Perhatian Chalya

222 12 0
                                    

"Ciee, udah berani berduaan, nih."

"Gaje lo, Grit!"

Chalya melempar tisu yang baru ia gunakan mengelap hidung ke arah Grita. Sontak membuat gadis dengan atasan oranye pastel dan rambut pendek digerai itu menatap jijik.

Grita dan Ira segera masuk mobil di bagian belakang. Tidak lupa ia mengajak Chalya berfoto-foto di perjalanan.

Iya, Aldee akan berusaha untuk tetap jalan sekalipun dilarang Oma. Ini kesempatan emas baginya.

Hingga ketika mereka sudah sampai di mall tujuan, Grita dan Ira berjalan lebih dahulu, membicarakan hal-hal seru. Meninggalkan Chalya dengan Aldee yang masih di parkiran.

Aldee membukakan pintu untuk Chalya. Romantis sekali apabila yang melakukan adalah Krisna. Sayang, entah ke mana laki-laki itu perginya.

Chalya melangkah ke luar. Ia segera menggandeng tangan Aldee dengan ramah.

"Eh, tunggu. Gue kelupaan," katanya.

"Apa?"

Chalya segera melihat penampilan Aldee dari atas ke bawah. Apakah masih ada yang tidak sesuai dengan levelnya. Parfum yang lumayan, rambut lurus dengan pomade, kemeja dikancing sampai atas dan dimasukkan rapi, serta kacamata bulat yang setia bertengger di pangkal hidung.

Meskipun kacamata itu trend zaman sekarang, tetapi tergantung pemakainya.

"Lo enggak usah pake kacamata enggak keliatan apa?" tanya Chalya dengan nada kesal. Ia menghela napas. Seharusnya laki-laki itu modis sedikitlah, kalau diajak keluar.

Gadis itu menghela napas, melepas kacamatanya tanpa banyak bicara. Chalya tersenyum dan segera merapikan tatanan rambut Aldee.

"Turunan dikit. Enggak nyampe, nih."

Aldee tersenyum malu-malu melihat tingkah Chalya yang hendak membuatnya terlihat tampan. Ia sedikit menurunkan tingginya.

Chalya merapikan rambut Aldee dengan pelan-pelan. Membuatnya bergaya seperti artis Korea, yaitu poninya dibelah pinggir.

Orang-orang yang berlalu-lalang di parkiran memerhatikan tingkah sejoli itu. Lucu dan membuat mereka baper akan tingkahnya.

"Jan-jangan diperlihatkan da-dahinya, Chal-ya."

"Udah, deh, diem aja."

Beberapa kali Aldee menolak perlakuan Chalya. Bagaimana bisa ia mengubah penampilan yang awalnya sudah bagus jadi seperti ini?

"Eng-gak gitu, masalahnya—"

"Dah jadi. Ngaca, gih." Chalya menyodorkan sebuah cermin kecil di hadapan wajah Aldee.

Aldee melihat di cermin kecil yang selalu dibawa Chalya ke mana-mana itu. Namanya gadis, tidak akan jauh-jauh dari cermin, sisir, bedak, dan parfum.

"Eh, tunggu, ada lagi. Lo pake kaos di dalem? Eh, bukan kaos dalem, maksud gue, kayak kaos tipis gitu."

Aldee mengangguk. Kaos tipis berwarna abu-abu muda itu ia tunjukkan sedikit dari atas. Chalya tersenyum. Bagus. Ia segera membuka kancing kemeja berwarna biru tua milik Aldee satu per satu.

Caraphernelia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang