Part 27

359 40 31
                                    

Hilman dan Dhika sedang berada di meja makan untuk sarapan dengan ditemani Safira, sedangkan Marsha masih terlelap karena biasanya ia bekerja sekitar pukul 10 pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hilman dan Dhika sedang berada di meja makan untuk sarapan dengan ditemani Safira, sedangkan Marsha masih terlelap karena biasanya ia bekerja sekitar pukul 10 pagi. Menu sarapan kali ini adalah sandwich dan kentang goreng, sedangkan untuk minumnya adalah susu vanila.

"Dhika, gimana program bimbel kamu di sekolah?" tanya Hilman seraya menyantap kentang goreng.

"Alhamdulillah lancar, Pa. Walaupun kadang suka malas tiap kali ada bimbel," jawab Dhika.

"Nggak papa. Wajar, kok. Yang penting kamu harus bisa lawan kemalasan itu supaya urusan kamu selalu diberi kelancaran," tutur Hilman.

"Untung ya di sekolah kamu ada bimbel. Jadi kamu nggak perlu daftar ke tempat bimbel lain," timpal Safira.

"Iya, nih. Aku nggak perlu ribet ngarur waktu buat belajar, kerjain PR, sama ikut bimbel di luar."

"Kamu jangan lupa jaga kesehatan, ya. Biar nggak gampang sakit, terutama perut kamu. Mama nggak mau kamu sakit perut lagi."

Dhika hanya tersenyum tipis mendengar nasihat Safira, lalu dalam hati ia berkata, "Gue udah tahu yang sebenarnya."

"Giat belajar memang harus, tapi kamu jangan terlalu memforsir tenaga," kata Hilman.

"Siap, Pa."

"Dhika, hari ini mama bawain kamu bekal chicken egg roll sama sawi tumis. Jangan lupa dimakan, ya."

Safira mengingatkan Dhika agar tidak lupa makan bekal yang sudah ia masak usai subuh tadi, sedangkan cowok itu hanya mengangguk saja dan memasukkan kotak makanan ke dalam tas ransel.

Mereka sarapan sambil berbincang hangat dan tak terasa sarapan mereka sudah habis tak tersisa, begitu juga dengan susu vanila. Usai sarapan, Hilman dan Dhika segera pergi dan tidak lupa untuk berpamitan dengan Safira.

"Aku berangkat dulu ya, Fir," ujar Hilman yang kemudian mengecup dahi Safira, lalu dibalas oleh Safira yang mencium tangannya.

"Aku juga berangkat." Dhika pamit seraya mencium tangan kedua orang tuanya.

"Kamu nggak lupa jemput Sonya, kan?" Hilman memastikan.

"Nggak, kok. Dia udah nunggu aku di rumahnya," jawab Dhika.

"Kalian hati-hati di jalan, ya," pesan Safira.

"Oke!"

****

Di sisi lain, Sonya dan Danu baru selesai sarapan. Keduanya menunggu transportasi masing-masing di teras rumah. Danu menunggu ojek online, sedangkan Sonya menunggu jemputan Dhika.

"Mas Dhika masih lama, ya?" tanya Danu.

"Nggak lama-lama banget, sih," jawab Sonya yang lagi ngaca pakai hand mirror karakter Cooky—kelinci merah muda—yang selalu ia bawa ke mana saja.

Sekali Ini Saja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang