Anak Kakek

3 0 0
                                    

Saya suka heran, secara kemampuan dan beberapa sifat, terkadang ada kemampuan dan sifat ayah dan ibu yang tidak aku miliki. Saya suka bertanya dari mana kemampuan aku bisa menggambar dan mencintai seni ? padahal ayah dan ibu bukanlah pencinta seni, apalagi bisa menggambar. Saya suka bertanya dari mana kemampuan menulisku? Padahal ayah dan ibu bukan tipikal orang yang sering bercerita lalu menuliskan semua kejadian penting yang ada dalam hidupnya. Saya (mungkin) orang romantis (pede banget), padahal kalau liat ayah bukan orang romantis, yha mungkin persepsi romantisnya berbeda. Dan masih banyak lagi beberapa pertanyaan dan jawabannya kalau ditulis disini bisa sangat panjang.

Pertanyaan pertama mungkin aku belum tau jawabannya, tapi yang jelas pasti ini dari jalur ibu. Karena yang saya liat hanya saudara yang berasal dari keturunan nenek saja yang memiliki kemampuan ini.

Pertanyaan kedua, baru terjawab beberapa minggu terakhir semenjak pulang dari kampung halaman. Saya niat buat cari catatan opung. Dulu ibu pernah bercerita kalau opung pernah menunjukan beberapa catatan perjalanan hidupnya. Yang menarik ketika saat perang kemerdekaan opung pernah ditolong oleh perawat dan jatuh hati kepadanya wkwk... padahal ceritanya dulu, saya lupa tahun berapa. Tapi mungkin tahap saya belum tepat untuk mengetahui hal tersebut.

Akhirnya saya bongkar lemari tua milik opung di kampung, lucunya diantara cucu nya yang mungkin sekarang sudah belasan. Hanya saya yang tertarik dan kepikiran bongkar catatan itu. Beginilah jalur hidup saya, lucu.. ku temukan banyak catatan menarik mengenai pengalaman hidup dan ringkasan pengetahuan dunia. Saya baru menyadari kalau ternyata saya dan opung hampir sama, sayang.... dikala saya sudah mencapai tahap ini beliau sudah tidak ada. Tapi disinilah berharganya dan pentingnya menulis, karena dengan menulis maka engkau akan di kenang oleh sejarah.

Sekarang terjawab keahlian menulis ku turun dari siapa, serta keahlian dalam ilmu yang aku miliki mirip siapa. Ternyata dari zaman dahulu opung sudah baca beberapa buku mengenai filsuf filsuf yang aku pelajari sewaktu kuliah (terbukti dari ada nama nama ilmuan seperti, John Locke, Nitze, Joseph Nye dll), lebih hebat beliau dapat mengaitkan bagaimana korelasi agama dengan kehidupan pada zaman itu. Nah singkat cerita hal hal tersebut lah yang membuat bahwa kemampuan ilmu kita mungkin berada di bidang yang sama. Kalau ayah dan ibu menurunkan kecerdasan yang sama dengan adik sekarang saya maklum kalau dia lah sebenernya anak dengan gen ayah dan ibu 😆

Ketiga, sebenernya ini kepedean yang hakiki.. tapi ternyata sifat ini mungkin turun dari eyang kakung. Kalau ada sosok romantis pertama kali yang saya kenal adalah beliau, banyak hal hal romantis yang beliau perlihatkan sewaktu bersama eyang uti. Tapi yang paling menyayat adalah ketika eyang kakung ditinggal eyang uti untuk menghadap Allah SWT. Tiap hari sembari mengisi waktu kosong, sering sekali beliau mendengar musik keroncong. Disinilah titik teromantis, mengenang kepergian kekasih hati dengan hal hal yang dapat mengingatkan kenangan yang telah dirajut bersama dan disini pula saya mulai menyukai dan belajar banyak mengenai musik yang berasal dari tanah jawa tersebut. Beliau menjelaskan kalau setiap musik ada kenangannya bersama eyang uti, namun musik favoritnya adalah "Sapu Tangan". Sebagai cucu paling besar dan paling bisa diandalkan kala itu, demi nyenengi eyang, saya bolak balik muter muter pasar atau toko cd untuk cari kaset atau cd keroncong untuk eyang kakung. Karena situasinya saat itu hanya musik musik tersebut lah yang selalu menghibur beliau atas kepergian eyang uti. Setelah membeli akhirnya kita berakhir dengan mendengarkan cdnya bersama sama.. saya yang taunya hanya Bengawan Solo jadi tau banyak judul lagu karena menemani eyang kakung.

LIFE : The Unexpected JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang