SILH 29

1.3K 150 15
                                    

Malam pun tiba, pukul 7 Jungkook tampak memarkirkan mobilnya di area parkir gedung apartemennya. Terlihat wajahnya begitu kusut dan lelah. Setelah keluar dari mobilnya Jungkook bergegas memasuki gedung apartemen itu untuk segera sampai pada kamar apartemennya dan beristirahat.

Jungkook kini sudah di depan pintu menekan password dan membuka pintu itu. Namun sesaat ia membuka pintu, Jungkook membeku di tempatnya berdiri saat melihat keadaan di dalam yang sangat berantakan. Banyak pecahan kaca dan barang-barang yang berserakan di lantai. Saat tersadar Jungkook berlari ke arah kamarnya.

Brakk

"Jimin! Jimin! Di mana kau?" teriaknya dengan pikiran yang sangat kalut. Ia terus mencari keberadaan pemuda mungil itu. Jungkook berdiri di depan kamarnya mengusap wajahnya frustasi.

"Sialan! Kemana dia pergi?! Ya tuhan." Jungkook pun mengedarkan pandangannya hingga ia melihat secarik kertas yang berada di atas meja ruang tamu dengan sebilah pisau yang menancap di atas meja itu.

Srett

Datang ke Metasequoia Forest, Yeongdeok Jika kau ingin pemuda manis ini selamat. K J

Setelah membaca pesan yang tertulis di kertas itu Jungkook meremat kertas itu dengan emosi yang tampak tersulut dengan nafas yang memburu.

"Sialan! Berani-beraninya kau menyentuh milikku. Aku pasti akan membunuhmu brengsek!" Jungkook pun mengambil kunci yang ia letakkan di meja yang ada di depannya setelah itu ia bergegas pergi dari apartemennya menuju tempat yang tertulis di kertas itu dengan terburu-buru karena ia tak ingin terjadi sesuatu pada Jimin dan bayinya.

Di tempat lain di sebuah tempat yang gelap dan lembab namun masih terdapat cahaya yang masuk dari celah lubang ventilasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tempat lain di sebuah tempat yang gelap dan lembab namun masih terdapat cahaya yang masuk dari celah lubang ventilasi. Seorang pemuda manis tengah mengerjapkan matanya. Kepalanya terasa pusing dan berat. Jimin mulai mengangkat kepalanya untuk menatap sekitarnya. Gelap adalah yang ia lihat pertama kali. Jimin bingung dengan sekitarnya dan bertanya-tanya di mana dia sekarang. Saat Jimin ingin beranjak dari sana, ia baru sadar jika tubuhnya tengah terikat kuat pada sebuah kursi.

"Akh.. S-sakit. Ini dimana?" Jimin terus berusaha melepaskan diri namun ikatan itu sama sekali tak bergerak barang sedikit. Jimin terus berusaha membuka ikatannya hingga seseorang masuk ke ruangan entah siapa karena yang Jimin lihat hanya gelap di depannya. Jimin hanya mendengar langkah kaki beberapa orang di depannya mungkin dua atau tiga orang.

"Kau sudah bangun?" ucap pria itu di depan Jimin, namun Jimin tak dapat melihatnya dengan jelas.

"Siapa kau?"

"Siapa aku? Kau melupakanku? Sayang aku tahu ini terlalu lama aku meninggalkanmu selama 8 tahun tapi, aku sangat kecewa kau melupakanku Jinan dan sekarang kau hidup dengan pria brengsek itu."

"J-jinan? Apa maksudmu? Aku bukan Jinan." protes Jimin tak terima.

"Hei, jangan menyangkal sayang, aku masih mengingatmu kau masih sama hanya.. Eoh? Aku baru sadar rambutmu sekarang pendek. Kenapa kau memotong rambutmu hum? Kau sangat cantik dengan rambut panjang mu." Ujar pria itu sambil mengusap rambut Jimin lembut.

SORRY, I LOVE HIM ✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang