Happy Reading
📕📕📕
Hari mulai larut, tapi Nasya masih berkeliaran di tengah-tengah jalan ibu kota. Nasya turun dari taksi, pasalnya dia takut merepotkan pak supir karna hanya membawanya untuk berkeliaran. Sekarang ia belum memiliki tujuan arah, Nasya bahkan belum tau akan kemana malam ini. Ia sudah memikirkan, ia akan ke rumah Fernan sebentar siapa tau saja, Fernan mau memberikan tumpangan walaupun hanya untuk malam ini. Ia tidak memperdulikan, walaupun ia hanya akan tidur di teras rumah, setidaknya ia tidak tidur di kursi taman atau pun di pinggir jalan. Nasya memutuskan untuk ke rumah Fernan, karna lebih dekat dari tempatnya sekarang.
Nasya mempercepat jalannya, karena hujan mulai turun walaupun belum terlalu deras. Ia takut kalau nanti ia akan basah kuyup saat sampai di rumah Fernan. Nasya mulai berlari, karna rumah Fernan sudah tidak jauh lagi.
Byur ..
Nasya terdiam, melihat pakaian sudah terkena lumpur percikan dari mobil yang lewat di dekatnya. Nasya menghembuskan nafas berat, kalau bukan karena sopan santun. Mungkin Nasya sudah melempar mobil itu dengan batu. Ia kembali tersadar, Nasya kembali berlari menuju rumah Fernan, karena hujan sudah mulai deras.
Sampai, akhirnya Nasya sampai di rumah Fernan. Bertepatan dengan hujan yang turun semakin deras. Mata Nasya menyipit saat melihat mobil yang terparkir di depan rumah Fernan, pasalnya ia seperti pernah melihat mobil ini. Tapi entahlah, Nasya tidak mau repot-repot mencari tau mobil siapa itu.
Nasya menatap pintu besar nan megah di depannya, Nasya menarik napas dalam-dalam. Ada rasa takut saat kerumah ini, takut ia akan di usir oleh Ayah Fernan.
Ting tong ..
Ting tong ..
Nasya menekan bell rumah Fernan, ia berdiri menghadap ke arah pintu, menunggu siapa yang akan membukakan pintu.
Ceklek...
Pintu terbuka, Nasya tersenyum saat melihat siapa yang sudah membukakan pintu untuknya.
"Bunda?" sapa Nasya, lalu ingin memeluk Cindy. Tapi sayang, Cindy sudah lebih dulu menghalanginya dengan cara memundurkan posisinya.
Nasya menatap Cindy heran. "Bunda ngga rindu aku?" tanya Nasya sedih.
Cindy tersenyum sinis. "Buat apa saya rindu sama cewek murahan seperti kamu!"
Deg !!
Nasya sadar, ternyata berita itu sudah tersebar luas. Pengaruhnya sangat besar bagi Nasya, bukan hanya orang tuanya yang membencinya, tapi keluarga Fernan juga.
Nasya tersenyum, lalu melangkah mundur. "Maaf Bun, Nasya ngga tau kalau Bunda benci sama aku."
"Mau ngapain ke sini? Kalau ngga ada keperluan. Silahkan, di sana ada pintu gerbang!" ujar Cindy menunjuk ke arah pintu gerbang yang terbuka lebar.
"Bun? Nasya mau ketemu Fernan, bentar aja." Ujar Nasya.
Cindy mengalihkan tatapannya. "Fernan nya ngga bisa di ganggu, dia lagi pacaran sama pacarnya." Ucap Cindy dingin.
Nasya mengerutkan alisnya. "Pacar? Tapi, Nasya kan tunangannya?"
"Tunangan?" tanya Cindy dengan ekspresi tidak suka
KAMU SEDANG MEMBACA
NASYA
Novela JuvenilBEBERAPA PART DIHAPUS KARENA PROSES PENERBITAN!! [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA!!] PLAGIAT TOLONG MENJAUH YAH!! Siapa yang tau bagaimana rasanya berkorban demi keluarga yang sama sekali tidak pernah memberikan kasih sayang? Rasa kasih sayang b...