Happy Reading📕📕📕
Hari ini Nasya sudah siap dengan pakaian hari-harinya. Dengan Reyhan dan Clara yang berada di sampingnya, rasanya Nasya bahagia bisa pulang dari rumah sakit ini. Dia merasa bosan jika harus di rawat terus menerus.
Tubuh Nasya yang semakin kurus, kering. Sempat membuat Reyhan merasa curiga dengan kondisi Nasya. Tapi Nasya terus saja berbohong kalau dirinya habis diet, itu sebabnya tubuh nya tubuhnya terlihat kurus. Nasya tidak ingin menyusahkan orang lain, ia ingin melewatinya seorang diri. Entahlah, Nasya berharap ini jalan yang terbaik buat semuanya.
Nasya menghembuskan nafas beratnya. "Kok lama banget sih, bang?"
Reyhan melirik Nasya yang sedang berkacak pinggang, rasanya Reyhan bahagia saat melihat wajah Nasya yang begitu cantik walaupun sedikit pucat.
Reyhan tersenyum. "Sabar Sya, gak lama lagi pasti datang!"
"Ini udah hampir tiga puluh menit tau bang"
Clara mengangguk. "Rey? Gimana kalau kita makan aja dulu"
"Makan? Makan apaan?" tanya Nasya antusias.
"Mm gak tau, nanti kita tentuin kalau udah di warungnya" jawab Clara yang tak kalah antusias.
"Gak boleh makan di warung! Kotor! Gak steril!" ucap Reyhan, menolak.
"Heh! Bilang aja lo gak ada duit!" caci Clara, menebak.
Reyhan menyengir. "Tau aja lo"
"Yaudah, ayo!" Nasya menarik tangan Clara dan Reyhan untuk mencari warung yang dekat dengan rumah sakit.
"NASYA!" terdengar teriakan yang cukup kuat dari arah dalam rumah sakit. Nasya melihat siapa yang memanggilnya, terlihat dokter Erik dengan keringat yang bercucuran dari pelipisnya.
Nasya melangkah menuju Erik di ikuti oleh Reyhan dan Clara. "Ada apa dok?" tanya Nasya.
Erik masih mengatur nafasnya yang masih beraturan, cukup jauh ia berlari. Bayangkan saja dari lantai tiga untuk sampai lantai dasar.
"Tarik nafas - buang!" Reyhan mencoba membantu Erik untuk menetralkan deruh nafasnya.
Erik menghembuskan nafasnya. "Kamu gimana sih!? Siapa yang ngijinin kamu untuk pulang? Memangnya kamu sudah sehat?" cerocos sang dokter, tidak mengetahui kalau Nasya akan keluar dari rumah sakit hari ini.
Nasya menggaruk tengkuknya sambil menyengir tanpa dosa. "Mm anu dok, Nasya udah bosan di sini dok. Nasya juga udah rasa baikkan. Udah yah, dokter jangan khawatir!" jawab nya menjelaskan.
Erik mengangguk ."Oke. Tapi ingat! Obat yang saya kasih waktu itu, harus di habiskan! Jika nanti sudah habis, harus kontrol lagi ke rumah sakit!" ucap Erik.
"Siap dokter bawel!" ucap Nasya sambil memberi hormat.
"Yasudah. Kalau begitu saya masuk dulu! Ingat Nasya, tetap jaga kesehatan!" ucap Erik. Sebelum pergi dari hadapan Nasya dan yang lainnya.
Pip ...
Klason mobil mengalihkan perhatian mereka, ternyata taksi online yang di pesan hampir satu jam yang lalu, akhirnya datang juga. Mereka bertiga segera menuju mobil, rasanya cukup capek menunggu mobil ini. Kalau bukan karna sopan santun, sudah di pastikan tiga orang ini akan memarahi pemilik taksi yang tidak tepat waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NASYA
Teen FictionBEBERAPA PART DIHAPUS KARENA PROSES PENERBITAN!! [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA!!] PLAGIAT TOLONG MENJAUH YAH!! Siapa yang tau bagaimana rasanya berkorban demi keluarga yang sama sekali tidak pernah memberikan kasih sayang? Rasa kasih sayang b...