SILH 18

1.5K 155 6
                                    

Plak

Tamparan yang begitu keras mampir di pipi Jungkook hingga wajahnya menoleh. Sungguh panas dan nyeri kala pipi yang ditampar itu sekarang memerah. Jungkook menolehkan kembali wajahnya ke arah Jimin yang ada di bawah kungkungannya kini terlihat geram karena ucapan yang Jungkook lontarkan.

"Jadi selama ini kau yang mencoba merusak rumah tanggaku?! Merusak hubunganku dengan suamiku?!" ucap Jimin dengan mata yang berkaca-kaca.

Jungkook menyeringai. "Hum, benar akulah yang melakukannya, sayang," ucapnya sambil mengusap pipi Jimin yang tampak memerah akibat hawa dingin yang pemuda mungil itu rasakan.

"Kau benar-benar pria brengsek Jungkook!" Jimin pun meronta mendorong tubuh besar Jungkook dengan tenaga yang tak seberapa dan Jungkook dengan mudah menahan Jimin dengan menangkap kedua tangan mungil itu keatas kepala dengan satu tangan dan tangan yang lain dengan kurang ajarnya mengusap dada Jimin yang sedikit berisi kemudian semakin turun kemudian menyusup masuk ke dalam pakaian yang Jimin kenakan.

"Aku menjadi brengsek karenamu, sayang. Kau tahu, Betapa sakitnya saat aku melihatmu bermesraan dengan Taehyung? seakan-akan aku tak pernah rela jika kau dimilikinya."

"Kau sudah tak waras! Dia suamiku!"

"Tidak untuk ke depannya. Kau akan menjadi milikku seutuhnya," ucapnya sembari menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Jimin.

"Lepas! Lepaskan aku!" Jimin meronta dengan sekuat tenaga tak perduli dengan pergelangan tangannya yang di tahan Jungkook menjadi terasa sakit hingga kakinya yang dibiarkan bebas menghantamkan lututnya ke arah selangkangan Jungkook.

Bugh

"Arrhggghhh!" Jungkook berteriak kesakitan hingga terjatuh ke lantai sambil menutupi selangkangannya yang terasa ngilu. Jimin pun beranjak dari sofa dan segera menuju ke pintu kemudian membukanya. Setelah Berhasil keluar dari apartemen Jungkook, Jimin pun berlari keluar meninggalkan apartemen Jungkook sambil menahan tangis dengan wajah yang sudah memerah.

Setelah merasa jauh, Jimin berhenti di sebuah halte bus dan terduduk di sana. Sejenak mengistirahatkan tubuhnya untuk menetralkan nafasnya. "Ya Tuhan, kenapa jadi seperti ini? Apa salahku hingga hidupku seperti ini?" ucapnya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Puk

Jimin terkejut dan langsung berdiri menatap seseorang yang menepuk pundaknya. Ia takut jika Jungkook tiba-tiba menyusulnya. Namun, Jimin dapat bernafas lega saat melihat siapa yang ada di sampingnya. "Daniel hyung, Kau membuatku takut!" ucap Jimin sambil menepuk dada Daniel keras.

"Yak! Sakit tahu! Oh ya ... Kenapa kau ada di sini? dan kulihat kau tampak ketakutan." tanya Daniel heran saat ia tadi tak sengaja berada di sebuah toko buku yang ada di dekat halte di mana Jimin berada. Saat Daniel keluar dari toko itu, ia dibuat heran saat melihat Jimin sedang duduk di bangku halte dengan menutup wajahnya dan dengan perasaan khawatir Daniel memutuskan untuk menghampiri adik dari temannya itu.

Jimin gugup saat mendengar Daniel menanyakan keadaannya. "Oh ... Em ... A-aku ..."

Daniel pun menghela nafas. "Sudah jika kau tak ingin mengatakannya tidak apa."

"Maaf.. "

"Nde, sudah tak apa-apa. Ayo Ku antar kau pulang. Sungwoon pasti mencemaskan mu." Jimin pun mengangguk dan segera ia dan Daniel menyebrang jalan untuk perhi ke arah mobil Daniel yang sedang terparkir. Tanpa di sadari keduanya, Jungkook berdiri tak jauh dari halte sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Jungkook pun memasang seringainya, "Lihat saja sebentar lagi kau akan menjadi milikku Jimin." Setelah mengucapkan itu, Jungkook pun pergi dari sana dan kembali ke apartemennya.

SORRY, I LOVE HIM ✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang