Kyai Cholil Bangkalan

5 0 0
                                    

Sudah banyak sebenarnya tulisan yang membahas tentang beliau, Sang Guru Bagi Ulama Nusantara. Tapi kali ini aku mempertanyakan satu hal yang menurutku pemikirannya agak berbeda dengan orang lainnya. Sebagi guru jebolan Kyai besar seperti KH. Hasyim Asyari, KH. Ahmad Dahlan, KH. Abdul Karim, KH. Bisri Syamsuri, KH. Maksum Lasem, KH. As'ad dan masih banyak murid beliau yang menjadi ulama besar. Mengapa tak ada satupun dari mereka yang dimantu oleh beliau ? Hemm....

Rasional pada umumnya seorang kiai pasti ada rasa kepingin memiliki mantu dari salah satu santrinya yang memiliki potensi luar biasa. (Cerita KH. Abdul Karim dan KH. Marzuki Dahlan KH. Mahrus, KH. Hasyim dan KH. Djazuli Ustman dsb) Terlebih pandangan kiai yang bisa melihat tajam kiranya akan jadi apa santrinya nanti (bisa dari Maunah atau Karohmah) tapi bagi KH. Kholil yang terkenal akan kewaliannya, pastilah karohmah yang bekerja untuk menembus penghiliatan yang sangat tajam tersebut.

Aku tanya ke teman, tapi mereka juga langsung ikut berpikir.. Sampai akhirnya aku jadikan tulisan ini dengan persepsiku pribadi.

Pernah dengar jika "Orang alim jika meninggal maka ia akan membawa ilmunya" ? Saya analogikan jika Kiai Kholil adalah seseorang yang memiliki ilmu yang sangat luas, sebelum beliau meninggal pasti ia tersadar bahwa ilmunya akan lebih baik di"transfer" kepada murid murid beliau yang kiranya akan memberi manfaat lebih bagi umat yang lebih luas.

Saya juga pernah berpikir, jika sebagai preman godaannya adalah mencuri bagaimana godaan seseorang yang sudah di level kiai ?

Mungkin disinilah jawaban kenapa akhirnya murid-murid saktinya tersebut tidak ada yang diambil jadi mantu. Jika Kiai Kholil mengambil salah satu muridnya, yang beliau sadar benar murid tersebut jika berada ditempat lain akan memberi kemanfaatan lebih. Maka ia akan kalah dengan nafsu untuk "memiliki" murid tersebut, meski tujuannya baik.

Alasan KH. Marzuki Mustamar cukup memberiku gambaran bagaimana seharusnya seorang santri bertindak. Yang terpenting dari pada dimantu oleh guru sendiri, adalah melanjutkan perjuangan dari sang guru secara totalitas.

LIFE : The Unexpected JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang