Masih Belum Peka

188 14 0
                                    

Banyak orang akan memilih sahabat daripada pacar, tetapi tak jarang pula yang sebaliknya.

***

Seminggu Chalya tidak menyapa Nova atau Krisna. Hari ini, gadis dengan baju pas di tubuh itu bertemu dengan sang kekasih. Iya, karena belum ada kata putus yang keluar dari bibir masing-masing.

Dari kejauhan dapat Chalya lihat sosok Krisna berjalan bersama teman-temannya. Sadar suatu hal, teman-teman Krisna menyingkir. Membiarkan Krisna yang akan berhadapan langsung dengan Chalya.

Gadis itu malah terkesan cuek, malas juga menatap wajah Krisna. Sehingga ia melipir dan menyapa Aldee di belakang laki-laki itu.

"HEH, CUPU! KANTIN, YOK!" seru Chalya masih dari kejauhan.

Banyak orang yang menatap tidak menyangka hal itu. Setahu mereka, Chalya pacar Krisna dan Chalya anti dengan laki-laki cupu itu. Lalu, kenapa sekarang malah menyapa Aldee? Atau mungkin mereka mempunyai strategi lain untuk mengerjai Aldee lagi? Geng pem-bully, sih, tidak jauh-jauh dari ide busuk. Begitulah pikir banyak orang.

Ketika jalan Chalya hampir bersimpangan dengan Krisna, seakan di-slow motion, Chalya melirik sekilas. Memberi tatapan tajam nan dingin saat tangannya dicekal oleh Krisna.

"Kita butuh bicara."

Chalya melihat arah lain, malas berhubungan dengan Krisna. Ia biarkan dua tangannya dipegang laki-laki itu, tetapi tidak pada tatapannya.

"Chalya, lihat aku!"

"Apa, sih? Enggak ada, tuh, yang perlu dibicarain. Lo sama gue, kan, udah."

"Udah apa?"

"Udah selesailah, apa lagi?"

Krisna semakin erat memegang pergelangan tangan Chalya, membuat gadis itu sedikit meringis.

"Seminggu aku nunggu alasan kamu, Chal, dan sekarang apa? Kamu bilang kita udah selesai?" Krisna mendengkus. "Kamu bener-bener enggak mikirin perasaan orang lain, ya! Enggak pernah bisa setia!"

Chalya tersentak, tatapannya menajam, menatap tepat pada manik mata Krisna. Bagaimana bisa laki-laki berambut belah pinggir ala cogan Korea itu memutarbalikkan fakta? Juga kenapa ucapannya sama persis seperti Nova waktu itu?

"Lo jangan playing victim gitu, dong! Yang seharusnya disalahin itu lo, bukan gue! Lo enggak kasih penjelasan apa-apa ke gue!" Air mata Chalya mulai merembes di pipi, yang langsung ia seka tanpa banyak kata. Tanpa isakan juga. Ia tidak mau terlihat lemah, terutama di hadapan Krisna. "Lo pergi gitu aja! Lo milih sahabat gue, Kris! Gue pergi malah lo biarin gitu aja! Padahal gue berharap lo hentiin gue dan jelasin semua hanya salah paham. Bahwa lo sama Nova enggak ada hubungan apa-apa! Tapi, gue salah! Yang namanya kedekatan enggak pernah jauh-jauh dari perasaan."

Berdecih, Chalya menatap hal lain lagi, berusaha melepas pegangan Krisna. Namun, usahanya tidak membuahkan hasil. Krisna bergeming dengan pegangan yang semakin erat.

"Jadi—"

"Jadi, kita putus!"

Tidak terlalu keras, tetapi menggunakan penekanan nada yang mampu membuat cekalan Krisna melemah.

Chalya mengucapkannya tepat di wajah laki-laki itu. Ia juga segera menghapus air matanya, berusaha terlihat baik-baik saja.

Benar. Dugaan semua orang benar. Bahwa hubungan mereka tidak akan bertahan lama. Percuma dua orang itu mengumumkan kepada publik, kalau akhirnya seperti ini.

"Chalya, gu—"

Tubuh Chalya yang hendak pergi dari hadapan Krisna, terhenti bukan karena panggilan Krisna, tetapi masih ada yang ingin ia ucapkan lagi.

Caraphernelia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang