Happy Reading
📕📕📕
Lonceng istrahat sudah berbunyi, tandanya para penghuni sekolah akan berbondong-bondong ke kantin. Tidak terkecuali Nasya dan teman-temannya, yang sekarang ini sudah berada di kantin. Bersiap untuk mengisi perut mereka yang sudah terasa sangat kosong, kantin terlihat sangat ramai, banyaknya penghuni sekolah tidak mampu memuat semuanya di kantin. Itu sebabnya Nasya, Clara, Vely, dan Geby memilih ke kantin lebih awal.
"Gue bingung banget, sekolah sultan ngga mampu buat kantin yang lebih besar dari ini." ujar Vely meremehkan sekolahnya.
Clara mengangguk setuju. "Uangnya habis di korupsi kali." Cibirnya, menatap sekeliling kantin yang terlihat biasa saja.
"Rasa nya gue sesak napas kalau di sini. Malah ada yang bau ketek lagi, ngilangin napsu makan aja." Sindir Vely pada salah satu siswa cowok yang berada tepat di belakangnya. Ketahuilah, cowok yang berada di belakang Vely adalah tipe cowok yang sangat jorok. Cowok yang menggunakan kaca mata bulat, dengan rambut yang acak-acakan.
Merasa tersinggung cowok itu bangun dari duduknya. "Lo nyinggung gue?" tanya nya, ketus.
Vely menutup hidungnya rapat-rapat. "Ehh, lo apa-apaan sih. Sana lo, hus huss bau tau!" cercanya. "Woi Ucup! Sana lo! Ketek lo bau bangkai." Merasa tidak tahan dengan bau badan si Ucup, Vely beranjak pindah ke bangku sebelah Nasya.
Ucup yang merasa tidak suka, langsung pergi dari hadapan Vely dan yang lainnya. "Udah Vel, sih Ucup udah pergi." Ujar Nasya menyadarkan Vely yang menutup hidung dan matanya.
Vely membuang napas nya. "Huftt, gila bau banget anjir!" cibir nya.
"Kayanya, lo berdua jodoh deh!?" ujar Geby yang fokus pada handphone nya.
"Dih ogah! Amit-amit!" tolak Vely tidak terima.
***
Fernan, Dino, dan Julio. Sudah bersiap untuk ke kantin, memiliki niat yang sama seperti yang lainnya. Mengisi perut yang sudah terasa kosong. Mereka sudah bersiap untuk untuk ke kantin, tapi sayang niat mereka tadi harus terhalang dengan datangnya seorang nenek sihir dari arah kelas sepuluh."Pagi, Nan?" sapa nenek sihir yang sudah berada di hadapan Fernan dan yang lainnya. Sedangkan yang di sapa, hanya bungkam tidak bersuara. Fernan masih mengingat kejadian malam itu, saat Grey memberi hukuman pada nasya.
Grey memicingkan matanya. "Kamu masih marah, yah? Maafin aku, aku ngga mau kamu di rebut sama dia. Nan, maafin aku yah, please. " Grey terus memohon agar Fernan memaafkan kesalahannya.
"Udah. Maafin aja, dari pada ribet." bisik Dino pada Fernan, Fernan mengangguk tandanya mengiyakan apa yang di ucapkan Dino barusan.
Fernan melirik ke arah Grey yang sedang memasang tampang belas kasian. "Oke! Gue maafin lo. Tapi stop ganggu Nasya!" ujarnya.
Grey mengangguk setuju. "Oke! Aku janji, ayo ke kantin!" ajaknya sambil menggandeng lengan kekar milik Fernan. Membuat Julio mau tidak mau harus menyingkir dari sebelah Fernan.
Mereka berempat melanjutkan langkah yang sempat terhenti beberapa menit yang lalu.
"Pasrah dah gue!" batin Fernan meratapi nasip!
KAMU SEDANG MEMBACA
NASYA
Teen FictionBEBERAPA PART DIHAPUS KARENA PROSES PENERBITAN!! [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA!!] PLAGIAT TOLONG MENJAUH YAH!! Siapa yang tau bagaimana rasanya berkorban demi keluarga yang sama sekali tidak pernah memberikan kasih sayang? Rasa kasih sayang b...