55✌ - Pengorbanan terakhir

50.8K 2.8K 73
                                    

"Pergi untuk menyelesaikan rasa sakit ku"
-Aurellia Nasyava Zelmand

Happy Reading

📕📕📕

Pagi ini Diandra berniat untuk membawa Nasya ke rumah sakit. Semalam Erik dan Diandra sudah memutuskan Nasya akan di kemoterapi hari ini. Diandra tidak memperdulikan biaya kemoterapi, bagi nya kesembuhan Nasya yang paling penting sekarang.

Diandra sudah menganggap Nasya sebagai adik kandungnya sendiri, yah walaupun belum mengenal Nasya lama. Tapi, karna mendengar cerita dari Erik, Diandra percaya kalau Nasya adalah gadis yang sangat baik.

"Sya? Kamu siapkan, mau kemoterapi hari ini?" tanya Diandra yang menyiapkan berbagai perlengkapan Nasya untuk di rumah sakit.

Nasya hanya mengangguk, duduk di pinggiran kasur, sedari tadi Nasya hanya diam tidak membuka suara. Tapi, Diandra dengan sekuat tenaganya membuat semangat Nasya untuk sembuh kembali.

Diandra berjalan mendekat ke arah Nasya, merangkul bahu Nasya meletakkan kepala nasya di bahunya. "Aku ada buat kamu, Sya. Bagi aku, kamu anugrah dari Tuhan. Seperti nama kamu, Nasya yang berarti Anugrah Dari Tuhan." Ucap nya, tersenyum ke arah Nasya. "Siapa pun yang memiliki kamu, pasti akan sangat beruntung karna udah punya putri, sahabat, adik yang baik seperti kamu." Lanjutnya lagi.

Nasya mengangkat kepalanya dari bahu Diandra. "Tapi kenapa?" tanya Nasya dengan mata berkaca-kaca.

Diandra mengerutkan alisnya, tidak mengerti. "Kenapa mereka buang aku seperti sampah yang tidak berharga. Kamu bilang arti nama aku sebuah Anugrah, tapi kenapa mereka buang aku seperti ini? Salah aku di mana?" tanya Nasya dengan suara lirih.

Diandra kembali tersenyum, menggenggam tangan Nasya yang terasa dingin. "Kamu dengar aku, Tuhan menciptakan semua umatnya itu sama ngga di beda-bedain, Tuhan ciptain kamu dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda dari keluarga kamu. Kamu ingat kata aku, ngga ada orang tua yang mau membuang anaknya sendirinkalau memang itu ada, kamu ngga berhak untuk maafin mereka. Sekali pun itu orang tua kamu." Ucap Diandra mencoba memberi pengertian pada Nasya.

Nasya mengangguk, bangun dari posisinya melangkah menuju cermin besar milik Diandra. Nasya melepas rambut palsu nya sambil tersenyum miris "Apa aku masih bisa bertahan?" tanya nasya dengan suara bergetar, seperti tidak yakin dengan kondisinya sekarang.

Diandra berjalan mendekat ke arah Nasya. "Kamu pasti sembuh, ngga ada yang ngga mungkin bagi maha pencipta. Orang mati aja bisa di bangunin kembali kalau itu udah jadi takdir kehidupannya. Jadi, kamu jangan menyerah. Apa pun yang terjadi selanjutnya, semua serahin pada Tuhan." Ujar Diandra mencoba memberi semangat kembali pada Nasya.

Nasya mengangguk tersenyum ke arah Diandra. "Pake lagi rambut palsu kamu." Ujar Diandra ingin memasang kan rambut palsu ke kepala nasya, tapi nasya lebih dulu menghalanginya.

Nasya menggeleng. "Aku ngga mau, aku malas untuk berpura-pura kuat di luar. Aku udah ngga peduli di pandang dengan tatapan kasihan, karena emang hidup aku udah seperti ini."

Diandra tersenyum bangga. "Yaudah kamu pake ini, semalam aku pesenin kamu buat di pake pas udah selesai kemoterapi. Tapi kamu udah mau pake sekarang, yaudah nih pake." Diandra memberikan Nasya Kupluk berwarna Biru muda pada Nasya, dengan tulisan khusus di sana 'Anugrah Dari Tuhan'

NASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang