56✌ - SELESAI

70.1K 3.8K 1.3K
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

📕📕📕

Reyhan memasuki rumah sakit dengan langkah cepat dengan hati yang sangat khawatir. Terus mencari ruangan ICU di mana Nasya di rawat. Kalau saja Nasya dalam bahaya ia tidak akan mengampuni orang yang sudah buat adik kecilnya terluka.

Reyhan mencari dimana kamar Nasya di rawat, mata Reyhan sudah berkaca-kaca. Perasaannya mulai tidak enak dengan kondisi Nasya, Nasya sudah menjadi bagian dari hidupnya. Kalau saja Nasya pergi meninggalkan nya, Reyhan tidak akan mampu hidup tanpa adik kecilnya.

"Terus bertahan Sya, please" batin Reyhan berharap Nasya terus dalam kondisi baik-baik saja.

Mata Reyhan membelalak saat menemukan ruangan di mana Nasya di rawat. Dengan segera Reyhan membuka pintu, lalu berlari menuju ranjang di mana Nasya terbaring lemas tak berdaya.

Reyhan memberhentikan langkahnya, hatinya remuk. Ia tidak bisa Nasya dalam kondisi seperti ini, kalau bisa ia menukar takdirnya dan takdir Nasya. Maka itu akan ia lakukan.

Di dalam ruangan, Nasya di temani oleh dokter Erik dan Diandra. Diandra sempat merasa heran saat melihat Reyhan yang menangis saat melihat kondisi Nasya. Tapi saat Erik membisikkan kalau Reyhan adalah kakak Nasya, Diandra menjadi diam. Melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Reyhan menatap Erik dalam. "Apa yang terjadi sama Nasya, dok!" tanya Reyhan lirih.

Erik berjalan mendekat ke arah Reyhan. "Lebih baik kamu tenang dulu, kamu mau Nasya sembuh kan? Kalau begitu kamu harus kuat di hadapan Nasya" ujar Erik memandang Nasya yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

Reyhan tidak menggubris ucapan Erik, Reyhan kembali berjalan menuju tempat Nasya berada. Ia memeluk tangan dan mencium tangan itu lembut, terasa dingin dan terlihat pucat. "Sya?" panggil Reyhan dengan suara parau. "Ini abang Sya, bangun demi abang. Abang minta maaf karna gak bisa jaga kamu. Please, buka mata kamu" mohon Reyhan terus mencium tangan Nasya.

Reyhan memperhatikan Nasya, seperti ada yang berbeda. Reyhan mengubah ekspresinya menjadi serius, menatap rambut Nasya yang terlihat tipis. Dokter Erik tersadar akan hal itu, mungkin sudah saatnya Reyhan tau akan penyakit Nasya yang lainnya.

Reyhan bangkit dari duduknya, mengelus rambut Nasya. Ia semakin di buat tidak mengerti dengan kondisi Nasya. Reyhan menatap Erik seperti meminta jawaban.

Erik berjalan menuju Reyhan, terserah kalau Reyhan akan menyalahkan nya dalam masalah ini. "Maksud dari rambut ini apa dok?" tanya Reyhan dengan serius.

"Saya minta maaf. Maaf karna sudah lambat memberitahukan kamu tentang penyakit lain yang Nasya idap" ucap Erik meminta maaf.

Reyhan mengusap wajahnya frustasi. "Kenapa? Hah! Lo gak mau Nasya sembuh! Lo dokter atau apaan, setan! Lo udah buat adik gue menderita sendiri. Dan lo? Tega-teganya lo sembunyiin dari gue! Bangsat lo!" murka Reyhan habis-habisan.

NASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang