Happy Reading
📕📕📕
"Semuanya akan berakhir" -Nasya
* * *
Setelah kejadian beberapa menit yang lalu. Kini Nasya sudah tiba di rumah sakit, tempat di mana dirinya dan dokter Erik janjian untuk bertemu.Nasya yang menelusuri rumah sakit menggunakan masker untuk menutupi wajahnya untuk tidak di kenali oleh keluarganya, jika tidak sengaja bertemu.
"Dokter!" panggil Nasya saat melihat sosok yang sangat berwibawa.
"Dokter kok, buru-buru gitu sih?" gumam nya saat melihat Erik yang tidak mendengar panggilannya barusan.
"Ah, bodo amat. Kejar aja deh" ujarnya, lalu mulai berlari mencari keberadaan Erik.
"Di mana sih?" gumam nya saat tidak mendapatkan sosok Erik.
"Ruangannya!" ucapnya, lalu mulai berlari lagi menuju ruangan Erik.
Nasya yang sudah mulai pusing karna terus berlari sedari tadi, kini membuat dirinya kurang oksigen, dengan nafas tidak beraturan.
"Hufff" helaan nafas berat Nasya hembuskan.
Kini Nasya sudah berada tepat di depan pintu ruang Erik. Tapi Nasya harus memeriksa wajahnya, ia tidak mau terlihat pucat di hadapan Dokternya itu. Takut dirinya nanti akan di periksa kondisinya lagi. "Perfek" batinnga saat melihat dirinya yang sudah kembali seperti biasa. Tentu saja, nasya menambahkan Liplous agar tidak terlalu pucat.
Tok ..
Tok ..
Tok ..
Nasya mengetuk pinta ruangan Erik. "Masuk" ucap Erik dari dalam, mempersilahkan.
"Hay dok?" sapa Nasya dengan Raut wajah yang mulai khawatir, takutnya dirinya akan mendapatkan ceramah dari Dokternya ini.
"Oh, Sya? ayo duduk. Ada apa? Kok lambat sih?" tanya sang dokter, tapi tidak melihat ke arah Nasya. Erik sedang fokus pada komputer di hadapannya.
"Mm, gak kok dok. Nasya hanya pengen main aja. Nasya ganggu gak?" tanya Nasya yang merasa tidak enak.
"Gak, gak papa!" jawab Erik yang masih fokus pada komputer di hadapan nya.
"Dok? keadaan bang Raga gimana?" tanya Nasya basa basi.
"Sekarang keadaan nya mulai memburuk, karna orang tua kamu belum mendapatkan pendonor." ucapan Erik barusan mampu membuat Nasya untuk menundukkan wajahnya. Sungguh Nasya sangat khawatir dengan kondisi Raga, apalagi saat mengetahui Raga jadi begini karna harus mencari dirinya.
"Kami tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini, Tapi-"
"Saya mau dok" ucapan Erik terhenti saat Nasya memotong penjelasannya barusan.
"Sya, kamu gak bisa ngelakuin itu. Pikirin kondisi kamu juga, ingat! Kamu juga sedang sakit sekarang" ujar Erik bijak, ia tidak mau jika Nasya harus berkorban tanpa memikirkan kondisi dirinya sendiri.
"Dok?" ucap Nasya lirih.
"Aku gak bisa liat orang yang aku sayangi harus merasa sakit!" ucap Nasya mencoba untuk membujuk Erik.
"Tapi Sya, kamu gak akan baik-baik aja setelah ini. Jika ginjal kamu yang satunya di angkat, ginjal kamu yang satunya akan lebih bekerja dua kali lipat dari sebelumnya. Saya takut, kondisi kamu akan menurun drastis setelah itu" ucap sang dokter nenjelaskan apa yang akan terjadi setelah ini. Ucapan Erik barusan mampu membuat Nasya untuk berpikir sebentar. Tapi keputusan Nasya sudah bulat, ia harus melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NASYA
Teen FictionBEBERAPA PART DIHAPUS KARENA PROSES PENERBITAN!! [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA!!] PLAGIAT TOLONG MENJAUH YAH!! Siapa yang tau bagaimana rasanya berkorban demi keluarga yang sama sekali tidak pernah memberikan kasih sayang? Rasa kasih sayang b...