Semua kesalahan dapat dimaafkan, kecuali yang berhubungan dengan hati dan perasaan.
***
"Akting gimana, sih, coba tanya sendiri sama dia kalau kita emang enggak ada hubungan apa-apa." Chalya berusaha meyakinkan Krisna, ia terlalu menyayangkan apabila hubungan mereka terpecah. Padahal baru saja memulai.
"Oke, umpatan aja enggak cukup."
"Maksudnya?"
"Bully dia!"
Leher Aldee terasa mau putus saat ia mendongak karena ucapan Krisna tersebut. Ia ingin mundur, tetapi dari belakang ada pasukan geng Krisna dan geng Chalya berjalan mendekat.
Terkepung, Aldee bingung, apa yang akan dilakukannya? Bagaimana kalau benar terjadi yang dikatakan Krisna baru saja?
"Kalau emang enggak ada hubungan apa-apa, harusnya enggak sebatas drama dan akting doang. Harus berani dengan tantangan gue."
Chalya menghela napas, menatap Krisna tidak takut. Demi hubungan mereka, ia akan melakukan hal yang dahulu pernah ia lakukan. Mem-bully seseorang, seperti kegiatan Krisna.
"Siapa takut! Aku waktu itu bela dia karena pengen dicap baik di depan mata kamu!" ungkap Chalya dengan senyum miring.
Aldee tersentak. Jadi, ia tertipu wajah malaikat Chalya waktu itu? Bodoh sekali! Bukankah ia sudah berjanji untuk tidak berurusan dengan orang lain?
Wajah Aldee pias. Terlebih saat ia melihat Chalya dan Krisna saling tatap dengan senyum miring. Sepertinya bukan Chalya yang berakting di depan Krisna, tetapi Chalya dan Krisna berakting di depan Aldee.
Perlahan dada Aldee terasa penuh. Sesak membayangkan perlakuan mereka kepadanya.
***
Sapa, tidak? Sapa, tidak? Sapa, tidak?
Pertanyaan itu terus terngiang di otak Aldee saat ia berdiri di koridor dan Chalya dari kejauhan berjalan ke arahnya. Chalya memang terkenal, sehingga setiap orang bertemu dengannya, selalu disapa. Tidak seperti dirinya yang layaknya debu di telinga gajah. Jangankan terlihat, dirasakan saja tidak bisa.
Chalya semakin mendekat, sedangkan jantung Aldee semakin berdebar. Kembali, ingatannya tentang kejadian kemarin di koridor itu. Bukankah ia baru saja disakiti lewat kata-kata? Lalu, kenapa ada inisiatif untuk menyapa?
Namun, ingin berbalik juga sudah nanggung, ia hendak pulang dan koridor mulai sedikit orang. Akan mencolok sekali.
Segera Aldee menunduk saat Chalya lewat di hadapannya. Namun, suara langkah kaki itu telah hilang. Gadis dengan bibir tipis dan hidung mancung itu sudah berada di hadapannya satu meter saat ia mendongak.
"Nih." Chalya menyodorkan kunci mobil pada Aldee.
Tatapannya tidak bisa diartikan. Bingung untuk apa kunci mobil itu.
"Lo bisa nyetir, 'kan? Lo gue suruh bawain mobil Krisna, kita mau ke mall abis ini."
Bel pulang sudah berbunyi sejak tadi. Hari ini Aldee ingin pulang cepat, tetapi entah kenapa ada saja halangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caraphernelia [END]
Teen Fiction"DASAR CUPU, JELEK, NGESELIN! UDAH GITU KUNO, JADUL, BURIK! JAUH-JAUH DARI GUE!" Semenjak Chalya Lova Ozawa tahu Aldevaro Axelle Daniswara menyukainya, Krisna Raditya, kekasih Chalya, merencanakan ide untuk mem-bully si cupu Alde. Alhasil, bukan ha...