Part 20

449 82 41
                                    

Sabtu pagi pukul 09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu pagi pukul 09.32 WIB di Dunia Fantasi, Ancol....

Marsha dan Anka sudah berada di area Dufan. Hari ini, mereka terlihat kompak dengan memakai baju yang warnanya senada. Anka senang akhirnya bisa menginjakkan kaki ke Dufan untuk refreshing di tengah kesibukannya sebagai pemilik online shop di bidang food and beverage.

"Sha, selfie yuk!" sahut Anka yang sudah membuka kamera depan handphone.

"Hayuk,"

Cekrek!

Anka mengajak Marsha selfie menggunakan handphone miliknya sebanyak lima kali. "Lihat, dong," pinta Marsha.

"Nih." Anka menyodorkan hasil foto selfie pada Marsha.

"Ya ampun muka gue tambah glowing jadinya," canda Marsha.

"Mbaknya bisa aja deh," balas Anka.

"By the way kita main wahana apa dulu, nih?" tanya Marsha.

"Mmm ... gimana kalau kita ke wahana roaller coaster dulu?"

"Boleh, yuk!"

Keduanya bergegas ke wahana halilintar, sambil sesekali merekam suasana Dufan yang kebanyakan pengunjungnya adalah kaum millenials.

"Marsha, lihat sini dong!" seru Anka.

"Oh, hai!" Marsha melihat ke kamera depan handphone milik Anka.

Sekarang mereka sudah berada di antrian wahana halilintar. Mendengar jeritan para pengunjung di atas sana membuat perut Marsha serasa diaduk, tetapi dia juga tidak sabar untuk segera menaiki wahana menantang itu.

"Duh, perut gue rasanya kayak diaduk," kata Marsha.

"Kalau gue malah serasa sesak napas," jawab Anka.

"Tapi seru loh, kita bisa teriak sepuasnya di atas sana."

Tak lama kemudian, beberapa pengunjung Dufan turun dari wahana halilintar. Kini giliran Marsha, Anka, serta pengunjung lain yang hendak naik ke atas sana. Tentu saja Marsha dan Anka duduknya sebelahan.

"Deg-degeun gue ya ampun," kata Anka sambil memegang tangan Marsha. Si empunya hanya cekikikan mendengar perkataan Anka.

Beberapa orang sudah duduk di tempat masing-masing serta memasang alat pengaman wahana tersebut. Anka merapalkan doa di dalam hatinya, sedangkan Marsha justru tampak excited.

"Santai aja, Ka." Marsha menghibur Anka.

"Hehe ..."

Pada akhirnya wahana halilintar dimainkan. Semua pengunjung yang menaiki wahana itu berteriak sekencang mungkin untuk menyalurkan rasa takut atau bahkan melepas sejenak beban di hati.

Sekali Ini Saja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang