Part 15

545 96 34
                                    

Sabtu pagi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu pagi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk....

Hari yang dinanti telah tiba, yaitu Dhika hendak memeriksakan kondisinya pada seorang dokter gastroenterologi yang bernama Almira. Sebelumnya, ketika di rumah sakit, Irsyad menceritakan pada Dokter Almira tentang apa yang dirasakan oleh Dhika pada bagian perutnya.

Tadi malam, Safira mendapat kabar dari Irsyad bahwa Dokter Almira bersedia untuk memeriksa Dhika. Pria itu memberi nomor Whatsapp milik Dokter Almira agar Safira bisa membuat appoinment.

Apa lagi, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu dulunya merupakan adik kelas Irsyad di SMA Bina Nusantara, Jakarta. Tentu saja Dokter Almira tidak keberatan ketika Irsyad meminta dirinya untuk memeriksa keponakannya.

Dhika kembali menginjakkan kakinya ke Siloam Hospitals Kebon Jeruk bersama Safira dan Marsha. Kakaknya itu sudah memberi kepercayaan pada karyawannya agar menjaga store di Plaza Indonesia dengan baik.

Safira, Dhika, dan Marsha duduk di kursi khusus antrian pasien di depan ruang praktek dokter. Kebetulan kata suster yang berjaga, Dokter Almira sedang memeriksa satu orang pasien.

"Kamu takut, Dek?" tanya Marsha pelan.

"Biasa aja, Kak," jawab Dhika santai.

"Jangan bikin mama tegang," ujar Safira.

"Tegang kenapa, Ma?" tanya Dhika dengan polosnya.

"Mama tegang mikirin hasil pemeriksaan kamu nanti gimana."

Marsha berusaha menenangkan mamanya. "Jangan terlalu dipikirin, Ma. Aku yakin semua pasti baik-baik aja."

Di tengah pembicaraan, sudah ada satu pasien yang keluar dari ruang praktek dokter. Berarti setelah ini giliran Dhika yang akan menjalani pemeriksaan.

Jangan sampai feeling Irsyad tentang penyakit itu jadi kenyataan. Safira membatin demikian dalam hatinya.

"Permisi, apa betul ini dengan keluarga pasien atas nama Andhika?" tanya seorang suster yang menghampiri Safira, Dhika, dan Marsha.

"Iya, betul. Ada apa?" Dhika kembali bertanya.

"Mas Dhika bisa langsung temui dr. Almira di ruangannya."

"Baik, Suster. Terima kasih."

"Sama-sama."

Sebelum masuk ke ruangan, Safira berkata pada Marsha, "Kamu tunggu dulu di sini nggak papa, kan? Mama mau temanin Dhika di dalam,"

"Nggak papa, Ma."

"Ya sudah, kalau gitu mama sama Dhika langsung masuk."

"Oke."

Safira dan Dhika masuk ke dalam ruang praktek Dokter Almira, dan di sambut oleh pemandangan dr. Almira yang sedang mencuci tangan di wastafel.

"Selamat pagi, Dokter." Safira menyapa Dokter Almira dengan hangat.

Sekali Ini Saja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang