18✌ - Kesalahan yang tidak di perbuat

25.5K 2K 101
                                    

Happy Reading

📕📕📕

***

Kini mereka bertiga sudah berada di Rumah sakit, setelah dua puluh menit menempuh perjalanan. Memang jarak dari cafe dan rumah sakit cukup jauh, tapi entah mengapa Raga di bawah ke Rs ini.

Sekarang Nasya sedang berjalan cepat untuk mencari keberadaan keluarganya, Clara yang melihat kondisi Nasya yang sedikit terlihat pucat dan berkeringat, membuat Clara harus menegurnya.

"Sya, jalannya pelan-pelan aja. Ntar lo kecapean" ucap Clara mengingat kan.

"....." tidak ada jawaban.

"Yee, gue di kacangin" ucap Clara tak terima.

"Udah lah, gak usah ganggu dia dulu. Dia lagi khawatir, maklumin aja lah" ucap Reyhan, memaklumi kondisi Nasya sekarang.

Clara mengikuti apa yang di bilang Reyhan, memang ada benarnya juga. Tapi jika di lihat kondisi Nasya, di lagi tidak baik-baik saja.

***

Nasya sudah menemukan di mana keluarga nya berada, masih di ruangan UGD.

Nasya sedikit berlari untuk menuju mama dan papanya, tapi yang di lihat Nasya sekarang ada Grey dan juga,  Fernan? ngapain Fernan di sini? Mungkin itulah yang di pikirkan Nasya sekarang.

"Mah, pah" panggil Nasya lirih, saat sudah berada tepat di hadapan orang tuanya.

PLAK !!

Satu tamparan keras berhasil mengenai pipi Nasya. Bagas, Bagas lah yang menamparnya, entah apa lagi kesalahannya sekarang.

Nasya tertekun kaget saat mendapatkan tamparan dari Papa nya. Ia hanya mampu menahan sakit di bagian pipi nya, dan berusaha menahan rasa sakit yang sangat dalam di hatinya, bagaikan ribuan pisau yang menancap di hatinya.

Fernan, Clara dan Reyhan, mereka cukup kaget saat melihat tindakan dari Bagas. Sedangkan Grey, ia hanya tersenyum sinis saat melihat kejadian itu.

"Dari mana kamu?" tanya Bagas dengan penuh penekanan di setiap kalimat.

"Na-nasya dari cafe pa" jawab nya.

"Kamu tau, apa kesalahan kamu sekarang" tanya Bagas sinis.

"Na-nasya gak tau, pa" jawab Nasya yang sekuat tenaganya menahan isakkannya.

"Ck. Dasar anak pembawa sial" caci Bagas, sinis.

Nasya hanya menunduk saat mendengar kata-kata itu, telinga dan hati Nasya sudah cukup kebal untuk kata-kata yang sakit seperti itu.

"Kamu liat sekarang?! Kamu liat, anak saya kecelakaan cuma karna kamu Nasya. Raga mencari kamu, karna kamu tidak pernah pulang." sentak Bagas yang sudah mulai emosi.

"Kenapa? Kenapa bang Raga harus nyariin aku?" tanya Nasya, lirih.

"Sudah lah, saya malas untuk berbicara sama kamu. Lebih baik kamu pergi dari sini, sebelum saya melukai kamu" ucap Bagas yang sudah mulai emosi.

"Na-nasya gak tau apa-apa, pah. Kenapa Nasya di salahin karna kecelakaan bang Raga" ujar Nasya sedikit membentak karna sudah tidak tahan dengan tuduhan yang di berikan oleh Bagas.

"Oh, sudah mulai berani kamu. Siapa yang ngajarin kamu untuk kurang ajar sama orang tua, HAH." bentak Bagas emosi.

"Orang tua pa? Nasya aja gak pernah di anggap anak sama kalian, terus? Nasya harus anggap kalian ORANG TUA!" sentak Nasya yang penuh penekanan.

NASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang