Pengkhianat Lainnya

333 16 0
                                    

Katanya, penyesalan selalu berada di akhir, yang di awal namanya pendaftaran. Lagi pula siapa yang ingin mendaftarkan diri?

***

Pagi harinya, Chalya kembali ke rumah sakit. Ia masih ingin melihat keadaan Aldevaro. Akan tetapi, keinginannya tak seberani itu. Ia merasa aneh di dalam ruangan dengan keluarga yang lengkap.

Bukan malu, lebih tepatnya iri. Mengapa Aldee bisa mempunyai seluruh keluarga yang baik padanya? Mau menemani setiap waktu, bahkan saat sakit pun. Tidak seperti Chalya yang seperti anak terbiar.

Gadis itu duduk di bawah pohon ketapang. Tempat pertama kali Chalya melihat Aldee di atas kursi roda saat umur mereka masih sama-sama enam tahun.

Lalu, tangannya membuka ponsel. Tiba-tiba, ia merasa amat bodoh. Hampir saja kepencet memanggil Krisna. Namun, berhasil ia akhiri, meski tahu Krisna tetap akan curiga. BTW, laki-laki itu tak menghubungi Chalya sejak kemarin siang.  

Hingga beberapa detik kemudian, sebuah panggilan masuk. Panggilan dari Krisna—sudah ia duga.

"Ha-lo?"

"Sayang, maafin aku, ya. Aku emang salah, enggak kabari kamu dua hari ini. Padahal tahu kamu jelas enggak bisa dicuekin. Aku lagi sibuk persiapan buat turnamen satu bulan lagi. Maaf, ya, Love. Semalam aku capek banget mau telepon kamu."

Hening. Chalya merasa hatinya diiris. Akhirnya, ia menangis lagi setelah beberapa waktu menahannya. Hanya mendengar suara laki-laki itu, membuka kembali rasa sakitnya.

"Gue mau ngomong sama lo. Ketemu di taman depan rumah sakit, sekarang, gue tunggu."

"Ka-kamu kenapa, sih, Sayang? Aku ada salah, ya?"

"Enggak apa-apa. OTW."

Iya, sesingkat itu. Hingga beberapa menit kemudian, Chalya sudah menunggu di taman yang biasa mereka kunjungi. Yang beberapa waktu lalu sempat Chalya gunakan untuk bermain seharian dengan Aldee. Berada tepat di depan rumah sakit ini.

Pikiran Chalya terpaku lagi pada Aldee. Ia merasa sangatlah bodoh karena baru tahu dan menyadari bahwa anak laki-laki itu adalah Aldee.

"Jadi, lo Aldee?"

Kejadian semalam di kamar rawat Aldee teringat kembali. Ia sempat tertegun, kembali menyatukan kepingan puzzle yang didapatnya.

"Kamu siapanya Aldee? Teman sekelas?"

Saat itu, barulah Chalya tahu setelah pertanyaan Oma Aldee itu terlontar. Ia kembali berpikir apa yang telah ia lewatkan. Yaitu saat ia membenarkan penampilan laki-laki itu di mall. Sebelumnya juga saat bertemu di Indomaret, tetapi hari ini ia baru tahu. Mata Aldee minus tiga. Yang mana artinya di Indomaret waktu itu dia tidak mengenali Chalya karena Chalya juga sedang memakai masker.

Tatapan wanita tua itu membuat Chalya risi. Sedikit ... meneliti dari atas ke bawah. Entah apa yang dipikirkannya, tetapi jelas bukan hal bagus.

"Bukan. Kami hanya satu sekolah. Kebetulan Oma saya sedang sakit, saya tidak sengaja melihat Al-dee berbaring di sini. Maaf, tidak sempat membawakan apa-apa."

Caraphernelia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang