EITS! NAPAS DULU SEBELUM BACA!
JANGAN LUPA TAHAN EMOSI, BARANGKALI UPDATE-AN HARI INI TAK SESUAI EKSPEKTASI KALIAN, HEHEHE...
HAPPY READING SAHABAT~
🐢🐢🐢
Di dalam pekatnya langit malam yang menghitam dengan hamparan salju yang menjadi latar belakang, seorang lelaki tampak sedang membuntuti seorang wanita tua dari jarak yang cukup jauh. Sebuah kristalan yang berbinar tampak menghiasi mata elangnya dengan hati tersayat yang disebabkan oleh kenangan masa lalu yang mustahil untuk ia lupakan.
"Yeri-ya, maafkan aku." Lirihnya. Merutuki diri sendiri bukanlah hal yang asing pada lelaki beralis tebal dengan wajah tampannya itu. Disaat sedang hikmat-hikmatnya mengamati sang istri dari kejauhan, tiba-tiba sorot mata elangnya pun menangkap sosok Nana yang sedang berjalan menghampiri si wanita tua itu.
"NENEK! NANA BANTUIN YA, NEK!" Lelaki itu berlari menghampiri si Nenek yang sedang berjalan tergopoh dengan barang dagangannya. "Aigo... terima kasih anak muda," ucapnya seraya mengusap rambut Nana yang sedikit kecokelatan. Lelaki itu lantas tersenyum malu sekaligus merasa seperti kembali pada masa lalu saat dirinya menjadi arwah tersesat. Nana kemudian melirik cincin si Nenek sekilas, lalu disusul dengan rekahan senyum manisnya.
"Cincin Nenek bagus sekali, Nek." Ucapnya, Nenek itu pun tersenyum kemudian kepalanya menengadah keatas langit sambil menatap ribuan bintang yang berkelap-kelip di atas sana. "Iya, seseorang yang kini beristirahat di atas sana yang memberinya." Matanya berbinar terang saat dirinya mengingat masa lalunya. "Nenek pasti sangat mencintainya." Hibur Nana, padahal Nana sendiri tahu siapa sosok yang dimaksud oleh Nenek itu, siapa lagi kalau bukan suami hantunya yang kini entah pergi kemana.
"Walaupun dia sudah tak lagi menunjukkan wujudnya dihadapanku, tapi aku yakin jika dia masih berkeliaran di sekitarku." Terangnya seraya menatap bola mata Nana penuh arti. Nana yang saat itu diajak mengenang masa lalunya pun tersenyum sumringah. Dia benar-benar senang melakukan percakapan ini, walaupun isi percakapannya jauh berbeda dengan percakapan saat dirinya menjadi suami hantu seorang Kim Nami.
"Nenek kenapa keluyuran sendirian di tengah malam begini, Nek? Bahaya!" Nana mengucapkan kalimat yang kala itu pernah ia ucapkan kepada Nenek ini. Sang Nenek malah tersenyum sambil mencubit pipi Nana gemas. "Nenek suka berjalan di tengah malam begini."
"Bagaimana kalau ada orang mau jahatin Nenek?"
"Apanya yang mau dijahati? Nenek tidak punya apa-apa selain cincin yang tak akan pernah bisa dilepas oleh siapapun ini."
"Tunggu!" Nana menghentikan langkahnya setelah ucapan sang Nenek berakhir. Nana pun menolehkan pandangannya pada wajah si Nenek.
"bukankah kau yang kemarin berada di rumah si Seulgi?" Nana hampir saja tersedak oleh air liurnya sendiri. "Ba-bagaimana Nenek bisa...," ucapannya terpotong. "Nenek bisa melihat hal astral karena cincin ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
TURN BACK TIME ✔️
Non-Fiction🚫ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ᴍᴇʀᴜᴘᴀᴋᴀɴ ʟᴀɴᴊᴜᴛᴀɴ ᴅᴀʀɪ ᴄᴇʀɪᴛᴀ "ɴᴀɴᴀ". ᴊᴀᴅɪ, ᴅɪsᴀʀᴀɴᴋᴀɴ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ ʙᴀɢɪᴀɴ ɪɴɪ ᴀɢᴀʀ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ "ɴᴀɴᴀ" ᴛᴇʀʟᴇʙɪʜ ᴅᴀʜᴜʟᴜ🚫 ➖ 𝒩𝒶𝓂𝒾-𝓎𝒶, 𝓉𝓊𝓃𝑔𝑔𝓊 𝒶𝓀𝓊. 𝒜𝓀𝓊 𝒶𝓀𝒶𝓃 𝓂𝑒𝓇𝓊𝒷𝒶𝒽 𝓈𝑒𝓂𝓊𝒶 𝒿𝒶𝓁𝒶𝓃 𝒸𝑒𝓇𝒾𝓉𝒶 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝓅...