CHAPTER 40

518 28 2
                                    

Dan hasilnya...






























































Negatif:(.



































































Berarti artinya, Jena bukan bener-bener anaknya Jaemin. Melainkan anaknya Dongmin.

"Hah?"

Semua yang ada dikamar itu langsung kaget dan terheran-heran.

Matanya Jena pun sudah mengeluarkan cairan bening.

"Maaf Jena mau keluar dulu"

Jena lari dari kamar dan langsung ke taman didekat hotel.

Dia mendudukan dirinya disalah satu bangku taman di situ yang menghadap ke kota.

Dia melihat sekelilingnya, banyak orang yang berlalu lalang di sekitar taman.

Banyak anak kecil juga yang berlarian kesana kemari dan ada juga yang sedang bermain di perosotan maupun ayunan.

Orang-orang disekitarnya bahagia, beda dengan dirinya.

Sakit hatinya setelah melihat hasil tes DNA nya dan Jaemin.

"Ternyata aku bukan anaknya ayah" -batinnya.

Ia khawatir kalau bunda dan ayahnya sudah ga menerima dia lagi.

Dia bakal hidup dengan siapa? Makan dengan apa? Tinggal dimana?. Atau bahkan Jaemin mengembalikannya kepada Dongmin, manusia dajal yang tak punya hati pikir Jena. Padahal itu adalah papanya yang sesungguhnya.

Jena terdiam sambil menikmati angin yang menerpa wajahnya.

Cairan bening itu menetes lagi. Hatinya hancur menerima kenyataan ini, benar-benar hancur.

Kenapa dia punya orang tua yang seakan-akan tidak menganggapnya selama ini?. Tidak menerimanya selama ini?.

Ayahnya tidak mau bertanggung jawab, kalau dia lahir didunia. Mamanya? Ah sudahlah.

Sekarang mamanya menghilang seperti ditelan bumi.

Menghubunginya? Jena sudah lakukan itu berkali-kali, tapi hanya jawaban dari operator yang keluar.

"Terus selama ini gw apa? Sampah?"

Ucapnya pada diri sendiri.

Dia mengira bahwa Jaemin adalah ayah biologisnya, tapi bukan.

Dia ga mau meninggalkan ayahnya, bundanya, adeknya dan keluarganya itu.

Dia udah terlanjur sayang.

Tetapi jika waktu akan mengembalikan dia kepada orang tuanya. Dia rela.

Jena menutup wajahnya yang basah akibat air mata dengan tangan nya.

"Kenapa sih gw dilahirkan? Orang tua gw aja ga peduli sama gw"

Air mata nya turun semakin deras. Rasanya sakit banget.

"Kamu ga papa?"

Jena mendongakkan kepalanya, menatap pria tinggi yang berdiri disebelahnya.

"Ehh, kamu mau duduk?"

Jena menggeser tubuhnya agar pria itu bisa duduk disebelah nya. Jena melihat pria itu duduk di sebelahnya dan menampakkan senyum nya.

"Kamu ga papa?"

DIJODOHIN•JAEMINJU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang