46✌ - Balikan?

23.5K 1.8K 87
                                    

Happy Reading

📕📕📕


Tidak ada seorang anak yang ingin di hempaskan kemana saja, layaknya seperti sampah yang sudah tidak berharga. Di saat ada seorang anak berjuang sendiri menghadapi semua kekejaman hidup yang di ciptakan oleh orang yang sangat di sayangi nya, mereka yang menciptakan berbagai luka menghiasi hari-harinya yang penuh dengan rasa sakit. Dia, Aurellia Nasyava Zelmand! Anak yang berusaha kuat menghadapi sikap orang tuanya, dengan semua pengorbanan yang selalu dia berikan kepada mereka.

"Sya? Pulang sekolah bareng gue yah?" tanya Reyhan yang setia menopang tubuh Nasya, agar tidak terjatuh.

"Sya? Tapi kita gak bisa nemenin lo sampe rumah yah, soalnya kita mau liat anak-anak tanding basket" ujar Clara yang juga membantu Nasya untuk berjalan.

Nasya diam, tidak merespon ucapan Clara. "Lo marah? Yah udah deh, kita gak nonton basket. Kita nemenin lo sampe ke rumah, oke!" ucap Clara dengan antusias, tapi nyatanya ada sedikit rasa kecewa karna sebenarnya Clara ingin melihat mantan kekasih nya dari SMA Mandala.

Nasya menggeleng cepat. "Gak, gue gak marah kok" ujar nya. Bang? Gue ikut teman-teman aja yah, sekalian cuci mata. Hehehe" lanjutnya sambil memohon pada Reyhan, dengan raut wajah memelas.

Reyhan menatap curiga ke arah Nasya. "Cuci mata lo bilang? Lo sinting, lo itu belum sembuh total. Gak! Gak usah macem-macem, ntar lo sakit gue juga yang kena gibang dari bang Given." ucap Reyhan panjang lebar.

"Gini deh bang, gimana kalau nanti malam gue traktir lo makan. Setuju gak?" tawar Nasya sambil tersenyum mengoda.

Reyhan memasang tampang memelas. "Tapi lo gak boleh terlalu capek, ingat kalau ada yang berani macem-macem, segera kabarin gue!" titah nya.

Nasya menyengir. "Hehe, berarti di izin nin dong?"

"Dih bocah! Iye iye gue izinin tapi traktir gue ntar malam"

"Siap pak bos!" ujar Nasya sambil memberi hormat pada Reyhan

Reyhan merik ke arah Clara dan yang lainnya. "Gue titip Nasya, kalau ada apa-apa segera kabarin gue!"

Vely mengangguk. "Lo tenang aja, berani ada yang macem-macem!" ujarnya sambil menaikan lengan bajunya ke atas. "Gue habisin satu-satu" lanjutnya lagi.

Reyhan mengangguk tersenyum ramah. "Yaudah, gue balik!" Reyhan melangkah, meninggalkan Nasya dan ketiga sahabatnya  yang masih berdiri di depan pintu ruangan UKS.

"Masih mau diem aja? Atau mau lanjut jalan?" tanya Geby tidak sabaran.

Mereka bertiga menyengir. "Skuy lah!" ucap mereka bersamaan.

Nasya dan yang lainnya melangkah dengan penuh kebahagiaan, di temani dengan canda tawa yang di keluarkan masing-masing. Seakan melupan masalah yang sudah menemani hari-hari nya.

"Gue yakin, ntar ada yang bakal ileran liat mantan nya keringetan di tengah lapangan" ujar Vely meledek Nasya dan Clara.

"Uww, siape tuh? Hahaha" tawa Geby, yang ikut meledek.

Clara memasang tampang ogah-ogahan. "Dih, gue sih enggak yah! Gue kan udah move on"

"Lo yakin udah move on? Terus foto yang di kaca kamar mandi lo siape? Hahaha" ledek Vely lagi.

NASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang