Happy Reading
📕📕📕
Setelah selesai ke supermarket, Nasya dan Reyhan segera menuju ke basecamp Alastor. Nasya membeli berbagai makanan ringan untuk di bagi-bagikan kepada anak-anak Alastor. Sedangkan Reyhan, ia hanya menunggu Nasya di dalam mobil, malas untuk menunjukan wajahnya yang sudah penuh dengan berbagai luka akibat pukulan Raga.Hampir duapuluh menit perjalanan, kini Nasya dan Reyhan sudah tiba di basecump. Terlihat sangat ramai dan ricuh di dalamnya, seperti sedang melakukan perdebatan.
Nasya mencekram tangan Reyhan. "Bang? Kok di dalam ribut banget? Emang kita gak ganggu?" tanya nya.
"Udah gak papa, paling lagi rebutan cewek" jawab Reyhan asal.
Nasya mengangguk, lalu mengikuti langkah Reyhan dari belakang. "Hello, hello epribadi" sapah Reyhan dengan suara naik satu oktaf.
Semua mata tertuju pada Reyhan, tak terkecuali Given yang duduk sambil memegang selembar kertas, tapi nampak seperti memegang selembar foto, yang berukuran sedang.
Given menaikkan satu alisnya. "Ngapain? Tumben!" ucapnya.
Reyhan menyengir, menggaruk belakang telinganya yang tak gatal. "Gue bawa sesuatu" ujarnya.
Nasya maju beberapa langkah, menyamakan posisinya dengan Reyhan. "Ha-hay bang" sapah Nasya dengan sedikit gugup.
Given meremas foto itu kuat, "Sial, kenapa harus sekarang. Gue gak bisa kalau Nasya sampai tau hal ini" batinnya, khawatir kalau Nasya akan curiga.
"Gue ganggu yah, bang? Yaudah, gue balik yah" Nasya berbalik berniat untuk pulang, pasalnya Given sama sekali tidak menunjukan tampang senang dengan kedatangannya.
"Gak Sya, sini sama abang!" cekal Given cepat, tidak mau membuat Nasya kecewa dengan sikapnya.
Nasya berbalik. "Emang gak papa?" tanyanya lagi.
Given menggeleng cepat. "Udah, gak papa! Nanti gue yang ambil makanan nya" ujar Reyhan memberanikan Nasya, lalu berbalik mengambil makan ringan.
Nasya maju, semua anak Alastor diam. Menahan emosi sekuat tenaga pasalnya mereka sudah tau siapa yang berani melukai Nasya waktu di rumah sakit. Mulut mereka sudah sangat tidak sabar untuk memberitahukan hal yang sebenarnya. Tapi keputusan Given tidak bisa di bantah, bahwa Nasya belum pantas untuk mengetahui hal ini.
"Ke-kenapa liatin gue kayak gitu?" tanya nya sedikit gugup saat anak Alastor menatapnya dengan berbagai jenis.
Given merangkul bahu Nasya. "udah gak papa, kamu ngapain ke sini?" tanya Given basa-basi, menghilangkan rasa khawatir nya.
"Gak ngapa-ngapain sih bang, cuma mau main aja. Tadi aku sama bang Rey beli makanan ringan, buat abang sama yang lain" jawabnya, sambil duduk di sebelah Given.
Given mengangguk paham. "Terus? Reyhan mana?" tanya nya lagi.
"Ada di luar, katanya mau ngambil makanan ringan" jawabnya, sambil memainkan ponselnya.
"Oy! Ngelamun aja lo pada, biasanya juga pada joget-joget kaga jelas" ujar Reyhan berteriak sambil meletakan tiga kantung plastik berisikan berbagai makanan ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NASYA
Teen FictionBEBERAPA PART DIHAPUS KARENA PROSES PENERBITAN!! [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA!!] PLAGIAT TOLONG MENJAUH YAH!! Siapa yang tau bagaimana rasanya berkorban demi keluarga yang sama sekali tidak pernah memberikan kasih sayang? Rasa kasih sayang b...