SILH 21

1.5K 157 8
                                    

"Lepas! Lepas Jungkook!"

Jungkook saat ini tengah menyeret Jimin untuk ikut dengannya. Tak
perduli Jimin meronta untuk melepaskan dirinya, Jungkook tetap tak memperdulikannya. Bahkan saat tadi karyawan Jimin menghalangi niatnya, Jungkook tak segan-segan melayangkan pukulannya, tak perduli pria atau pun wanita.

Brukk

Jungkook menghempas kasar tubuh Jimin hingga tersungkur ke lantai kamarnya dan dengan sigap Jimin memeluk perutnya erat agar perutnya tak langsung membentur lantai.

Jimin kini meringis merasakan tubuhnya yang nyeri saat mencoba menegakkan tubuhnya untuk duduk.

"Cih! Kau masih melindungi janin itu! Padahal ayah janin itu meminta cerai padamu," ucap Jungkook yang tengah berjongkok di depan Jimin dengan menatap sinis pada pemuda mungil itu.

"Aku tak akan membiarkanmu melukai bayiku! Aku akan tetap melindunginya karena dia adalah buah cintaku dengan Taehyung!"

"Oh, ya?!" Jungkook terkekeh setelah mendengar ucapan Jimin. "Kita lihat sampai mana kau bisa melindungi nya dan setelah janin itu hilang, aku akan menjadikanmu milikku, Park Jimin," ucap Jungkook seraya pergi dari hadapan Jimin hingga ia menghentikan langkahnya di depan pintu kamar miliknya, Jungkook kembali menoleh ke arah Jimin.

"Satu hal lagi. Aku akan mengirim surat cerai yang Taehyung berikan padamu ke pengadilan. Agar kalian cepat-cepat berpisah dan aku tak ingin menunggu lebih lama lagi untuk menjadikanmu milikku seutuhnya. Jangan khawatirkan tentang tanda tanganmu karena mudah saja untukku memalsukannya," ujarnya dengan tatapan datar. Setelah itu Jungkook berlalu untuk keluar kamar dan tak lupa menutup pintu kamarnya.

Kini Jimin menangis tersedu-sedu untuk merutuki nasibnya. Kenapa semua ini bisa terjadi padanya? Jimin beralih menurunkan tatapannya kearah perut datarnya sambil mengusapnya perlahan dibarengi senyum miris yang terukir di bibirnya.

"Baby, kau harus bertahan demi Papa ne, serapuh apa pun Papa saat ini dan kedepannya kau harus tetap kuat karena demi apa pun, kau harus bisa terus tumbuh di perut Papa hingga terlahir ke dunia. Kita berjuang sama-sama, Baby. Bantu Papa untuk selalu kuat menghadapi ujian hidup ini ne," Jimin mengalihkan pandangannya ke atas menatap langit-langit kamar yang berwarna putih. Kemudian ia mengedarkan pandangannya untuk melihat suasana kamar Jungkook yang bernuansa putih itu.

Jimin menegakkan tubuhnya melangkah ke arah meja yang berada di samping pintu balkon dengan rasa penasaran yang mulai mengganggunya pada sebuah bingkai foto yang tergeletak terbalik. Tangannya terulur dan menggapai bingkai foto itu. Dapat ia lihat di bagian belakang bingkai terdapat tulisan pena bertinta putih.

"Park Jinan"
24/09/1995
-
14/04/2017

Jimin mengernyit bingung dengan paduan nama dan tanggal itu sampai ia membalik bingkai foto itu dan betapa terkejutnya Jimin hingga ia menutup mulutnya yang menganga saat melihat foto itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SORRY, I LOVE HIM ✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang