Part 11

582 110 48
                                    

Di hari Kamis pagi yang cerah ini, seluruh murid kelas 12 IIS 2 mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di lapangan SMA Labschool

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hari Kamis pagi yang cerah ini, seluruh murid kelas 12 IIS 2 mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di lapangan SMA Labschool. Cabang olahraga yang diajarkan oleh Pak Ilham—selaku guru Pendidikan Jasmani—yaitu latihan kecepatan (speed).

Pak Ilham memberi penjelasan singkat terlebih dahulu seputar kecepatan. Seluruh murid yang berdiri tegak di hadapannya mendengarkan dengan seksama. Sonya yang berdiri di barisan tengah kebetulan posisinya di samping Dhika. Tak sengaja Sonya melirik wajah Dhika yang tampak pucat.

"Dhika, lo kenapa?" tanya Sonya pelan.

"Kenapa apanya? Gue baik-baik aja," jawab Dhika santai.

"Tapi kok muka lo pucat, ya?" Sonya masih tidak yakin.

"Cuma perasaan lo aja, kali."

Penjelasan tentang kecepatan sudah diberi oleh Pak Ilham. Sebelum olahraga dimulai, Pak Ilham meminta seluruh murid 12 IIS 2 untuk pemanasan terlebih dahulu.

Pak Ilham mulai menginstruksikan gerakan pemanasan di depan seluruh murid. Dengan teliti mereka meniru gerakan Pak Ilham.

Namun hal yang tidak diinginkan mulai menghampiri Dhika. Ya, cowok itu sakit perut di saat jam pelajaran olahraga.

Kenapa gue pakai acara sakit perut segala, sih? Nyusahin aja lo.

Dhika menggerutu dalam hatinya. Sebisa mungkin ia menahan rasa sakit pada bagian perutnya, supaya dapat mengikuti mata pelajaran ini dari awal sampai akhir.

Tak pakai lama, pemanasan sudah selesai, kemudian Pak Ilham mengarahkan seluruh murid untuk berlatih kecepatan, salah satunya lari bolak-balik/shuttle run.

"Kalian harus buat kelompok dengan jumlah lima orang untuk melakukan shuttle run," bunyi instruksi dari Pak Ilham.

Langsung saja mereka semua membentuk kelompok dengan jumlah anggota yang sudah ditentukan.

"Son, kelompokan sama gue, yuk!" ajak salah satu gadis yang bernama Utari.

"Boleh," jawab Sonya.

"Itu si Dhika udah dapat kelompok, belum?" tanya Utari.

"Belum, sih."

"Ajak dia juga, dong. Sekalian si Brian sama Anin ikut kelompok kita. Jadinya kan pas, tuh."

"Gue setuju sama lo. Bentar ya, gue samperin mereka dulu."

"Oke."

Sonya menghampiri Dhika, Brian, dan Anin yang masih kebingungan mencari kelompok.

"Mending kalian bertiga satu kelompok aja sama gue. Utari yang ngajakin," tukas Sonya.

"Wah kebetulan ada yang ngajakin, ayo kita gabung sama Utari."

Anin senang kala Sonya mengajak dirinya serta Dhika dan Brian untuk bergabung di kelompok Dira.

"Ya udah deh gue ngikut aja," ujar Dhika.

Sekali Ini Saja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang