Malam itu keduanya pulang dari pantai Rancabuaya dengan senyum bahagia yang tidak pudar dari wajah. Arissa yang memeluk tubuh milik Gita dan Arnan dengan erat, mengatakan bahwa dirinya baru saja dipinang oleh seseorang yang tidak lain adalah si Ridhoyoungi Bagaskara.
Arnan dan Gita yang tentu saja senang mendengar kabar tersebut langsung dari putri bungsunya—Arissa. Tangisan haru pun tidak dapat di bendung. Putri kecilnya yang kini telah beranjak dewasa dan dipinang oleh seseorang.
Menelepon si sulung Syhauqi. Johnny yang tentu saja sangat senang mendengar kabar tersebut, melaju dari rumahnya menuju kediaman keluarga besar dengan kecepatan sedang sebab ia sedang membawa bayi.
Arissa merebahkan diri di atas kasurnya dengan wajah memerah. Menahan malu sebab mengingat kejadian tadi sore, tepat saat Doyoung yang dengan sigapnya menyematkan sebuah cincin di jari manis Arissa. Mengatakan bahwa ia adalah pria yang buta akan cinta.
Arissa terkekeh pelan dan kembali menenggelamkan kepala di atas bantal. Perasaan yang terlalu membuncah ini tidak dapat dibendung. Mendengar suara dering gawai, menandakan ada panggilan masuk. Arissa mengangkatnya dengan senyum tertahan.
"Kurang ajar lo!" Bahkan belum sempat gawai tersebut sampai di samping telinga Arissa. Umpatan indah sudah menyapanya.
"Apaan sih, baru telepon udah cursing. Salamnya mana?" tanya Arissa.
Sedang yang ditanya di seberang sana, memutar bola mata dengan gemas. "Assalamualaikum, lo barusan dilamar sama Mas Doyoung?" Salwa bertanya langsung, membuat Arissa menganggukkan kepala kencang. Sedikit lupa bahwasannya temannya itu tidak dapat melihat.
"Iya," jawab Arissa dengan cengiran lebar.
"Anjir!" Lagi-lagi Salwa mengumpat dan berkata kasar.
"Nggak ada kata lain selain 'anjir', Wa?" tanya Arissa jengah. "Minimal kasih ucapan selamat atau doa gitu," saran Arissa. Merasa lelah dengan sikap dan tutur kata Salwa yang selalu berkata kasar jika sedang bersama dirinya.
"By the way, lo tau dari mana?" tanya Arissa heran.
"Mas Jeffrey, hehe."
"Pokoknya gue nggak bisa untuk berhenti ngomong 'anjir'. Eh tapi selamat ya cantik. Akhirnya bisa nyusul gue juga lo." Salwa berucap demikian mengundang decakan serta putaran bola mata malas dari Arissa.
"Excuse me?" Belum sempat Arissa menjawab perkataan yang dilontarkan Salwa, pintu kamarnya diketuk dan dibuka lebar. Mark lah sang pelakunya. Pemuda asal Kanada tersebut menyengir lebar sembari membenarkan letak kacamatanya yang turun dari pangkal hidung.
"Ada Bang John di bawah, Mbak," ucap Mark memberi tahu, membuat Arissa menganggukkan kepala tanda mengerti. "Oke, thankyou dear," ucapnya sebelum melihat Mark yang menghilang di balik pintu.
"Teleponnya gue tutup dulu ya?" tanya Arissa. "Ada Bang John di bawah barusan dateng."
Mengangguk mengerti, Salwa tersenyum lebar dan mengangguk walau tidak dilihat oleh Arissa. "Oke, tapi lo hutang cerita sama gue ya!" ujar Salwa dengan nada bicara mengancam.
"Iya-iya. Yaudah, Assalamualaikum."
Menutup panggilan suara yang sedang berlangsung, Arissa turun dari atas kasur dan segera berlari menuju lantai bawah. Melihat Moza yang sedang di gendong Arnan membuat dirinya memekik girang. "Halo ponakan," ujar Arissa sembari berjalan mendekat.
"Main sama Moza nanti aja, sekarang kita ke balkon atas yuk!" Johnny yang dengan seenak jidatnya menarik lengan Arissa untuk berjalan mengikuti langkahnya menuju lantai atas.
![](https://img.wattpad.com/cover/207098283-288-k848114.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Cold ; With Doyoung (√)
FanficTentang dia, lelaki yang banyak menyimpan kenangan buruk akibat masalalu nya. Ketika perkataan dan perbuatan orang terdekat yang bisa melukai perasaan nya sendiri. Dia doyoung dengan segala perasaan yang ada di hatinya. Mendeklarasikan kata menjadi...