Bonus XIV : Drop

2.7K 167 0
                                        

.

Tidak ada yang lebih menyakitkan ketika tidak melihat suami sendiri selama satu bulan. Hyejin sudah jengah dengan kondisinya yang semakin merindukan lelakinya. Dirinya selalu bertanya-tanya, apakah Kyuhyun tidak merindukannya?
Bahkan sudah hampir seminggu belakangan ini Hyejin tidak melihat pakaian kotor Kyuhyun di keranjang cucian kotor. Sebagian baju pria itu pun menghilang dari lemari. Itu artinya, Kyuhyun benar-benar tidak pulang ke rumah dan memutuskan menginap di suatu tempat.

Hyejin hanya bisa meratapi nasib dan kondisi tubuhnya yang semakin lemah. Kini Hyejin jadi lebih sering kesakitan dan rasa sakitnya jauh lebih sakit dibanding sebelumnya. Hyejin juga belum mengecek kandungannya lagi. Ia pasrah. Hyejin hanya ingin Kyuhyun yang mengantarnya cek kandungan. Tapi nyatanya Kyuhyun malah pergi meninggalkannya.
Tak ada kabar. Tak ada balasan atas pesan-pesan yang Hyejin kirim selama ini. Ponsel Kyuhyun seolah mati total.

Jessica hanya bilang jika Kyuhyun sedang dalam fase tidak ingin diganggu.

Menyedihkan.

Dan kini Hyejin akhirnya hanya bisa terbaring lemah di rumah sakit dengan selang infus yang tertancap di tangannya.

SREKK

Hyejin menoleh ke pintu yang terbuka. Ia menyunggingkan senyum kecil. Orang yang ditunggunya tak pernah datang. Bahkan sejak dua hari yang lalu Hyejin dirawat karena kondisinya semakin lemah, Kyuhyun sama sekali tidak muncul.

"Bagaimana kabarmu sayang?" Tanya Hana.

"Baik, Bu."

Hana datang bersama suami dan juga Ahra.

"Yeri tidak ikut?" Tanya Hyejin.

"Dia sedang sibuk mengejar ujian masuk universitas." Jelas Ahra.

Hyejin mengangguk. Jarang-jarang kakak iparnya ada di Korea. Lebih tepatnya berkunjung. Biasanya Ahra lebih sibuk di negeri orang. Sekalinya pulang ke Korea, Ahra pun jarang di rumah karena sibuk mengurus butiknya.
Tuan Cho meletakkan keranjang buah yang dibawanya.

"Kyuhyun belum mengabarimu?" Tanya Ahra.

Hyejin menggeleng lemah.

"Anak sialan itu." Ahra menggerutu.

"Tadi aku sempat menemui dokter Kim. Katanya kau kekurang cairan dan asupan makanan. Apa benar?" Tanya Hana.

Hyejin sendiri tidak ingat kapan terakhir ia makan dengan benar. Bibi Jun selalu membuatkannya makanan yang enak dan bergizi. Tapi Hyejin jarang memakannya dan lebih sering membuangnya secara diam-diam. Dan Hyejin pun tahu jika tindakannya itu sama sekali tidak menghargai bibi Jun yang telah memasak untuknya. Semua itu karena ia kepikiran Kyuhyun yang menghilang.

"Huh, mungkin nanti aku akan bicara baik-baik dengan bocah itu." Sahut Tuan Cho.

Hyejin tidak berniat menjawab. Percuma saja jika Kyuhyun masih marah dengannya. Sebaik apapun dijelaskan, Kyuhyun tetap pada egonya sendiri.
Hana menggenggam tangan menantunya.

"Percayalah padanya, Hye. Dia tidak akan berpaling."

"Tidak, Bu. Dia marah padaku karena aku.."

Hyejin kembali menangis. Perasaan bersalah itu muncul lagi. Semakin Kyuhyun menghilang maka semakin kuat juga perasaan bersalahnya. Orang tua bahkan keluarga Kyuhyun pun sudah tahu apa yang terjadi pada Hyejin. Mereka jadi lebih sering berkunjung selama sebulan belakangan. Terlebih ketika Kyuhyun tidak ada. Sebenarnya Tuan Cho terlihat mengetahui sesuatu tapi sepertinya ia lebih memutuskan untuk tidak memberitahu. Biarkan Kyuhyun yang menjelaskan sendiri. Mereka sebagai orang tua hanya bisa terus meyakinkan Hyejin jika semuanya baik-baik saja.

My Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang