merajut mimpi. Kinara sudah berdiri di tepi jalan raya tempat biasa dia menunggu angkot, tapi kali ini mobil hitam yang biasa mengantar jemput Sabila yang dia tunggu. Ibu dan adiknya sudah berangkat dulu, kurang lebih lima menit yang lalu karena ternyata angkot menuju sekolah dasar adiknya itu datang lebih awal.

"Kinara!" panggil Sabila dengan senyum cerianya seperti biasa. "Ayo langsung masuk aja," sambungnya lagi dari dalam mobil.

Kinara lantas berjalan mendekati mobil, lekas masuk setelah Sabila membukakan pintu mobil dari dalam. 

Kinara masuk dan duduk di jok penumpang bersama Sabila.

"Kamu kayak ada yang beda?" terka Kinara pada Sabila yang wajahnya tampak berseri-seri.

"Enggak. Biasa aja," jawab Sabila dengan polos. Tidak ada yang berbeda dari penampilannya. Hanya saja hatinya sebelum berangkat sempat bermekaran karena Ardan yang memberinya pesan. Pesan singkat, tapi seolah mem-blush on pipi Sabila menjadi merah. Atau mungkin karena ini Kinara jadi bertanya-tanya?

"Eh, Kinara. Tadi aku lihat online shop gitu, ada gamis cuaaantik banget!" ucap Sabila antusias pada Kinara. Dirinya sudah mengingat-ingat kabar ini dari rumah. Namun tetap saja hampir lupa. Entah mengapa Sabila sangat terpesona dengan pakaian khas arab itu, dan itu mengingatkannya pada Kinara. Pasti Kinara sangat cocok memakainya.

"Lalu? Apa hubungannya sama aku?" balas Kinara heran.

"Kayaknya kalau kamu yang pakai cocok deh," ucap Sabila sambil menimang-nimang. Sedangkan mobil masih melaju membawanya menuju sekolah.

Kinara hanya mengernyitkan dahi, masih belum paham.

Sabila membuka ponsel pintarnya, hendak memperlihatkan produk itu pada Kinara. "Kinara! Kebetulan toko online itu minta endorse ke aku. Kamu mau gak gantiin jadi modelnya?" ucap Sabila tak kalah antusias seperti sebelumnya. Sedangkan Kinara sama sekali belum paham, mengapa dia tiba-tiba harus jadi modelnya?

"Aku gak ngerti," ungkap Kinara apa adanya. Kepalanya menggeleng ringan, meminta penjelasan.

Sabila menarik napasnya dan tersenyum lebar untuk mulai menjelaskan. "Jadi begini, aku ada endorsemen di instagram dan kebetulan toko yang aku maksud jual gamis itu. Nah, kamu mau gak jadi modelnya?"

"Bukankah model itu harusnya kamu? Kan kamu yang di endorse?" balas Kinara mulai paham.

"Iya, tapi aku wakilin ke kamu. Tapi nantinya tetap di upload di instagram aku kok. Cuma kamu aja yang jadi modelnya. Hmm, atau gini deh, jadinya kita berdua aja gimana? Kalau kamu gak nyaman. Nanti sebagai imbalannya aku kasih gamisnya buat kamu, mungkin nanti ada beberap item gitu."

Kinara sekarang jadi paham. Dan, sesuatu yang membuatnya terharu adalah Sabila yang menjaga kenyamanannya, bahkan seolah Sabila ingin dirinya mulai terbuka dengan publik, tidak hanya stay dengan hidup seperti ini-ini saja.

"Gimana?" tanya Sabila dengan memainkan matanya yang khas seolah berharap Kinara menerima tawarannya.

Kinara tersenyum dan lantas berucap, "Boleh deh asal menutup aurat dan aku bisa tetep berhijab. Tapi sama kamu ya, karena aku belum pernah beginian sebelumnya. Hehe."

Sabila bergumam kegirangan. "Euummm, iya iya. Aku temenin, aku nanti juga berhijab kok. Pokoknya kamu harus jadi Kinara yang baru dan luwes. Pendiam bukan berarti gak bisa diandalkan kan?"

Senandung Cinta Tak Bernada [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang