Martabak manis

143 25 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.


Ada yang tak tenggelam ketika senja datang, yakni rasa
~Ridhoyoungi Bagaskara







Sesuai janji arissa dan doyoung kemarin malam mereka sepakat untuk bertemu di cafe deket kampus. Bandung hari ini lagi di landa hujan. arissa memarkirkan mobil milik jhonny di dekat pintu masuk.

Kaki jenjangnya memasuki pintu cafe. begitu banyak pengunjung yang datang hari ini hanya untuk sekedar meneduh dari hujan ataupun mengerjakan tugas skripsi ditemani dengan secangkir kopi.

Bahkan mata minus arissa dapat melihat doyoung yang sedang melambaikan tangannya di ujung sisi cafe. Terlihat tampan dengan pakaian dinas militer lengkap dan baret yang diletakkan bebas di atas meja membuat kaum hawa menatapnya dengan tatapan memuja.

"Maaf mas udah lama ya? Tadi baru selesai ngadep dosen untuk ngumpulin proposal" ucap arissa tanpa menyertakan salam tangannya terulur membuka tas nya untuk mengambil benda pipih itu.

"Nggak papa saya juga baru sampe" jawabnya. "Hmm.. mas baru pulang kerja ya?" Tanya arissa merasa tidak enak soalnya muka doyoung keliatan lusuh capek banget kayaknya bahkan dia cuma ngangguk tanpa menjawab.

"Aduh jadi ngerepotin kan bang jhonny sih kuliah kok ngambilnya jurusan seni fotografi jadi gak bisa bantuin aku kan" gumamnya pelan. "Udah ga papa lagian ini amanat papa kamu kan, saya gak bisa nolak." Jawab doyong lupakan wajah datarnya tadi saat ini ia menampakkan senyumnya walau tipis tapi membuat arissa lemah tak berdaya.

"Ganteng kayak kelinci" gumam arissa tanpa sadar. "Kelinci mana ada yang ganteng, udahayok kerjain sekarang!!" jawab doyoung, yah kembali lagi kan sisi galaknya baruaja jantung arissa berdesir karna senyumannya.

///

Malam ini mama dan papa berkunjung sambil membawa banyak makanan salah satunya martabak manis untuk menemani putrinya mengerjakan tugas. Tak lupa mark—sepupu nya—dari kanada yang baru saja datang tadi sore ikut. Katanya mau kuliah di Indonesia padahal kampus diluar negeri lebih bagus. Aneh?

Berterimakasih juga pada kapten doyoung yang mau membantu arissa mengerjakan tugas skripsinya tadi siang. Sekarang wanita itu sudah menyelesaikan hampir 2 bab sendiri berbekal siraman rohani dari doyoung.

Flashback on

'Haduh capek' keluh wanita yang sedang merenggangkkan tubuhnya itu. Entahlah sudah berapa kali arissa mengeluh terus, untungnya doyoung dengan sabar menjawab dengan tenang.

'Kamu tuh ya dari tadi ngeluh aja' jawabnya galak.

'Jadi saya sekarang gak boleh ngeluh?' Tanya arissa.

'Boleh ngeluh, tapi jangan lebay' sahut doyoung. 'sesuatu yang berlebihan itu ga ada yang bagus kalau kebanyakan ngeluh nanti lupa bersyukur. Kalau kebanyakan mikir nanti ketinggalan buat bertindak. Kalau kebanyakan berekspetasi nanti kesakitan akibat realita. Proses hidup sejenis ini kan emang berat jadi wajar. saya juga dulu seperti kamu kok'.

Bener juga batin arissa yang sekarang terdiam, ia jadi berpikir panjang selama ini dia kebanyakan ngeluh. Sejenak arissa jadi sadar dan tertegun akibat ucapan doyoung barusan. Cewek itu menatap doyoung kagum, baru sadar bahwa yang ditatapnya menatap ia balik.

'Jangan natap saya gitu' ucap doyoung membuyarkan lamunananya. 'kamu bener-bener mandang saya galak ya?'

Tepat saat itu arissa terbatuk lantaran kaget akan pertanyaan doyoung barusan. Buru-buru ia menetralkan air mukannya 'saya nggak pernah ngomong kayak gitu kok' ucapnya membela diri sendiri.

'kamu nggak ngomong tapi wajah dan mata kamu yang memberi tahu saya. Udah ayok lanjut.'

Flashback off

"Ah shit! I kill you man"

"No no wait!"

"WHAT THE FUC—"

"Mark jhon your language"

"Hehe"

Suara umpatan mark dan jhonny memenuhi kesunyian ruang tamu di asrama malam ini mereka lagi main pubg ditemani mamah yang dari tadi menceramahi. Gimana gak ceramah habisnya mainan kok sambil ngumpat kata kata kasar mana pake bahasa inggris lagi untung papa lagi keluar sebentar yang ada habis dibabas bingkas nantinya.

"Adek?" suara mama memanggil membuat arissa yang lagi goleran di depan tv menatapnya "Apa mah?".

"Anterin ini untuk doyoung gih" suruh mama sambil memberikan sebungkus martabak ditangannya. "Ih kok adek, abang aja lah mah" tolaknya mentah-mentah sambil menggeleng. Habisnya suka geli sendiri kalo ngebayangin ekspresi doyoung tuh galak + dingin abis kulkas aja kalah.

"Abang lagi main sama mark ga bisa diganggu kamu ajalah lagi istirahat juga kan?" ucap mama, arissa membuang nafas pasrah sedetik kemudian ia berdiri dan mengambil sebungkus martabak yang ada ditangan sang ibu. "Makasih ya cantik".

Sekarang arissa sudah berada tepat di depan pintu kediaman kapten doyoung. Berkali-kali ia mengurungkan niat nya untuk mengetuk pintu. Tangannya keluar keringet sangking gugupnya mengingat percakapan doyoung yang mengetuk pikirannya tadi siang jadi malu sendiri arissa. Dalam hatinya berdoa semoga malem ini doyoung agak jinakan.

Ternyata anak psikologi bisa kayak gini juga ya?

"Assalamualaikum...mas" finalnya sambil mengetuk pintu. Tak berapa lama pintu terbuka menampakkan doyoung dengan kaos putihnya ditambah celana training pendek seperti milik jhonny "Apa?" Tanya nya.

"Ini mau ngasih martabak dari mamah" ucap arissa sambil memberikan plastic bewarna putih itu ketangan doyoung.

"Oh makasih..Tunggu sebentar!" doyoung kembali masuk kedalam rumahnya meninggalkan arissa sendirian di depan pintu. "Ayok!" ucapnya tiba-tiba"

"Kemana?"

"Ya kerumah kamu lah. mau ngasih ini titipan dari ibu saya. Sekalian mau main sama jhonny." Jawabnya sambil tangan kanan nya mengangkat sebungkus tas kertas bebas ke atas setelah menutup pintu. "Oh".


///


"Doy bilangin sama ibu kamu makasih ya tante suka sama kainnya halus bener motifnya bagus lagi" ucap mama sambil memperlihatkan kain bewarna coklat muda yang sudah tertata rapi di badannya.

"Gimana bagus gak pah?" tanyanya pada papa yang lagi asik ikutan main pubg bersama doyoung, jhonny dan mark.

"Bagus banget mah"

"emangnya ibunya mas doyoung dari mana?" Tanya arissa kepo padahal matanya masih focus pada laptop dihadapannya.

"Dari Yogyakarta pulang kampung"

"Wih" ucapnya kagum. "Padahal kalo dipikir-pikir orang Yogyakarta kalo ngomong halus bener ya kenapa mas doyoung nggak?"

"HUS!!"














Mulutnya arissa ya kalo ngomong suka bener. Ada yang bisa jawab kenapa mas doy bisa galak gitu?

Maaf ya agak pendek, chapternya

Besok aku bagi rapotloh doain nilainya gede gede ya, aamiin. Kalian juga selamat berliburan🤗

Jangan lupa votmentnya seperti biasa ya😊



Half Cold ; With Doyoung (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang