Salwa melebarkan langkahnya dengan cepat. Mulut berkomat-kamit serta tangan yang menutup sebagian wajah. Diri nya baru saja melihat seorang pasien yang telah meninggal di kamar jenazah. Sebab mengantar seorang keluarga. Bulu kuduk pun seolah ikut berpartisipasi. Dalam artian kata berdiri.
Pasien yang baru saja dilihatnya adalah seorang Tentara. Sama seperti Jeffrey disana. Meninggal karna sebuah tugas Negara. Tangis kuasa pun tak dapat dibendung saat berdiri di ruangan tadi. Memilih beranjak serta keluar duluan. Salwa berupaya tidak ingin menangis barang sehari saja.
Berputar arah.
Salwa yang kini berlari menuju tangga darurat. Membuka serta menutup pintu itu dengan kencang. Mengabaikan alunan suara berat akibat panggilan dari seorang lelaki di luar sana. Tenang ini hanya ilusi. Atau dirinya baru saja melihat hantu tampan? Yang sialnya adalah Jeffrey seorang!
Berulang kali Salwa melihat tangga di bawah sana. Tidak ada orang satu pun. Yang biasanya banyak sekali dokter magang hilir mudik menggunakan tangga. Tapi kemana semua orang itu?!
"Salwa? Ini aku, buka pintu nya" Yang sekarang hampir menangis. Salwa menjerit dalam hati, tidak terpikirkan sama sekali. Mana ada hantu yang meminta untuk di buka-kan pintu. Maka seperkian detik kemudian ia memandang gagang besi itu dengan perasaan gusar. Menghilangkan pikiran bahwa yang memanggilnya adalah setan tampan.
"Aku kangen"
Dua kalimat, berisi Sembilan huruf. Yang mampu membuat Salwa jatuh hingga terduduk lemas. Bahkan Jeffrey belum sempat untuk merengkuh nya. Ini beneran. Dan terlalu nyata. Salwa bak orang gila.
"Kamu kenapa? Ada yang sakit?"
"Mas Jeffrey?" mengabaikan pertanyaan yang baru saja terlontar. Salwa memandang siluet kekasih yang sangat di rindukan-nya.
"Iya"
"Mas Jeffrey?"
"Iya salwa, aku disini. Dan aku—kembali, maaf karna membuat kamu nunggu selama ini"
Sama seperti yang Arissa lakukan di episode akhir kemarin. Salwa kini menangis, yang sedikit membedakannya adalah memeluk Jeffrey dengan kuat. Sedetik kemudian memandang atensi lelaki didepannya.
Luka lebam di sekitar kelopak mata, dengan gips di tangan sebab patah tulang. Jangan lupakan kaos loreng yang memiliki banyak sobekan dan simbahan darah dibeberapa tempat. "Kamu selama ini kemana?"
Masih diselingi isak tangis. Jeffrey membantu kekasihnya untuk bangkit. "Cerita nya panjang, sayang"
"Mas Doyoung dimana?"
Menghalau cairan bening disana. Arissa kini bangkit dengan kecepatan kencang. Menilik seluruh tubuh milik Doyoung sang kekasih hati. Terdapat banyak sayatan luka disana. "Mas Doyoung duduk dulu, biar aku ambilin baju buat ganti"
Terlalu cepat. Belum sempat Doyoung menarik lengan Arissa, gadis itu kini sudah kembali dengan beberapa peralatan mandi serta obat P3K di tangan nya. Mendudukan diri dengan posisi senyaman mungkin. Luka luka kecil di wajah benar-benar mengganggu.
"Tahan kalau misalkan sakit ya, mas?"
Tidak menghiraukan. Lengan Doyoung kini sudah berada di punggung sempit milik Arissa. Memusatkan kepala di atas bahu yang ada. Mencari kehangatan yang selama ini di rindukan.
"Hampir setahun lebih, Rissa"
Elusan demi elusan dirasa. Tersenyum walau mata mengelurkan banyak cairan bening disana. Terlampau bahagia. Ini bukan mimpi atau ilusi belaka. Terlalu nyata bahwa bukti fisik yang di tunjukkan membuat perasaan membuncah di dada.
![](https://img.wattpad.com/cover/207098283-288-k848114.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Cold ; With Doyoung (√)
FanfictionTentang dia, lelaki yang banyak menyimpan kenangan buruk akibat masalalu nya. Ketika perkataan dan perbuatan orang terdekat yang bisa melukai perasaan nya sendiri. Dia doyoung dengan segala perasaan yang ada di hatinya. Mendeklarasikan kata menjadi...