Terlambat

64 9 5
                                    


Beneran double update ternyata, wkwk

"Kita pulang sekarang aja ya dek?"

Belum sempat langkah ke duanya menjauh, tangan doyoung ditarik paksa oleh wanita tadi. Dia Sinta. Dengan wajah yang memerah, bahkan menangis disertai suara kencang membuat ketiga nya menjadi bahan tontonan para pengunjung yang lewat.

"Dengerin penjelasan bunda dulu"

"Maaf saya nggak kenal dengan anda. Lepasin!" Dingin, bahkan doyoung mengelak sentuhan tangan yang selama ini ia rindukan. Hati nya kembali sakit—mengingat segala nya, bahkan telapak tangan sang ibu sangat berbeda setelah beberapa tahun terakhir. Ini terlalu—kasar.

"Tapi bunda mau ngomong nak"

"Saya bukan anak anda. Dan tolong lepasin"

Terus saja seperti ini, bahkan wajah arissa sudah memerah menahan malu. "Mas kita bicara baik-baik aja ya, nggak enak diliatin orang-orang nanti"

Beruntung, arissa ada sebagai pelerai. Dan sekarang ke duanya sedang berbicara di tempat yang tidak terlalu ramai. Memesan minuman hangat sebagai penghias. Tangisan sinta masih belum terhenti.

"Ada apa? Cepet, saya sibuk"

Arissa meringis, kejam sekali kekasih nya. Walau ia tahu penyebab dari dingin nya doyoung, tetapi itu tetap saja akan membuat goresan luka di hati seorang ibu.

Tangan kanan arissa yang berada di bawah meja dengan bebas menggenggam sebelah telapak doyoung. Mengisyaratkan lelaki itu untuk tenang dan berbicara dengan nada sopan yang enak di dengar.

"Ridho apa kabar nak?" dengan senyum yang menghiasi wajah sinta, kerutan halus itu tampak nyata di hadapan wajah. Membuat lelaki itu mengalihkan pandangan nya.

"Baik, sebelum anda datang menemui saya lebih tepat nya"

Nyeri sampai ke ulu hati tetapi tak sinta hiraukan, wanita paruh baya itu masih saja terus tersenyum. "Kenapa telfone bunda nggak pernah di angkat nak? Pesan pun nggak ada yang dibalas"

"Saya sibuk"

"Gim—"

Terpangkas, nada bicara yang di tekan doyoung memandang sinta dari arah duduk yang berlawanan dengan tajam "Jangan banyak bicara, cepat saya ingin pulang!"

"Bunda Cuma kangen dengan kalian berdua nak, apa kabar dengan senja?"

Seringaian jahat muncul, doyoung terkekeh sinis. "Kangen ya? Selama ini kemana saja? Setelah perlakuan dan perbuatan keji anda terhadap kami. Bahkan disaat senja sedang membutuhkan donoran darah akibat perlakuan yang anda sebabkan—anda tidak datang!"

Doyoung menangis, tanpa ada suara dengan kecepatan kilat pula ia menghapus jejak air mata. "Jangan pernah muncul di hadapan saya atau pun senja lagi. Kehidupan kami sudah bahagia tanpa kehadiran anda lebih tepatnya.

Dan juga... ibu saya yang sekarang sangat baik. Dialah malaikat tak bersayap yang sesungguh nya bagi kami berdua dan juga ayah"

Setelah itu kedua nya pergi, arissa yang tak bisa berbuat apa-apa hanya menganggukan kepala nya sebagai tanda meminta maaf kepada sinta.

Menangis, menyesal tak ada gunanya. Tetapi masih saja sinta lakukan. Putra nya ridho tak lagi sama seperti dulu. Yang selalu sabar, dan bertutur kata sopan. Malam itu untuk yang kesekian kali nya sinta menangis seorang diri. Ditengah hiruk pikuk padat nya sepi.

🍭🍭🍭

Mobil Fajero berwarna hitam itu masih terparkir apik di depan pekarangan rumah. Kedua nya telah sampai sejak sepuluh menit yang lalu. Masih tanpa ada kata yang terlontar arissa mengubah arah duduk nya sedikit lebih menyerong.

"Do you wanna hug? Free" dengan senyum cerah seperti biasa nya, arissa membuka tangan nya dengan lebar. Doyoung tersenyum, masuk dalam rangkulan arissa. Ini terasa hangat.

Desiran perasaan tenang menjalar keseluruh tubuh. Tanpa sadar tangisan doyoung kembali luruh. Berulang kali arissa menepuk, bahkan mengucapkan kata-kata yang sama "It's okey mas. Nggak pa-pa, nangis aja"

Doyoung itu lemah ia adalah lawan kata dari kuat. Selalu memasang wajah tegar di depan semua orang kecuali arissa. Malam ini segala perasaan yang ada di dada membuncah. Dirinya tak sanggup. Kenangan itu begitu buruk.

"Dia jahat rissa" terus saja menggumam seperti itu. Yang hanya di balas tepukan hangat di bahu. Arissa tahu, semua nya pasti terasa sulit.

Membutuhkan waktu lama sekitar tiga puluh menit untuk membuat doyoung kembali tenang. "Mau tidur di sini aja malam ini? Bareng mark tapi?

Gelengan lemah doyoung berikan, sambil memaksa kan senyum terpatri di wajah ia berkata "Nggak usah, mas pulang aja. Besok juga ada acara di barak lapangan. Kamu masuk gih!" titah nya.

Menengok kanan dan kiri arissa lakukan, memastikan kondisi sedang dalam keadaan aman ia maju. Mendaratkan sebuah kecupan di bagian pipi kanan. "Kalo ada apa-apa hubungin aku atau bang jhonny aja ya. Aku masuk dulu, assalamualaikum"

Belum sempat merespon kejadian yang baru saja dilakukan arissa. Senyum doyoung terbit, ia terkekeh samar lalu menggeleng pelan. Memastikan kekasih nya sudah menutup gerbang rumah, di lajukan nya mobil membelah jalanan padat malam kota bandung.

Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di barak. Doyoung mematikan lampu kamar nya setelah selesai berberes dan membersihkan tubuh nya. Duduk di tepi ranjang ia menghidup kan sang gawai.

Satu panggilan tak terjawab, dan sebuah pesan yang masuk ke dalam ruang chat.

"Untuk ridho, maaf jika bunda datang secara tiba-tiba dan mengejutkan kamu. Bunda hanya kangen dengan kalian, maaf karna sikap bunda yang jahat dulu menyakitkan relung batin kalian.

Mungkin kata maaf nggak bakalan cukup, nggak pa-pa nak. Bunda nggak pantes untuk dimaaf kan, sehat selalu ridho dan senja. Salam untuk kedua orang tua kamu ya. Dan satu lagi, wanita yang ada di foto itu adalah adik kamu juga.

Namanya Reshani, bunda harap kalian bisa bertemu suatu saat nanti. I love you ridho, doa bunda selalu menyertai kamu dan senja"

Lelah. Doyoung terlalu malas untuk kembali mengeluarkan air mata. Tetapi masih saja dilakukan, ia kembali terisak di pertengahan malam ini.

Memang benar bahwasannya ia kecewa terhadap sang ibu, tak menampik beberapa kali luka yang telah ditoreh kan santi. Wanita itu tetap saja ibu nya, mau mengelak dengan cara apa pun tetap tidak bisa.

Menutup wajah dengan kedua telapak tangan tanpa ditemani lampu yang terang menyala, doyoung kembali menangis untuk waktu yang lama.







Tbc

Jadi mau peluk mas doyoung!

Half Cold ; With Doyoung (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang