Happy Reading
📕📕📕
Mereka berempat sedang asik sendiri, tanpa menyadari seseorang yang sedang melihat kebahagiaan Nasya. Senyum terukir di wajahnya, saat melihat Nasya tertawa bahagia walau keadaannya sedang tidak baik.Erik mencoba mengetuk pintu ruangan Nasya, walaupun pintu sudah terbuka.
Tok
Tok
Tok
"Permisi?" Erik bersuara, karna ketukan pintunya tidak terdengar.
Masih tidak di hiraukan oleh Nasya dan yang lainnya. "Permisi!" Erik mengeraskan suaranya, kali ini Erik sudah mulai kesal dengan tingkah monyet betina yang sedang asik tertawa nyaring dan di sertai alunan musik dangdut.
Erik berjalan mendekat ke arah spiker yang sedang berbunyi nyaring di dalam kamar rawat Nasya. "Mereka pikir ini tempat konser apa!" batin Erik mematikan spiker, dan memasang wajah serius.
Mereka berempat langsung terdiam di tempat, sedang kan Nasya? Dia memberanikan diri untuk menatap Erik.
"E-eh dokter, kapan ada di sini?" tanya Nasya, basa basi.
"Sudah dari ratusan tahun yang lalu! Kalian ngapain putar lagu keras-keras di rumah sakit. Ini bukan tempat konser" jawab sang dokter, ketus.
"Aelah dokter, jangan galak-galak atuh. Nanti cepet di panggil Tuhan loh" ucap Vely, yang membuat Nasya menatap horor ke arahnya.
"Hus, gak boleh gitu Vely. Apaan sih!" cetus Clara, menegur ucapan Vely barusan.
"Nasya, kamu lagi sakit. Kamu belum bisa banyak gerak, kamu mau jahitan kamu kebuka terus usus kamu keluar. Mau?" ucap sang dokter, melebihi lebih kan ucapannya. Karna tidak ingin melihat Nasya banyak gerak, untuk sementara.
Nasya terdiam, dia membayangkan jika usus nya keluar dari tempatnya. "Gak, gak mau. Nanti usus gue keluar!" batin nya membayangkan saat ususnya keluar.
"Kenapa diam?" tanya Erik memecahkan keheningan.
"Tadi dokter suruh jangan banyak gerak, makanya kita diam" ucap Vely, polos. Membuat Erik gemas dengan otak kecil Vely, yang tidak berguna.
Erik merasa ada yang tidak beres dengan otak Vely sekarang ini. "Yang gak boleh banyak gerak itu Nasya, kenapa kalian yang diam? Kalian mau jungkir balik pun, usus kalian gak akan keluar. Karna kalian gak ada jahitan. Vely, kalau bego! Jangan bego-bego amat yah" Erik mengeluarkan semuanya, ia tidak berniat untuk menyinggung Vely.
"Aelah dokter, aku gak bego kali. Ini karna unsur joget, makanya otak rada ikut goyang juga. Hehehe" ucap Vely menyengir.
"Ya sudah, Nasya ayo baring! Saya mau cek kondisi kamu dulu" ujar sang dokter, kembali ke tujuan awalnya.
Nasya tidak bergerak. "Sya? Kamu dengar kan apa kata saya, barusan?" tanya Erik yang merasa bingung dengan Nasya.
"Tadi dokter suruh jangan banyak gerak" jawab Nasya, polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
NASYA
Teen FictionBEBERAPA PART DIHAPUS KARENA PROSES PENERBITAN!! [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA!!] PLAGIAT TOLONG MENJAUH YAH!! Siapa yang tau bagaimana rasanya berkorban demi keluarga yang sama sekali tidak pernah memberikan kasih sayang? Rasa kasih sayang b...