Diantara tawakal terhadap rejeki, yang paling ku saluti sesama pedagang adalah pedagang pinggir jalan. Entah makanan, jualan mainan bahkan jualan balon.. disitulah konsep 'menggerakan' dalam kehidupan nyata terlihat.
Status ini saya tulis untuk mereka yang berjasa dalam hidup di saya, di fase kehidupan saya apapun semenjak tinggal di kota ini. Semasa s1, saya ingat betul bahwa ada dua pedagang makanan yang namanya saya tulis di Lembar Persembahan Skripsi saya, beliau adalah Alm. Ibu Warung Barokah dan Bu Didik.
Bagi saya beliau-beliau tersebut merupakan orang yang berjasa dalam memberikan makanan diskon terhadap saya hehe... saya ingat benar ketika dulu sekitar tahun 2012 - 2014 punya langganan warung makan dekat kost lama namanya Warung Barokah. Warung sederhana yang menjual makanan ala rumahan, saya juga masih ingat bagaimana rupa penjualnya. Ibu yang sangat ramah dan berkenang bagi saya, setiap hari lauk saya pasti ada ayam dan telur karena dulu belum suka sayur. Dengan porsi ayam dan telur ibu itu hanya menghargainya seharga 5.000 rupiah saja.. saya terkadang sampai bertanya
"ibu ndak rugi ? Kalau menghargai makanan saya semurah ini ?"
"Ndak nak, wes lima ewu ae.. besok mau ibu masakan ini lagi nak ?"
"Iya bu saya mau, besok sebelum kuliah dan setelah kuliah saya makan disini"
Hal tersebut berlangsung cukup lama, bahkan kalau saya telat makan ibu menyimpankan lauk kegemaran ku 😭😢 agar tidak dibeli pelanggan lain. Bagiku bu warung barokah baiknya sudah kelewatan, langka orang baik seperti beliau di zaman sekarang untuk ku temui..
Tak lupa kalau sebelum pulang ke Jakarta, saya selalu menyempatkan makan di warung beliau sekaligus sungkem untuk pamit. Khawatir beliau memasakan lauk kesenanganku tapi aku tidak kunjung datang. Bagiku beliau adalah salah satu orang tua ku di kota kecil ini.
Sampai akhirnya pada 2014 beliau tutup usia... sebelum beliau tutup usia tanda tanda sudah terlihat, beliau sudah tidak berdagang lagi karena sakit.. dan hal ini membuatku mencari warung langganan lain..
Warung langganan kedua yaitu bu didik, kalau disini menu favorit adalah krecek dan kare.. whaa.. terbaik se kota malang pokoknya... alhamdulillah hingga sekarang beliau masih sugeng.. saya ingat benar cara beliau memanggil saya dengan panggilan "seno".. kalaupun saya datang beliau secara otomatis menyajikan menu favorit saya.
Dua ibu ini masuk kedalam lembar persembahan orang orang yang berjasa dan berkenang dalam kehidupan s1 saya..
Lalu bagaimana dengan kehidupan s selanjutnya ?
Hari ini salah seorang yang berjasa dan berkenang dalam hidup saya, kembali ke hadapanNya. Beliau adalah Bu bibit, penjual pecel dengan martabak yang super lezat. Berjualan tak jauh dari tempatku tinggal sekarang..
Hampir setiap pagi selama beliau masih sugeng, saya selalu beli pecel ditempat beliau.. layaknya pedagang langganan beliau sudah hafal porsi saya "Nasinya Setengah, sayurnya agak dibanyakan plus martabak 3" kadang saya juga sering makan di ndalem beliau.. kadang juga bungkus agar di makan bersama teman teman.
Kadang kalau sudah lama ndak sarapan pecel beliau menanyakan "kemana saja ?" Hal ini yang kadang saya selalu menyempatkan beli pecel. Mungkin diantara tawakal beliau mengenai rezeki kepada Allah, di taruh harapannya pada orang Langganan yang membeli pecelnya 😭. Sudah baik, kadang saya juga sering di bonusi martabak kalau lagi beli banyak.. beliau juga tidak perhitungan kalau memberikan harga. Semenjak beliau sakit, yang menggantikan beliau kalau tidak suaminya adalah anaknya, tentu salah satu hal yang paling kontras dengan sakitnya beliau adalah hilangnya menu martabak..
Hingga kemarin akhirnya orang berjasa dalam hidup kembali kehadapannya. Studi ku memang belum selesai, dan masih cukup lama.. tapi nama beliau akan ku tulis dalam lembar persembahan dan ku kenang hingga aku besar nanti.. setidaknya dalam kehidupan ku akan ku ceritakan orang-orang baik yang pernah ku temui dalam hidup.. ku ambil pelajaran bagaimana mereka menyikapi hidup dan memberi kebahagiaan yang mereka mampu berikan kepada pelanggan-pelanggan mereka....
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE : The Unexpected Journey
SpiritualSebuah buku berisikan kisah seorang pemuda yang sedang mencari jati diri hingga makna kehidupan melalui jalan yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Namun siapa sangka, ternyata jalan inilah, jalan yang membawa dirinya untuk mengenal lebih luas San...